Selasa, 09 September 2014

9 september 2014

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu dengan tanggal 9 september di tahun 2014. Sebenarnya tidak ada yang spesial di tanggal 9 september, hanya saja di tanggal ini saya dulu dilahirkan. Lahir di tanggal dan tahun yang banyak berangka 9 memang serasa unik.

Banyak hal yang sudah saya lewati sampai tanggal 9 september 2014 ini. Usia saya yang kini sudah berkepala tiga sepertinya memang mengajak saya untuk lebih dewasa dan mandiri menyikapi hidup. Saya juga harus banyak merenung dan merefleksikan hidup saya supaya saya lebih baik dan bermanfat bagi keluarga dan sesama.

#refleksi tahun ini#
Di tahun ini, saya dan mas memasuki usia 9 tahun pernikahan kami. Memang waktu serasa berjalan cepat, rasannya ujug-ujug (tiba-tiba) sudah annyversary ke-9. Dulu semasa belum bertemu mas, saya selalu berdoa dan berharap menemukan seseorang yang jadi jodoh terbaik.
Dan, ternyata saya memang menemukan sesorang yang terbaik untuk menemani saya melewati hidup. Bersama mas, saya "dilatih" oleh keadaan untuk menjadi wanita yang mandiri dan kuat. Sering "permasalahan" yang datang secara bersamaan, sementara saya hanya sendiri karena mas sedang tugas keluar kota. Saya akhirnya dituntut untuk bisa mengambil keputusan sendiri dan melakukan semuanya sendiri. Ternyata saya bisa..
Saya teringat saat ikhsan didiagnosa typus dan harus opname beberapa bulan yang lalu, sementara mas sedang tugas keluar kota, saya harus segera mengambil keputusan dan bisa menjalaninya sendiri. Membagi waktu antara Rumah sakit, kantor dan menjaga si kecil ikhfan. Kejadian ini sebenarnya juga pernah saya alami ketika ikhsan berumur 5 bulan harus opname di RS, dan mas juga sedang keluar kota. Saya mengurus ikhsan sendiri saja dibantu asisten rumah.
Dari pengalaman memang membuat saya semakin kuat dan bisa "berstrategi" ketika menghadapi masalah.

Di bulan maret tahun ini juga saya kehilangan ibu mertua untuk selama-lamanya. Ibu mertua, saya anggap sebagai ibu saya sendiri karena ibu saya sudah meninggal 14 tahun yang lalu. Ibu mertua yang biasa kami panggil mbah putri meninggal setelah 1 bulan opname di RS. Dokter tidak bisa memberikan diagnosa penyakit yang diderita mbah putri dengan tepat. Saya benar-benar merasa kehilangan dan sedih ketika akhirnya mbah putri menghembuskan nafas terakhir setelah 4 hari di ICU. Selama di ICU, saya menunggui mbah putri. Mas yang waktu itu masih di rajaampat papua, bisa pulang di hari ke3 mbah putri di ICU. Memori saya teringat ketika ibu saya terserang stroke dan koma di rumah sakit. Saya melihat "perjuangan" yang sama antara ibu dan mbah putri untuk bertahan hidup. Rasa sakit karena banyak jarum dan alat yang harus dipasang di tubuh mereka sungguh memilukan hati saya. Kami, anak-anaknya hanya mampu berdoa dan mengelus tangan mereka untuk mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Ibu saya hanya semalam koma, sedangkan mbah putri harus 4 hari di ICU.

Disaat terakhir mbah putri, kala mas membisikkan talqin kalimat Allah di telinganya, saya melihat air mata mbah putri menetes. Saya tahu, mbah putri bisa mendengar kami tapi tubuhnya tak kuasa memberi respon. Saya merasa, kami belum banyak berbakti dan membahagiakan hati beliau. Kami belum bisa meluangkan banyak waktu untuk mengunjungi dan berbagi cerita semasa mbah putri ada. Maaf....

Sebuah pelajaran berarti buat saya, bahwa membahagiakan hati orang tua adalah ibadah. Memberi waktu dan perhatian di sela kesibukan kita adalah sesuatu yang berharga bagi mereka. Kini saya dan mas masih mempunyai eyang (bapak saya). Orang tua yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kami.

Dengan bertambahnya usia saya, saya ingin lebih banyak berbakti dan membahagiakan hati eyang...
Semoga saya bisa menjadi istri yang baik untuk mas
Semoga saya juga bisa menjadi ibu yang baik bagi ikhsan dan ikhfan..
semoga saya bisa...

amien...
9-9-2014