Selasa, 27 Desember 2011
menanti hadirnya anggota baru
Selasa, 22 November 2011
terimakasih eyang..
Kamis, 10 November 2011
petikan gitar
Selasa, 08 November 2011
lukisan ikhsan
Kamis, 27 Oktober 2011
label baju
"ibu ada labelnya ga?"
"aku mau lihat labelnya...!"
Ketika ikhsan sudah menemukan labelnya kemudian dia akan ribut lagi cari gunting.
"ibu, mana gunting?"
"Lha mau buat apa to?" tanya saya
"mau buat motong labelnya." jawab ikhsan pendek.
Selasa, 18 Oktober 2011
belajar membaca
Kamis, 13 Oktober 2011
saat perpisahaan
Senin, 10 Oktober 2011
Book Review: Simfoni di Dalam Diri
Dari judulnya, sudah bisa tertebak bahwa buku ini berisi ulasan mengenai kehidupan. Sang pegarang buku ini- Gede Prama- adalah penulis tetap pada harian kompas. Setelah puluhan tahun tinggal dan bekerja di Jakarta, Gede Prama menghabiskan tiga tahun terakhir (2006-2009) di Bali untuk merangkai tulisan di buku ini.
Minggu, 02 Oktober 2011
Batikkan harimu! – proses panjang sehelai kain batik
Jumat, 30 September 2011
menikah?????
Senin, 26 September 2011
mari berubah menjadi lebih baik
Senin, 19 September 2011
story puding: cinta dalam hati
Bapak saya berasal dari keluarga petani di sleman, sedangkan ibu dari keluarga guru di kutoarjo. Perbedaan budaya keluarga jelas terlihat diantara kelauarga besar bapak dan ibu. Keluarga besar ibu sangat mementingkan pendidikan dan pekerjaan sebagai pegawai negeri. Semua kakak dan adik ibu adalah pegawai negeri dan mengenyam pendidikan. Sedangkan dari keluarga bapak, karena latar belakang petani, maka pendidikan tidak begitu menjadi prioritas. Hanya beberapa orang anak dari embah yang jadi pegawai termasuk bapak. Selebihnya adalah bertani dan berdagang di pasar.
Kamis, 15 September 2011
cerita lebaran (lanjutan)
Selasa, 13 September 2011
the sweetest memorie
Nyari-nyari foto yang sweetest memorie emang susah. Soalnya banyak foto yang punya cerita dan kenangan sendiri-sendiri. Setelah ngubrek-ubrek file, akhirnya saya milih foto ini.
Foto ini diambil di tahun 2007 saat ikhsan berumur 4 bulan. Waktu itu kami menghadiri sawalan keluarga di bantul dan pertama kali pake baju kembaran sekeluarga. Dan pas kondisi saya benar-benar pulih setelah melahirkan ikhsan. Melahirkan ikhsan, memang sebuah perjuangan yang tidak mudah. Saya dinyatakan positif hamil setelah 1,5 tahun menikah. Dan harus opname di RS sampai 2 kali selama masa kehamilan. Morning sickness yang parah membuat saya dehidrasi dan harus opname di usia kehamilan 7 minggu.. Morning sickness masih terus hadir selama 9 bulan kehamilan. Memasuki bulan ke 8, saya mengalami kontraksi hebat dan harus opname lagi. Alhamdulillah, kehamilan masih bisa dipertahankan sampai HPL. Proses melahirkan pun ternyata tidak mudah. Saat itu saya baru bisa merasakan beratnya perjuangan seorang ibu bagi anaknya. Perjuangan antara hidup dan mati. Dan saya jadi teringat pada almh. Ibu, sungguh saya merindukannya saat saya mengalami perjuangan antara hidup dan mati itu.
Proses pembukaan memakan waktu sekitar 7 jam, setelah bukaan komplit ternyata bayi tak kunjung keluar. Setelah berjuang mengejan hampir 2 jam, akhirnya saya menyerah untuk di-sesar karena terjadi bleeding. Tepat jam 16.00, tanggal 30 Juni 2007, lahirlah seorang bayi laki-laki dari perut saya. Mas yang meng-adzani telinganya.
Pasca sesar, ternyata saya mengalami komplikasi. Bekas luka jaitan basah dan terus mengeluarkan cairan. Saya juga sempat mengalami baby blues. Treatment yang dilakukan dokter adalah memencet bekas luka dan membuat luka baru karena tubuh saya menolak benang yang ditanam sehingga terus-menerus mengeluarkan cairan. Wuih, rasanya seperti diiris pisau lagi, perihnya mak... Saya selalu menangis menahan perihnya, habis ga dibius sama dokternya. Mas yang menemani saya juga ikutan mringis-mringis kayak nahan sakit juga. Dan kejadian ini berlangsung terus sampai 3 bulan. Menjelang masa cuti saya habis, Alhamudulillah luka bekas jaitannya saya juga mulai mengering.
Ketika hari idul fitri tahun 2007 tiba, kondisi saya sudah fit dan ok, jadi bisa berpose cantik bareng ikhsan dan mas :)
Postingan ini diikutsertakan dalam 1st Giveaway: The Sweetest memories-nya jeng orin
Nb: maaf ya jeng malah isi postingannya jadi curhat hehe...
Jumat, 09 September 2011
rapelan cerita
ultah mas
Saya juga nyiapin kado spesial buat mas. sstt...sinya rahasia.. hehe..
acara lebaran
Ceritanya bulik sri kangen sama suasana djogja yang dulu semasa ibu saya masih hidup hampir setahun sekali disambanginya. Mungkin bulik juga kangen sama ibu saya.
Kami semua sontak bergembira mendengar kabar kedatangan bulik. Kangen juga ngobrol ngalor-ngidul sama bulik, apalagi fisik bulik hampir mirip dengan ibu. jadi rasanya agak terobati rasa kangen kami dengan sosok ibu yang sudah lama meninggal. Bulik masih tampak sehat dan tidak lelah setelah menempuh perjalanan darat selama hampir 15 jam karena terkena macet karena arus mudik. Bulik datang dengan rombongan adik sepupu saya yang juga mau lebaran di djogja. Setelah mengantar bulik di rumah, sepupu saya melanjutkan perjalanan ke tempat saudaranya.
Dan hampir 4 hari bulik melewatkan lebaran bersama kami. Ngobrol dengan bulik ga ada matinya dewh. Ngomongin apa aja bisa dan tahan lama lho. Ga terasa ampe berjam-jam hehe...
Ketika bulik bertemu dengan kakak tertua saya, mba ratna, sontak bulik berkata," duh aku ketemu yu sum lagi." (yu sum adalah panggilan bulik kepada ibu saya).
kami hanya bisa tersenyum saja, memang penampakan kakak saya yang satu itu sangat mirip ibu.
ultah saya
ultah saya dan mas hanya terpaut sekitar 2 minggu, tapi jatuh di bulan berbeda. Hari ini saya genap berusia 32 tahun. Doh, ga terasa waktu berjalan begitu cepat. Di usia ini saya sudah punya suami dan anak. Dulu waktu masih kuliah, kalo ngebayangin umur sudah 30an, berasa tuwir banget. Ah, ternyata cepat banget rasanya saya melewati waktu hingga sampai di usia ini. Alhamdulillah, harapan dan keinginan saya sudah banyak yang tercapai. Saya sangat bersyukur atas rahmat dan karunia Allah kepada saya dan keluarga. Semoga di tahun-tahun mendatang saya bisa lebih bersyukur dan memanfaatkan rahmat dan karunia Allah kepada saya.
Tadi pagi saya dibangunkan oleh bisikan selamat ulang tahun dari mas.
"Met ultah ya jeng.."
Saya terbangun dan mendapat kecupan di pipi. Masih terkantuk-kantuk saya menerima bungkusan kado dari mas. Doh, senengnya dapat kado dari suami tercinta saat pertama kali mata melek dari tidur. Dengan penuh semangat saya buka bungkusan itu. Dan tralaaa..., sebuah tas cantik yang masih ada label harganya. Saya ngekek liatnya. Ketika saya tanya mas, kenapa label harganya ga dilepas saat bungkus kado? jawabannya simpel.
"Biar jeng tahu harganya, ga murah lho.." hihi..., ada-ada aja.
Anyway makasih mas, untuk surprise pagi ini.
Rabu, 24 Agustus 2011
kiriman hadiah
Dua hari yang lalu, kiriman dari JNE datang. Begitu lihat ada bungkusan, Ikhsan langsung spontan pengen buka. Menurut dia, ini hadiah buatnya. Ya sudahlah, tanpa komando langsung dibuka. Setelah bungkusan dibuka, Ikhsan rada kecewa karena isinya adalah jilbab swarna berwarna biru tua.
"Yah..., ini buat ibu, bukan buat aku," kata ikhsan sambil ngeloyor pergi.
hihi..., ya iyalah le, wong isinya jilbab.
ketika saya melihat-lihat jilbab itu, ikhsan mendekati saya dan mulai merengek, " ibu, kado buat aku mana? kok aku ga dapat kado?"
"ya, besok ya le," jawab saya pendek.
Ikhsan dan bapakna sepakat memberi komentar," Ibu cantik.."
Wah, jadi melayang dewh..
jadi, makasih mba Nia, mba Lidya,mba dey dan Pakdhe Cholik buat kadonya yang bikin saya dapat komentar "cantik" dari 2 lelaki ganteng di rumah.
Kamis, 18 Agustus 2011
marah pada anak
Untuk itu dibutuhkan tidak saja ketrampilan kognitif intelektual manakala orangtua akan menggunakan hak marahnya kepada anak, melainkan juga dituntut adanya ketrampilan emosional. Keterampilan kognitif intelektual tampak dari tujuan marah yang ilmiah, yakni karena kamu salah maka ibu dan bapak berhak untuk marah. Keterampilan emosional, tampak dari bagaimana ketepatan orangtua untuk mengekspresikan marahnya secara tepat.
Daniel Goleman menyodorkan empat langkah alternatif marah yang tepat terhadap anak. Empat langkah ini terdiri atas strategi SOCS (Situation, Option, Consequence, dan Solution). Artinya kita harus mengetahui:
1. situasi psikologis anak (badan anak capek, pikiran masih kacau atau anak memang tipe pemberontak)
2. alternatif hal-hal yang bisa dilakukan terhadap anak (menasehati langsung, menasehati tetapi ditunda setelah anak memiliki waktu yang tepat, menasehati biasa, menasehati dengan nada keras, dsb)
3. memikirkan segala konsekuensinya (anak menerima tanpa syarat, diterima dengan syarat, atau anak menolak nasihat orangtua)
4. mengetahui solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah anak.
Dari pengalaman saya, memang mengelola rasa marah terhadap anak sangat sulit. Terkadang saya kelepasan juga mengeluarkan kata-kata yang berintonasi agak keras terhadap Ikhsan kalau dia menolak nasehat saya dan tetap melakukan perbuatan yang menurut saya tidak tepat. Seperti kejadian kemarin sore ketika saya mengajak Ikhsan untuk buka bersama di masjid. Di masjid , setelah diisi pengajian menjelang buka, anak-anak termasuk Ikhsan pada ribut. Saya pikir itu wajar, namanya juga anak-anak, kalau ketemu teman-temannya pasti akan ramai. Mereka tidak bisa disuruh duduk berdiam diri menunggu adazan maghrib berkumandang seperti orang dewasa. Dan ketika sound sistem mesjid dicoba, orang yang nyoba ngetes mic-nya berkata," tes..tes.."
Mendengar itu, Ikhsan tertawa dan langsung menirukan dengan teriakan keras, "bas...bas...base.."
Nah, anak-anak yang lain tampaknya merasakan sensasi senang dengan menirukan apa yang dikatakan ikhsan. Jadi semua anak pada bilang, "bas...bas...base..," dengan suara lantang. Bisa dibayangkan betapa ramainya suasana mesjid waktu itu. Sampai saat buka puasa tiba, anak-anak dengan dipimpin ikhsan & yudis masih pada ribut bilang, "bas...bas...base..."
Saya mencoba memberitahu ikhsan supaya jangan teriak-teriak seperti itu, karena setiap kali ikhsan mengucapkan kata-kata itu, anak-anak lain akan mengikutinya. Sebentar kemudian ikhsan menuruti kata-kata saya, tapi selang beberapa menit diulang lagi. Doh, ampe tepok jidat dewh..
Sebelum sholat maghrib dimulai, saya sudah wanti-wanti sama ikhsan,
"Le, nanti kalau sholat jangan rame ya? Jangan teriak-teriak "bas..bas..base" ya? Ga usah ikut-ikutan mas Yudis teriak-teriak ya? Nanti ganggu ibu-ibu dan bapak-bapak yang sholat."
"ho o bu, " ikhsan mengiyakan dengan mantaps.
Setelah itu, ikhsan berlari ke deretan jamaah laki-laki. Eyang langsung mengambil posisi di antara ikhsan dan yudis. Niatnya misah 2 anak itu biar ga begitu ramai saat sholat dimulai. Yah, namanya anak-anak walau sudah diwanti-wanti tidak teriak-teriak pas sholat, tetep aja dua anak itu bergantian teriak "bas...bas...base..," Ya, jelas mengganggu konsentrasi jamaah lain. Selesai sholat, deretan ibu-ibu sudah pada ngomel-ngomel kalau teriakan anak-anak itu mengganggu konsentrasi. Salah satu ibu, langsung berdiri dan mengacungkan telunjuknya ke arah ikhsan dan memelototkan mata sambil bilang ,"kalau sholat ga boleh ramai," dengan intonasi tinggi. Doh, saya jadi ga enak ati banget. Niatnya melatih ikhsan sholat di mesjid, eh malah banyak orang yang terganggu sholatnya. Tanpa kata-kata saya beranjak bangun dan menggandeng tangan ikhsan. Saya ajak pulang. Walau ikhsan protes keras, kenapa dia buru-buru diajak pulang sementara teman-temannya masih di masjid. Saya tetep diam dan menarik tangannya.
Melihat saya hanya diam saja di jalan, rupanya ikhsan tahu kalau saya marah.
"Ibu marah ya? ibu kok diam saja?" tanya ikhsan sepanjang jalan menuju rumah.
"iya, ibu marah," jawab saya pendek.
"Kenapa?"
"Karena ikhsan rame di mesjid. Mengganggu orang-orang di mesjid."
Sampai rumah, ikhsan saya dudukkan di pangkuan saya dan saya coba memberitahunyabahwa kemarahan saya karena ikhsan melakukan perbuatan yang tidak pas. Karena saya jarang banget marah, ikhsan langsung nangis sesengukan. Saya minta dia berjanji tidak mengulanginya. Ikhsan tetep menangis. Saya peluk ikhsan dan saya tunggu sampai tangisnya reda. Setelah reda, ikhsan akhirnya mau berjanji tidak mengulang lagi. Dan sebagai "hukuman", malam itu saya tidak memperbolehkan ikhsan menonton acara shaun the sheep di tivi. Tanpa protes, ikhsan menerima "hukuman" saya.
Hari berikutnya, saya tetap mengajak ikhsan buka puasa di masjid. Saya wanti-wanti ikhsan sebelum sholat maghrib dimulai, bahwa kalau dia tidak ribut selama sholat maka dia boleh nonton shaun the sheep di tivi stelah sholat maghrib, tapi kalau masih ribut, maka ikhsan ga boleh nonton. Ternyata selama sholat, ikhsan dan yudis tetep ribut dan rame. Dan jamaah lain masih berkomentar negatif tentang keributan anak-anak itu. Saya tidak menegur atau memarahi ikhsan langsung di mesjid. Saya hanya diam dan langsung menggandeng tangan ikhsan, mengajak pulang. Sampai di rumah, saya bilang ke Ikhsan kalau dia tadi masih rame di mesjid jadi tidak boleh nonton shaun the sheep.
"Iya, aku tadi masih rame," ikhsan mengakui kesalahannya. "Aku ga nonton shaun the sheep, aku mainan aja."
Kemudian saya tidak membahas lagi. Saya pikir ikhsan sudah mengerti tentang sebab-akibat dari perbuatannya. Jadi sore ini, saya tetap akan ajak ikhsan ke mesjid. Saya pengen membuktikan tentang konsep saya tentang"reward-punishment." Semoga ikhsan mengerti, tanpa saya harus marah-marah dengan kata-kata berintonasi tinggi.
Senin, 15 Agustus 2011
6th annyversary
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, yang telah mencurahkan rahmatnya kepada kami.
Alhamdulillah selama 6 tahun ini, kami bisa saling belajar memahami, menyayangi dan mencintai. Walau kadang kala ada percik-percik perbedaan, itu membuat kami lebih menghargai satu sama lain.
Saya juga bersyukur mendapat suami yang sangat pengertian dan sabar dalam membimbing saya. Semoga keluarga kami senantiasa terbingkai menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah dan dikaruniai anak-anak yang soleh dan solihah. Amien...
Luv you mas...
Rabu, 10 Agustus 2011
lepi baru
Saya lagi sumringah karena 2 minggu yang lalu mas mbelikan lepi baru buat saya. Sebenarnya semua pekerjaan bisa saya selesaikan di kantor. Saya juga jarang banget mengerjakan kerjaan kantor di rumah. Kalau di rumah ya melulu ngurusin ikhsan. Di kantor sudah ada kompi buat saya, jadi rasanya belum butuh lepi.
Memang sih sesekali saya pinjem lepi-nya mas buat ngerjakan kerjaan kantor. Nah, karena akhir-akhir ini saya beberapa kali dapat tugas keluar kantor yang mengharuskan saya bawa lepi sendiri, akhirnya mas berbaik hati mbeliin saya lepi. Alasannya daripada saya musti minjem lepi-nya mas. Ah, alasan apa pun, saya tetep jingkrak-jingkrak seneng hehe...
Bukan saya saja yang seneng, Ikhsan juga ikutan seneng soalnya bisa ikutan make lepi buat maen game atau buka gambar-gambar di google.
Sekarang saya jadi punya banyak kesempatan buat ngenet di rumah hehe.. tapi kalau ketahuan ikhsan, pasti deh saya yang harus ngalah. Ikhsan lagi seneng cari gambar-gambar pesawat di google. Selain itu juga heboh liat video pesawat landing di youtube.
Saya juga bisa melampiaskan hasrat untuk menulis. Semoga jadi rajin nulis dan apdet blog hehe..
Sekali lagi, makasih ya mas... ;)
Senin, 08 Agustus 2011
cincin terakhir
“Kalau capek, istirahat dulu mba,” suara Ida mengingatkan.
“Enggak kok Da, ga papa.”
“Lha tuh kayaknya dah capek banget,” sahut Ida. “Ntar jatah mba Mar, aku aja.”
Maryati terdiam. Sebenarnya tubuhnya masih kuat melakukan pekerjaan ini. Dia sudah terbiasa berdiri lebih dari empat jam untuk menyetrika baju-baju di konter laundry ini. Tapi banyak hal yang berputar-putar di kepalanya. Minggu ini adalah batas akhir Arman membayar uang seragam lomba baris berbaris. Ingatan Maryati melayang tentang percakapan dengan anaknya itu tadi malam.
“Ibu, hari sabtu besok Arman harus bayar uang seragam peleton inti di sekolah. Arman ga enak Bu, sama teman-teman, masak seragam dah dibawa tapi belum dibayar. Lomba baris berbaris peringatan HUT RI-nya senin depan. Gimana, bu?”
“Berapa to le?” tanya Maryati.
“Tigaratus limapuluh ribu,” jawab Arman pendek.
“Walah kok larang banget to le? Lha ibu ga punya duit sebanyak itu sekarang. Ibu kan belum gajian. Sawah juga belum panen.”
“Nanti kalau peleton kami masuk 3 besar, maka kami diperbolehkan mengikuti seleksi Paskibraka tingkat provinsi. Kalau lolos seleksi, nanti bisa menjadi wakil propinsi untuk menjadi anggota Paskibraka di Jakarta,” jelas Arman meyakinkan ibunya.
“Ibu usahakan ya le,” kata Maryati pelan.
Arman terdiam dengan kepala tertunduk. Maryati memandang anak semata wayangnya itu dengan sedih. Dia tahu, adalah kebanggan bagi Arman bisa terpilih menjadi anggota peleton inti di SMA negeri terbaik di kota ini. Meski dia adalah anak seorang janda yang hidupnya pas-pasan. Maryati sangat bersyukur Arman termasuk anak yang pintar. Masuk di SMA itu, Maryati tidak mengeluarkan uang sepeser pun karena Arman mempunyai nilai hasil UAN SMP tertinggi dan akhirnya mendapat keringanan dari pihak sekolah.
Maryati menghela nafas panjang, ah seandainya mas Parjo masih hidup, dia bisa berkeluh kesah di dadanya yang bidang itu. mas Parjo pasti akan mendekap tubuhnya dan mengelus-elus kepalanya dengan lembut. Biasanya mas Parjo akan menenangkan hatinya dan membereskan urusan yang membuat keplaa Maryati pusing.
“Tenang saja jeng Mar sayang, biar mas Parjo yang urus,” ucap mas Parjo.
Ucapan itu selalu keluar dari mulut mas Parjo setiap kali Maryati berkeluh kesah.
Mas Parjo orang yang rajin dan ulet. Selain menggarap sawah, mas Parjo juga jadi makelar jual beli motor. Terkadang hasil penjualan motor bisa mencapai angka jutaan rupiah. Kehidupan Maryati dapat dikatakan tak pernah kekurangan. Setiap kebutuhan dan keinginannya selalu terpenuhi. Mas Parjo juga sangat mencintainya. Tak ada wanita lain di hatinya selain Maryati. Begitu juga Maryati, hanyalah mas Parjo, sosok laki-laki yang selalu menggetarkan hatinya.
Tapi mengapa mas Parjo begitu cepat meninggalkannya? Mengapa dia harus ditabrak orang yang tak bertanggungjawab itu? Maryati tidak siap untuk kehilangan tulang punggung keluarganya itu. Dia tidak siap untuk menjadi seorang janda yang harus menghidupi anak semata wayangnya yang masih berumur empat tahun. Sebuah beban yang berat bagi Maryati karena tidak banyak peninggalan dari mas Parjo. Hanya rumah dan sawah yang luasnya tak seberapa. Mengandalkan hasil dari sawah sama sekali tidak mencukupi untuk hidup. Apalagi Maryati masih harus menanggung ibu mertuanya yang sudah mulai sakit-sakitan sejak kematian mas Parjo.
Cukup lama Maryati terpuruk dalam kesedihan. Tapi setiap kali dia menatap mata Arman, dia dapat melihat sosok mas Parjo di sana. Mas Parjo seakan-akan meminta dia untuk bangkit dan menjaga Arman seperti angan-angan mereka dulu. Mereka selalu berangan-angan Arman menjadi anak yang pintar dan berbadan tegap. Mas Parjo sangat ingin, besok kalau Arman menginjak bangku SMA, dia bisa menjadi salah satu dari barisan anak-anak muda yang dengan tegap berbaris membawa dan mengibarkan bendera merah putih. Sebuah kebanggan, itu yang selalu dikatakan mas Parjo.
Maryati pun teringat akan kata-kata mas Parjo selanjutnya. Kita tidak pernah ikut berjuang mengangkat senjata untuk mengusir penjajah dari negeri kita. Sebagai warga negara, kita tetap harus menjaga kemerdekaan yang tidak mudah didapat ini. Kita harus bersyukur bahwa kita tidak lagi menjadi inlander di negeri sendiri. Sekarang kita bebas menentukan nasib kita sendiri. Kita bisa sekolah, bisa menikmati jalan yang beraspal halus dan bisa makan nasi tiap hari. Merah putih pun bisa dikibarkan tanpa perlu was-was Belanda memaksanya untuk diturunkan. Tanggal 17 Agustus adalah waktu yang sangat tepat untuk menunjukkan kebanggan kita terhadap merah putih dan bangsa ini.
Maryati tersadar. Ah, harapan mas Parjo untuk menjadikan Arman salah satu anggota Paskibra ada di depan mata. Kebanggaan itu. Binar bahagia di mata mas Parjo.
“Baik mas, Mar akan membuat harapan itu menjadi kenyataan. Anak kita pasti bisa menjadi kebanggan bangsa ini,” Maryati berbisik sambil membuka buntelan kecil yang selalu dia simpan di lemari.
Dikeluarkannya perlahan cincin kawin yang diberikan mas Parjo dulu. Dikecupnya perlahan seolah cincin itu mewakili mas Parjo. Selanjutnya hati Maryati pun mantap dan beranjak keluar. Toko emas adalah tujuannya. Dia akan menjual barang pemberian mas Parjo yang terakhir. Tak ada lagi cincin emas yang mewakili cinta mas Parjo. Tapi Maryati yakin, ini akan membuat Arman bahagia. Arman adalah representasi mas Parjo di kehidupannya. Maryati juga yakin Arman akan menjadi kebanggaan mas Parjo dan bangsa ini.
*gambar diambil dari http://elsaelsi.wordpress.com
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Blogger Bakti Pertiwi yang diselenggarakan Trio Abdul Cholik, Nia, Lidya
- http://halobalita.fitrian.net/
- http://topcardiotrainer.com/
Selasa, 02 Agustus 2011
latihan puasa
Kamis, 28 Juli 2011
teman baru
saya nunggu agak lama dan ngobrol sama ibu-ibu lain di halaman sekolah. Begitu ikhsan keluar, dia langsung tersenyum dan berlari ke arah saya. "Hoi... ibu...," teriak ikhsan senang.
"Yang namanya mas reza mana le?" tanya saya penasaran melihat anak-anak keluar kelas.
Ikhsan langsung melihat sekeliling dan berteriak, "nah, itu mas reza," sambil nunjuk anak yang lagi maen ayunan sama ibu dan adeknya.
Ikhsan bergegas mendekati reza dan mulai maen bareng. Saya pun kenalan sama mamanya. Ngobrol sana-sini, ternyata mama reza asli dari condong catur (weks.., sama kayak saya), trus SD-nya di SD Perumnas condongcatur ( satu SD sama saya), cuma duluan saya 3 tahun. Enak juga ngobrol sama mama reza. Rumah kita yang sekarang pun ternyata dekat.
ah, ternyata dunia ini selebar daun kelor hehe....
Karena Ikhsan dapat teman baru dan saya pun jadi punya teman baru..
Jumat, 22 Juli 2011
rutinitas baru
Alhamdulillah, selama 2 minggu ini, ga perlu harus "bersitegang" untuk ngajak ikhsan bersiap ke sekolah karena dia happy banget kalau disuruh pake seragam sekolah. Bangga banget kalau udah pake seragam. "aku kan dah sekolah TK A, jadi pake seragam," gitu komentarnya setiap kali selesai pake baju seragam dengan bangga.
Tugas mengantar dan menjemput ikhsan adalah tugas saya. Biasanya di pagi hari, bapakna ikhsan yang berangkat duluan ke kantor. Kemudian baru saya dan ikhsan. Berhubung jarak rumah ngaglik dengan sekolah ikhsan & kantor saya dekat, jadi saya ga terburu-buru. Hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit saja.
saya hanya mengantar ikhsan sampai pintu gerbang sekolah, yang langsung disambut ibu guru. Setelah itu, saya langsung berangkat kantor. Ga ada acara nangis karena minta ditunggu. Selama seminggu awal sekolah, saya memang meminta mba wal (asisten saya) buat nungguin tapi di minggu ke dua, ikhsan minta untuk tidak ditungguin. alhamdulillah...
Waktu belajar di sekolah dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang jadi di sekolah ikhsan dapat makan siang. Dan saya ga nyiapin bekal untuk ikhsan. Saya cuma nyiapin bekal air minum saja. Lumayan, ibuna ga repot hehe...
Ga dinyana, ternyata setiap kali waktu makan tiba (kira-kira jam 10an pagi), ikhsan selalu habis dan mau makan sendiri jatah nya. Walau kadang lauknya cuma tempe. Padahal kalau di rumah, selalu minta di suapin dan jarang mau makan dikasi lauk tempe.
Jadi bikin tersenyum aja hehe...
Ikhsan juga diajari cara berwudlu dan sholat dhuha setiap hari. Hafalan surat-surat pendek, doa-doa sehari-hari dan Asmaul Husna mulai diperkenalkan.
Jam 12 siang, pas jam istirahat kantor saya jemput ikhsan dan pulang ke rumah ngaglik. Sampai rumah, biasanya ikhsan tetep makan siang seperti biasanya. Jadi dalam sehari makan nasi 4 kali. Walau makannya banyak, tapi ga kliatan ndut hehe..., Yang penting sehat ya nang...
Jumat, 15 Juli 2011
“Poetry Hujan: benang perak"
yang jatuh perlahan seusai hujan turun membasahi tanah
bersama hembusan angin aku menyapa wajahmu
yang basah karena tetesan hujan
yang kan menghapus semua laramu
yang kan membawamu menembus hujan
melintasi perputaran jagad raya dan perbatasan hatimu
hingga kau rasakan kedamaian bersemayam dalam jiwamu
?!???
jawaban saya:"ga enak sama sekali. Kalau disuruh milih, saya milih bisa ketemu suami setiap hari. Bisa menatap matanya yang teduh, bisa menyentuh tangannya, bisa meluk setiap saat, bisa bareng-bareng nemenin ikhsan maen, bisa gantian antar-jemput ikhsan sekolah dan bisa melakukan banyak hal bareng suami....."
:: tuh, kan kalau liat rumput tetangga pasti keliatan lebih hijau...
Selasa, 12 Juli 2011
masuk TK
TKIT Baiturahim lokasinya di desa sukoharjo dekat dengan rumah nganglik dan kantor saya. Kalau dari rumah nganglik cuma 5 menit aja naek motor. Tapi kalau dari rumah eyang di condong, butuh waktu sekitar 30an menit.
Kami memilih disini karena TKIT Baiturahim mulai pembelajaran jam 8 pagi sampe jam 12 siang. Hari sabtu libur, jadi bisa barengan libur sama saya dan bapakna. Disana ikhsan sudah dapat makan siang. Setiap hari sholat dhuha dan dhuhur berjamaah.
Karena lokasinya deket kantor saya, jadi tidak masalah kalau pas kami harus mudik di rumah eyang di condong (cttn: itu kalau pas ditinggal bapakna ikhsan keluar kota), saya bisa antar ikhsan sekolah sekalian berangkat kantor. Dan jemput ikhsan pulang pas jam istirahat kantor. Untungnya sudah lumayan lancar nyopir :)
Di hari awal sekolah, ikhsan sudah mulai enjoy. Walau masih minta ditunggu sama mba wal (asisten saya). Tiap pagi juga kooperatif banget untuk diajak siap-siap ke sekolah. Bangun jam 6 pagi, langsung sarapan dan mandi. Dan jam 7.30 kita sudah berangkat dari rumah eyang di condong. Sampai sekolah tepat jam 8 pagi.
Semoga aja, ikhsan cocok di sekolahnya yang baru. Karena dulu ikhsan sekolah di playgroup yang berbeda. Jadi sekarang benar-benar ketemu guru dan teman-teman yang baru.
Kamis, 30 Juni 2011
genap 4 tahun
kami (saya & bapakna) berdoa & berharap, semoga ikhsan tumbuh jadi anak yang soleh, sehat, pintar, berbakti pada orang tua & dapat berguna bagi orang lain.
Doa yang selalu kami lantunkan setiap saat, dan semoga Allah mengabulkannya. Amien...
Sebagai ungkapan rasa syukur kami semua, tanggal 29 Juni, kami mengundang anak-anak TPA buat ngaji di rumah. Biasanya mereka ngaji di mesjid tapi khusus hari itu, ngajinya di rumah ikhsan.
Ikhsan sudah hepi dan heboh banget menyambut temen-temen ngajinya. Jam 1/2 4 sore dah bersiap di depan rumah nunggu anak-anak datang. akhirnya jam 4 sore, rombongan anak-anak TPA pada datang. Lumayan banyak, sekitar 30an anak lebih. Rumah jadi rame.
Kebetulan hari itu, kakak saya (mama rahma) yang dari semarang bisa datang, jadi yang mimpin acara sore itu adalah dia.
acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh bapakna ikhsan, trus dilanjut dengan membaca surat-surat pendek. Trus pembagian doorprise buat anak-anak yang bisa hapal doa/surat yang diminta mama rahma. Dan yang bertugas ngasih doorprise adalah ikhsan.
Ternyata seru dan anak-anak pada seneng semua. Setelah ikhsan meniup lilin, roti tart dibagi ke semua anak yang hadir.
Setelah pada selesai makan roti, acara ditutup dengan bersalaman dengan ikhsan. Dan anak-anak yang datang dibagi goodiebag.
Rombongan kakak & ponakan saya dari solo baru datang setelah acara selesai. Tapi walau acara dah bubar, ikhsan dan 2 ponakan saya (naufal & hayyun) tetep seneng bisa ketemu dan maen sampe malem.
ini dia penampakan 3 jagoan, cucunya eyang. Kompak bangets dewh....
Kamis, 23 Juni 2011
jadi "lebih" berani
duh, saya sempat bingung kala itu. Normal ga sih?? kalau menurut bapakna, itu ga masalah, ntar kalau sudah saatnya, bakalan berani sendiri. Hmm.., saya masih belum yakin. Kemudian sebagai salah satu usaha biar ikhsan bisa bergaul dengan teman-teman sebaya-nya, akhirnya di umur 2,9 tahun kami memutuskan menyekolahkan ikhsan di playgroup.
Di masa awal-awal sekolah, saya masih harus ikut duduk di samping ikhsan. Ikhsan super duper takut kalau disuruh duduk sendiri. Kalau saya pindah duduk si belakang kelas, bakalan mewek. Untung gurunya pengertian banget, saya diperbolehkan ikut duduk di samping ikhsan sampai pelajaran selesai.
Berhubung saya ngantor, jadi tugas nungguin ikhsan di sekolah beralih ke mba wal. Perkembangan sosialisasi ikhsan belum banyak berubah sampai 1 semester. Setelah ikhsan memasuki usia 3,5 tahun, dia sudah mulai enjoy di sekolah. Ikhsan sudah mau bermain dengan teman-teman sekolah.
Kemudian saya dikasih saran oleh kakak saya, untuk setiap sore mengajak ikhsan keluar rumah dan belajar bermain dengan anak-anak sebaya di rumah. Awalnya susah banget ngajak ikhsan keluar rumah. Dia tetep ngotot pengennya maen di rumah sama mba wal. Akhirnya ikhsan mau juga saya ajak keluar maen setiap sorenya. Jadi setiap saya pulang kantor, yang saya lakukan adalah mengajak ikhsan keluar rumah dan keliling perumahan di tempat eyang. Kalau ketemu anak kecil, kami berhenti dan saya mencoba mengajari ikhsan berkenalan dengan anak kecil itu.
Ternyata treatment berhasil. Setelah 1 minggu saya yang ngajak ikhsan keluar untuk main, sekarang kebalikannya, tanpa disuruh, ikhsan bakalan ngacir keluar sambil teriak," ibu aku mau keluar...!"
Nah, kalau sudah gitu, bayangan ikhsan langsung ngilang dan saya atau mba wal harus berlari mengejar ikhsan. Takut kalau tuh anak lari ke jalan besar tanpa liat kiri-kanan.
Sekarang ikhsan sudah lebih berani untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, baik di rumah maupun di sekolah. Da..an satu hal yang disukai bapakna, ikhsan jadi pemberani karena setiap dia maen sama temannya dan ada perebutan atau dia dinakali temannya, ikhsan sudah mampu membela diri. Jadi tidak ada cerita ikhsan pulang nangis karena dinakali temannya..
Dan untungnya ikhsan ga pernah memulai nakali temannya. Jadi sekarang teman maen ikhsan di rumah banyak. Alhamdulillah kekhawatiran saya dulu ga terbukti. Sekarang ikhsan jadi lebih berani untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kamis, 16 Juni 2011
hampir 4 taon
tahun ajaran, juli ini, rencananya ikhsan mau masuk TK setelah hampir 1,5 tahun di playgroup. Sebenarnya ikhsan lagi enjoy banget sekolah di playgroup. Cocok sama guru dan teman-temannya. Saya juga seneng sama guru-guru ikhsan di sekolah. Berhubung, dalam 1 kelas muridnya cuma 12 orang dan gurunya 3 alhasil semua anak bener-bener diperhatiin sama gurunya, termasuk ikhsan.
saya pernah dipanggil sama guru ikhsan, karena menurut pengamatannya, beberapa minggu terakhir ini kok ikhsan agak cuek dengan pembelajaran di sekolah dan kayak asyik dengan dia sendiri. Ikhsan sering mengulang-ulang dialog upin-ipin saat di dalam kelas. Menurut bu guru, mungkin ikhsan kebanyakan nonton tv pas dirumah.
Dan saya diberi masukan yang banyak tentang masalah ini.
Akhirnya saya mulai memberlakukan aturan baru di rumah untuk ikhsan. Setiap hari ikhsan hanya boleh nonton tv sekali saja selama 1 jam. Selebihnya mainan, menggambar, mewarnai atau belajar menulis.
Awalnya saya agak ragu, ikhsan berontak ga ya dengan aturan saya?? Alhamdulillah ternyata ikhsan manut dan nurut banget.
"iya ibu, aku nonton tivi-nya 1 jam aja. Kata bu Sri ga boleh lama-lama," komentar ikhsan.
ah, saya jadi agak terharu. Ikhsan jarang banget ngeyel(ga nurut)kalau saya kasih tahu. Kalaupun dia ga mau, pasti nolaknya penuh argumentasi versi anak-anak. kayak kejadian kemaren sore. Teman-temannya di rumah pada balapan sepeda. Ikhsan cuma jadi penggembira karena dia cuma sorak-sorak ngeliat temannya pada balapan. Nah, dasar anak-anak, kalau pada balapan gitu ga pernah merhatiin kendaraan lain yang lewat di jalan. Akhirnya salah seorang dari mereka-yudis- nabrak mobil yang lagi lewat. Untungnya tuh mobil jalannya pelan, kayaknya nyadar lagi lewat di perumahan yang banyak anak kecil. Jadi yudis cuma lecet aja, cuma sepedanya rusak karena masuk kolong mobil.
setelah itu, ikhsan buru-buru pulang dan ngasih tahu kejadian itu ke saya.
"ibu, yudis nabrak mobil. sepedanya masuk kolong mobil. Tapi yudis ga nangis."
"kalau begitu, ikhsan jangan suka lari kenceng-kenceng ya, kalau di luar rumah. Nanti kalau ada mobil gimana?" saya kasih tahu.
"yudis wae nabrak mobil ga nangis kok.."
"Lha iya, ikhsan jangan sampai nabrak mobil kayak yudis."
"Lha aku kan kalau lari hati-hati. Nanti kalau ada mobil, yo ta rem. Jadi ga nabrak mobil."
Weh, jan nih anak kalau dikasih tahu dah bisa berargumenasi.. :) Percakapan saya hentikan, soale kalau tetep diteruskan, jawaban ikhsan akan tetep sama hehe..
akhir-akhir ini ikhsan juga suka menempel stiker gambar atau bintang dari sekolah. Setiap hari, gurunya akan membagi stiker atau bintang untuk anak-anak yang pinter. Misalnya mewarnainya bagus, ga ramai sendiri di kelas dan lain-lain.
setiap pulang sekolah, pasti stikernya langsung ditempel di kamar. Ampe banyak. Hasil mewarnai gambar pun juga ditempel. Biasanya ikhsan akan dengan bangga menghitung jumlah stiker yang tertempel di dinding itu..
Kamis, 09 Juni 2011
jadilah teman hidupku
diantara kita
namun cinta hadir
untuk menyatukannya
kini marilah bergabung bersamaku
sebagai teman hidup
jika sepakat inilah tanganku
bawalah dalam tanganmu
yang manis dan rentangkan sayapmu
untukku..
inilah jiwaku
peluklah dengan lenganmu yang penuh kasih
jadilah nahkoda kapal kehidupanku
untuk mengarungi lautan hidup
bersama...
selamanya...
medio agustus 2005
ini adalah puisi yang saya buat untuk mas ketika kami memutuskan untuk menikah pada 14 agustus 2005. Puisi ini tertulis pada souvenir pernikahan kami.
dan saya memang sering menulis puisi untuk mas dari dulu sampai sekarang. Walaupun mas jarang bahkan hampir ga pernah menulis untuk saya. (padahal ngarep banget, hehe...)
postingan ini saya ikutkan pada giveaway angka 100-nya mba Dey
Selasa, 07 Juni 2011
wanita jawa
"menjadi wanita jawa ibarat bunga. Ia indah dipandang dan selalu memancarkan bau harum mewangi. Ia adalah ratu yang bertahta dengan agung di dalam rumah tangganya. Untuk itu wanita harus punya sifat merak ati, gemati dan luluh.
merak ati, artinya kamu harus pandai menjaga kecantikan lahir batin, pandai bertutur sapa dengan santun, pandai mengatur pakaian yang pantas, murah senyum, luwes gerak-geriknya dan lumampah anut wirama- bertindak sesuai irama.
Gemati artinya kamau harus bisa menunaikan kewajiban istri dengan sebaik-baiknya. Sebagai istri, wanita adalah perawat rumah tangga dan pengatur keuangan. Kamu juga harus bisa mendidik anak-anakmu dengan baik.
Luluh, artinya kamu harus jadi seorang yang penyabar,tidak keras kepala, menerima segala masalah dengan hati lapang.
Menjadi seorang istri yang berhasil dalam perkawinan adalah seorang wanita yang mampu memelihara dirinya agar tetap cantik, bertingkah laku manis, penuh pengabdian, berbakti, setia dan taat pada suami. Selain itu, untuk menjadi wanita luhur, wanita harus menjaga keimanannya kepada Allah SWT. Dengan begitu kebahagian dalam keluarga yang harmonis dapat kamu capai.
hmmm..., ya, ya saya memang seorang wanita yang terlahir di Jawa.
Jumat, 27 Mei 2011
ikhsan dan UHT
Nah, setelah tahu gitu, asisten saya mulai kasih ikhsan ASIP dengan sendok. Agak repot memang. Jadi setiap kali ikhsan minum ASIP/susu selalu dengan sendok. Pun ketika saya coba kasih UHT, tetep pake sendok minumnya hehe..
Pelan-pelan ikhsan mulai belajar minum susu lewat sedotan. Dan akhirnya ikhsan ga begitu kenal dengan namanya dot.
sejak umur 2 tahun kalau pengen minum susu, saya selalu suruh ikhsan ambil sendiri susu UHT-nya dan buang bungkus-nya di sampah. Lumayan ibuna jadi ngirit tenaga hehe. Pernah sekali waktu mas usul buat ganti UHT-nya ikhsan dengan susu bubuk yang "bagus". Saya kadung cocok ikhsan minum UHT, selain gizi-nya ok juga praktis karena saya ga perlu mbikinin susu. Berhubung kita berdua ga siap kalau kudu mbikinin susu setiap saat, jadi rencana berpindah ke susu bubuk batal hehe.. :)
Karena saya selalu beli UHT dalam jumlah banyak (minimal 1 karton) dan ikhsan kalau liat persediaan susunya banyak, kadang maruk minumnya. Kadang dalam sehari bisa habis 5 sampai 6 kotak. Tapi kalau persediaan susu-nya tinggal sedikit, nih anak ngirit juga minumnya. Sehari cuma 2 sampai 3 kotak aja.
Dan dengan bangga, kotak bekas UHT-nya dijejer-jejer kemudian dipamerin ke saya.
"Ibu lihat ini.." sambil menunjukkan jejeran kotak bekas susu UHT.
"Ya ampun, dik banyak banget. Adek minum susu habis 5?" tanya saya heran
dan ikhsan biasanya mengangguk dan tersenyum bangga.
ah, yang penting kamu sehat ya nang...
-
akhir desember tahun 2013 yang lalu saya mendapat undangan pertemuan darmawanita di kantornya mas. Sebenarnya saya agak males datang karena ...
-
Minggu kemaren kita diajak jalan-jalan bapak ke xt square. Mumpung kk ikhsan masih libur, jadi buat ngisi liburan juga. Disana kita diajak m...
-
Ketika mendapati test pack ada garis merahnya dua, pastinya ibu-ibu yang menanti kehamilan akan seneng campur deg-degan. Biasanya saat keta...