Rabu, 01 Februari 2023

Menjadi Perempuan Pembelajar yang Merdeka atas Pilihannya

 

“Sekolah yang tinggi ya nak..minimal kamu harus kuliah dan bekerja..”

Masih terngiang nasehat almh ibu, saat saya masih berusia belasan tahun. Ibu adalah seorang pegawai pemerintah yang setiap hari harus pergi ke kantor. Saya melihat bagaimana Ibu mampu membagi waktu antara urusan kantor dan mengurus keempat anak tanpa pembantu. Pilihan Ibu untuk bekerja di luar rumah tentu membawa konsekuensi bagi beliau. Capek secara fisik sampai tidak mempunyai cukup waktu untuk diri sendiri mungkin dialami, tapi kok seingat saya beliau tidak pernah mengeluhkan pilihannya sebagi perempuan bekerja kantoran. Padahal jumlah waktu yang dimiliki untuk beristirahat sangat minim. Tapi beliau memberi contoh bagi saya bagaimana menjadi perempuan yang mampu menjalankan beberapa peran dengan baik dan keluarga tetap menjadi prioritas pertamannya.

Setiap perempuan yang menikah dan mempunyai anak pasti akan mendapat peran lebih dari satu yang harus dijalankan dengan segala konsekuensi dan tanggung jawabnya. Peran pertama sebagai istri dan selanjutnya sebagai ibu. Peran itu masih akan bertambah jika sang perempuan bekerja di luar rumah dan aktif berorganisasi. Jadi akan ada perempuan yang super sibuk dengan bejibun aktivitasnya dan ada pula perempuan yang sibuk sekedarnya.

Kalian pilih yang mana??