Kamis, 25 Februari 2016

anak batita, dimasukin sekolah atau enggak?



Ketika menginjak umur 3 tahun, ikhfan saya masukkan ke playgroup. Sejak itu dia sering jadi “pusat perhatian” guru-gurunya di sekolah karena setiap kali ditanyai ikhfan selalu menjawab dan akhirnya bercerita versi anak-anak yang bikin guru-gurunya senang bercampur geli.
Biasanya acara “menginterogasi” ikhfan direkam video dan  dikirim via WA ke saya. Saya kadang cerita juga sama teman kantor kalau saya dapat kiriman video rekaman ikhfan yang lagi cerita di sekolah. Teman kantor saya jadi heran kok gurunya ikhfan segitu perhatiannya sama ikhfan. Kok saya sering dapat kiriman video atau foto kegiatan ikhfan di sekolah dari gurunya sehingga saya tau progress ikhfan di sekolah.
Intinya dia heran kok saya bisa dapat banyak informasi tentang apa saja yang dilakukan ikhfan di sekolah. Guru-guru ikhfan juga selalu lapor kejadian di sekolah. Membandingkan dengan dia yang ga selalu dapat laporan dari guru anaknya.


Alasan saya memasukkan ikhfan ke playgroup tidak karena latah dengan lingkungan yang banyak menyekolahkan anak batita ke playgroup yang fullday atau halfday.
Ada juga yang komentar, “kok ikhfan disekolahin? udah ga ada yang momong di rumah ya?”
Saya jawab, saya punya asisten di rumah yang menginap dan menyekolahkan anak karena ga ada yang jagain di rumah bukan alasan saya. Memang di kantor saya, permasalahan klise ibu-ibu bekerja di kantor adalah urusan asisten di rumah untuk jagain anak. Kalau ga punya asisten maka pilihannya adalah memasukkan anak ke sekolah fullday.