Jumat, 28 Oktober 2016

perempuan dan me time



Saya menyadari sebagai seorang perempuan dan juga ibu saya harus bisa menjadi perempuan yang multitasking. Ada banyak tanggungjawab yang tersampir di pundak saya. Tanggung jawab sebagai istri, sebagai ibu, sebagai pekerja, juga sebagai anak yang harus mengurus eyang (bapak saya). Kayaknya banyak dewh yang harus dikerjakan dalam sehari. 

Aktivitas dan tanggungjawab yang banyak itu terkadang bikin stres juga lho. Misalnya saja urusan sepele seperti menyiapkan menu makanan harian untuk orang rumah. Saya kadang mentok ga dapat ide mau menyajikan apa di meja makan untuk sarapan. Untuk urusan masak memasak saya bisa tapi ga jago, hanya standar bisa dimakan hehe.

Senin, 24 Oktober 2016

Belajar Positif Parenting [PART 2]


Melanjutkan postingan positif parenting PART 1 disini, saya posting lanjutannya.
Setelah membulatkan niat dan komitmen untuk menjadi orang tua yang baik dengan menerapkan positif parenting, kita harus lebih banyak membaca dan mencari informasi seputar positif parenting. Ga mungkin kan, cuma ada niat tanpa ilmu untuk menerapakan positif parentng? kayaknya susah banget deh. Nah ini  ada  beberapa hal yang perlu kita perhatikan jika ingin menerapkan positif parenting: 

Jumat, 14 Oktober 2016

Belajar Positif Parenting [Part 1]


Kemarin Sabtu tanggal 8 Oktober 2016 saya mengikuti sebuah Talkshow menarik tentang positif parenting di Fakultas Psikologi UGM dalam rangka memperingati hari kesehatan jiwa. Talkshow kemarin terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama paparan tentang emosi dalam keluarga yang disampaikan Prof Subandi dan good parenting yang disampaikan Prof. Noor Rahman. 

Sedangkan sesi kedua menghadirkan 2 keluarga (keluarga Pak Broto dan keluarga Anto) yang menerapkan dua pola asuh yang berbeda pada anak-anak mereka yang “menghasilkan” produk anak dengan prestasi yang berbeda. Sesi yang kedua sangat menarik karena salah satu keluarga yang hadir adalah keluarga Antok. Anto pernah hadir dalam acara Kick Andy, menceritakan tentang proses pemasungan dirinya karena dianggap depresi dan membahayakan masyarakat sampai akhirnya Anto dapat terbebas dari pasung dan depresi. Selain terbebas dari pasung, Anto juga sukses dapat kuliah dan berkreasi dengan batik. Proses panjang sekitar 3 tahun berhasil dilewati Anto.