Sibling rivalry adalah bahan perbincangan yang tiada habis bagi
emak-emak. Keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu pasti pernah mengalami
sibling rivalry. Persaingan antar
saudara untuk memperebutkan perhatian dan kasih sayang orang tua memang biasa
terjadi di antara anak-anak. Ada kalanya persaingan terjadi setelah kehadiran
adik baru. Persaingan tersebuat adalah kompetisi antara saudara kandung untuk
mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau
untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Nah, di
postingan kali ini, saya akan menuliskan progress
saya mengatasi sibling rivalry pada Ikhfan ( 6,5 th). Di
postingan sebelumnya, (baca : mengatasi sibling rivalry pada anak tengah) saya sudah menceritakan betapa Ikhfan mudah sekali
tersulut tantrumnya yang terkadang membuat emosi saya bagai rollercoaster. Periode puncak tantrum
ikhfan terjadi pada saat kelahiran Irham di tahun 2018.
Secara teori, sibling rivalry bisa dikendalikan dan diselesaikan. Namun secara praktek
tidak mudah karena butuh “perjuangan dan pengorbangan” seluruh anggota keluarga
terutama Ibu. Selama hampir satu tahun ini saya berjuang untuk mengelola emosi
saya dan menyelamatkan ikhfan dari tantrum dan sibling rivalry.
Ini beberapa
langkah yang saya anggap efektif bagi saya dan Ikhfan:
1. Saya lebih banyak melakukan sentuhan fisik seperti
menyentuh tangan, memeluk, dan membelai.
Kebanyakan
anak-anak, suka saat orang tuanya memeluk dan membelai mereka. Ada perasaan
nyaman dan terlindungi. Saya perhatikan, Ikhfan sangat bahagia saat saya
memeluknya. Nah, saya pikir inilah “senjata ampuh” untuk mengendalikan emosi
Ikhfan. Setiap berpapasan dengan Ikhfan di rumah, saya pasti menyentuh tubuhnya.
Dan
akhir-akhir ini, Ikhfan yang memulai duluan memeluk saya sambil mengucapkan, “Aku
sayang Ibu...”
Mendengarnya
hati saya langsung adem hehe...
2. Berperilaku dan bertutur kata secara baik terutama
saat anak sedang tantrum dan memberi pujian ketika anak-anak melakukan tindakan
yang terpuji;
Tidak
tersulut emosi saat anak tantrum adalah hal yang sangat susah dilakukan. Apalagi
jika tantrum terjadi di luar rumah atau di tempat publik. Kadang bisa terjadi
di restoran, saat saya lebih melayani si adik bayi, Ikhfan bisa tiba-tiba
marah.
Menenangkan
anak tantrum dengan kata-kata baik dan intonasi yang tidak naik adalah
tantangan bagi saya, karena terkadang intonasi suara saya meninggi saat
menenangkan Ikhfan.
Sampai
saya membuat self challenge, jika
saya berhasil menjaga intonasi suara saya tetap halus dan tidak naik saat
Ikhfan tantrum maka saya berhak mendapat reward lunch berdua mas suami di resto favorit saya.
Haha...,
ternyata it’s work for me. Ah, ya So simple....
Self challenge ini bener-bener
membantu saya mengelola emosi ketika menghadapi anak tantrum.
Selain
itu membiasakan memberikan pujian pada anak ternyata berdampak positif. Ikhfan
ketika dipuji ternyata akan berusaha mengulang perbuatannya tersebut
seakan-akan menunggu pujian dari saya.
Jadi
so far, perjuangan saya dan ikhfan menghadapi
sibling rivalry sudah membuahkan
hasil. Frekuensi tantrumnya berkurang dan mulai tumbuh rasa sayang terhadap
kakak adik.
Alhamdulillah,
setiap ikhtiar pasti berakhir indah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar