Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 September 2017

Perempuan juga Butuh Bahagia


Sebagai perempuan dan Ibu, apa sih yang kita butuhkan untuk bahagia dan bisa menjalani semua tanggungjawab dengan ihklas dan ringan?

Kalau disodori pertanyaan seperti itu, setiap perempuan akan berbeda-beda jawabannya. Jawaban akan tergantung pada sudut pandang dan realitas lingkungan yang ada pada perempuan. Perempuan yang bekerja kantoran akan beda sudut pandangnya dengan perempuan yang tidak bekerja kantoran. Walaupun mereka sama-sama punya status sebagai istri dan Ibu.

Nah, kalau pertanyaan itu disodorin ke saya, jawabannya apa coba?

Selasa, 10 Januari 2017

Ibu Rumah Tangga yang nyambi jadi Mahasiswa

 “Ibu, mbok Ibu ga usah kerja aja. Jadi Ibu di rumah kayak ibunya Yahya. Jadi aku bisa dibikinin penganan macem-macem di rumah,” pinta kakak Ikhsan yang polos kepada saya karena membandingkan kondisi Ibunya dan Ibu tetangga yang anaknya sebaya kakak Ikhsan.

Huhu... memang jadi dilema bagi sebagian perempuan bekerja seperti saya. Seperti berada di persimpangan antara kantor dan rumah. Saya pernah berpikir untuk resign trus jadi stay at home mom, tapi pikiran itu langsung ditolak oleh mas suami. Selain karena saya adalah seorang ASN (aparatur sipil negara, yang tidak mudah mengajukan pensiun dini), menurut perkiraan mas suami saya bakalan mencapai titik jenuh dan merasakan kebosanan kalau jadi stay at home mom, apalagi kalau besok anak-anak semakin besar dan saya tidak punya kesibukan yang berarti. Mas suami juga ingin saya mempunyai aktivitas bekerja untuk mendukung eksistensi saya sebagai perempuan.

 “Kesibukan di kantor dan waktu masih bisa disiati untuk ngurus rumah. Dan rumah tetap jadi prioritas utama,” begitu kata mas suami. Saya manggut-mangut diberi wejangan kayak gitu. Sebagai istri saya nurut sama mas suami ;)

Kamis, 22 Desember 2016

selamat hari Ibu

Setiap orang pasti punya kenangan tentang Ibu. Ada juga yang mengidolakan Ibu-nya dan pengen seperti Ibu-nya setelah berkeluarga kelak. Ibu memang orang pertama yang kita kenal di dunia. Bukankah  dari air susunya kita dapat bertahan hidup dunia? cara Ibu mengajarkan kita tentang kehidupan juga berbeda-beda. Begitu juga dengan Ibu saya.

Setelah saya menjadi Ibu, saya baru tahu alasan mengapa dulu alm. Ibu sangat-sangat cerewet mengatur anak-anak dan keluarga. Ibu saya adalah perempuan bekerja yang multi tasking. Jaman saya kecil, Ibu selalu memasak sendiri untuk keluarga dan menyediakan aneka cemilan sebelum berangkat ke kantor. Pokoknya Ibu memastikan di rumah tersedia makanan untuk anak-anak baru beliau berangkat kantor.

Senin, 29 Agustus 2016

pacaran sama suami

Setelah menikah dan punya anak, meluangkan waktu untuk sekedar nge-date berdua sama mas memang jadi sesuatu yang ga gampang dilakukan. Rasanya rada gimana gitu, meninggalkan anak-anak di rumah trus kita malah makan atau jalan berdua. Rada ada perasaan "bersalah" kepada anak-anak.

Saya menyadari banget bahwa saya dan mas butuh waktu berdua saja untuk saling ngobrol atau sharing perasaan kita. Ya...kayak jaman-jaman sebelum nikah dulu, istilahnya pacaran. Yes,we need it.
Kami notabene hanya punya waktu bersama setelah pulang kantor, dengan catatan mas tidak sedang tugas luar kota. Waktu sepulang kantor itu pun harus kami bagi dengan ikhsan-ikhfan. Alhasil kadang dalam sehari kami ga sempat ngobrol berdua. Apalagi kalau mas ada tugas luar kota sampai berhari-hari, dan waktu total waktu di rumah hanya tersisa 5 hari saja dalam sebulan.
gambar diambil dari https://destiniplestari.wordpress.com
Dan gini nih, pacaran dengan suami ala saya...