Minggu, 02 Oktober 2011

Batikkan harimu! – proses panjang sehelai kain batik

Batik merupakan salah satu cara pemuatan pakaian yang sudah dikenal sejak berabad-abad lalu. Salah satu hal yang membuat batik unik, adalah tata cara pewarnaannya. Pada batik digunakan teknik pencegahan pewarnaan menggunaan malam yang dipanaskan. Di Indonesia, teknik ini dipercaya sudah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit. Lama juga ya?
Dulu saya tidak begitu ngeh tentang batik. Nah, sejak saya kerja di kantor ini, saya jadi lebih ngerti tentang batik. Di kantor saya ada studio tekstil yang salah satu tugasnya adalah mengajarkan tentang tata cara membatik dengan berbagai teknik kepada guru-guru, baik guru SD, SMP, SMA maupun SMK. Dari teknik membatik yang sederhana sampai yang rumit.
Di tahun 2009 saya pernah mencoba pelatihan membatik yang diadakan oleh Darma Wanita kantor bekerjasama dengan studio tekstil. Waktu itu saya membuat batik tulis pada sehelai kain katun primisima sepanjang 2,5 meter. Karena bener-bener awam tentang membatik, saya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding teman-teman peserta yang lain.
Langkah pertama dalam proses membatik itu adalah menggambar motif pada kain. Kebetulan di studio tekstil sudah tersedia berbagai macam motif yang bisa dipake. Kemudian saya ngeblat motif itu ke atas kain katun. Butuh waktu lama untuk ngeblat motif itu, maklum saya tidak begitu piawai dalam hal menggambar. (hihi...ngaku)
Setelah motif tergambar pada kain, langkah selanjutnya adalah menutupi motif dengan malam yang dipanaskan menggunakan canting. Nah, canting untuk membatik ini ada 3 jenis yaitu canting klowong, canting cecek 1 dan canting cecek 2.
Canting klowong digunakan untuk menutupi motif yang gambarnya besar-besar. Sedangkan canting cecek bisa digunakan untuk menutupi motif yang kecil-kecil, seperti membuat titik-titik ataupun garis yang kecil.


Bagi pemula, proses mencanting ini adalah proses yang sulit, karena biasanya malam selalu mleber keluar garis atau menetes pada kain. Waktu itu bahu saya sampai pegal-pegal karena harus menunduk dan berhati-hati saat nglowong motif batik saya.
Dan malam yang digoreskan harus tembus sampai belakang kain supaya besok kalau diwarna bisa tertutup dengan sempurna. Saya membutuhkan waktu bermingu-minggu untuk menyelesaikan proses nglowong ini. Maklum masih amatir. Saya jadi bisa mengerti kenapa harga batik tulis itu mahal. Lha proses pembuatannya lama dan jlimet.  Ditambah lagi, pembatik harus telaten dan sabar, kalau gak, wah dah hancur tuh kain karena malam-nya mleber kemana-mana hehe…



Setelah kain selesai diklowong, maka langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Pewarnaan batik ini juga macem-macem lho, mau pilih pake naptol, indigosol atau warna alam. Kalau pake naptol, warnanya lebih kuat.
Saya memilih memakai naptol. Setelah bubuk naptol “diresep” sama instruktur, (maksudnya ukurannya pake ditimbang segala lho biar pas dan sesuai dengan warna yang diharpkan), saya mencelupkan kain ke cairan naptol. Setelah selesai, kemudian kain dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Fungsinya untuk meluruhkan malam yang menempel pada kain. Setelah itu dijemur sampai kering.

Proses belum selesai lho…

Setelah kain itu kering, proses menutupi motif pake malam dimulai lagee..., Sekarang kita menutupi motif yang nanti warnanya tidak kita inginkan berubah ketika proses pewarnaan kedua. Jadi intinya, kalau batik tulis itu warnanya beragam dan rumit, maka proses menutupi malam-pewarnaan-penjemuran, akan berulang-ulang lebih banyak lagi.
Kebayang kan rumitnya??? Dan yang pasti lama selesainya.
Dan saya membutuhkan waktu total pengerjaan batik 2 bulan. Kalau teman-teman lain, sekitar 1 bulan. Setelah kain batik milik peserta selesai semua, ternyata panitia mengadakan fashion show atas kain-kain batik hasil karya peserta.  Fashion show diadakan di auditorium kantor. Wuih, bangga juga kain saya dikenakan peragawati yang berlenggak-lenggok di panggung. Serasa jadi desainer hehe...
Sayangnya saya ga sempat jeprat-jepret, jadi ga punya foto fashion show.
Jadi sampai sekarang, kain batik hasil karya saya masih tersipan rapi. Mau saya simpan saja sebagai kenangan, tidak saya jahitkan jadi baju.



Oya, teman-teman ada yang masih bingung membedakan antara batik tulis dan cap ga? Saya dulu sempat tidak bisa membedakan antara batik tulis dan batik cap. Yang saya tahu, kalau batik tulis  tuh harganya mahal. Tapi sebenarnya ada cara yang paling mudah untuk membedakannya, yaitu:
1.      Perbedaan Warna:
Amatilah perbedaaan warna antara kain bagian depan dan belakang. Batik tulis hampir tidak ada perbedaan warna yang mencolok antara kain depan dan belakang, kalaupun ada hanya sedikit. Pada batik cap, perbedaan warna kain bagian depan dan belakang sangat mencolok sehingga bagian belakang hampir tidak kelihatan warnanya.
2.      Perbedaan Motif:
Amatilah motif pada kain batik tulis dan kain batik cap , pada kain batik tulis pasti ada titik-titik pada bagian garis motif  yang melebar, ini  merupakan sambungan ketika pembatik mencanting malam. Sedangkan pada kain batik cap pada bagian garis motif gambarnya tidak ada titik pelebaran dan garis motifnya terlihat sangat rapi.
Nah, semoga bisa jadi referensi teman-teman untuk membedakan batik tulis dan batik cap.

“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Batikkan Harimu yang diselenggarakan nia, puteri dan orin





23 komentar:

hilsya mengatakan...

bagus Tik.. iih, keren bisa bikin batik sendiri
karyanya dijual ga? :)

Lidya Fitrian mengatakan...

keren ya sudah pernah coba mbatik

monda mengatakan...

pengalaman yang sangat mengassyikkan ya mbak,
kantornya hebat banget bikin pelatihan seperti ini, hasilnya cantik mbak

Lidya Fitrian mengatakan...

aku lupa tadi udah komen belum ya :)
asyik ya bisa ikutan ngebatik mbak

dey mengatakan...

wahhh, mupeng .... pengen ngerasain ngebatik sendiri ..

Elsa mengatakan...

Mbak.. aku pernah belajar batik... dan aku menyerah!!!!

huahahahahaaaa
bukan orang yang sabar tampaknya nih

Nia mengatakan...

Mbak Entik terimakasih atas partisipasinya yachhh...senangnya sudah pernah merasakan sendiri bikin batik...dan hasilnya kerenn...warnanya juga bagus...

yustha tt mengatakan...

kalau aku disuruh milih, postingan mb Entik kupilih jadi juara..
Thanks infonya ya mb. Aku pernah liat proses per proses pembuatan batik tulis di SMP N 1 Imogiri, jadi tiap tahap dipasang hasilnya. Benar-benar rumit, karna itu UNESCO mengakuinya sebagai warisan budaya lisan dan non bendawi, krn prosesnya itu.

entik mengatakan...

@hilsya:hehe.., kebetulan ada kesempatan belajar membatik mba hilsya..

@mba lidya: ah, tapi hasilnya masih dari bagus, masih terlalu biasa

@mba monda: kebetulan kantorku memang bergerak di bidang seni budaya dari seni pertunjukan sampai seni kriya dan tekstil

entik mengatakan...

@mba dey:yuk mari ke djogja, latihan mbatik bareng aku mba..

@elsa: emang kudu sabar dan telaten el..

@mba nia: makasih sudah terdaftar

entik mengatakan...

@jeng tt: weh ntar aku jadi ge-er jeng hehe..

Cyber Katrox mengatakan...

Karena proses pembuatannya yang panjang, sudah sepantasnya batik Indonesia menjadi warisan budaya bangsa.

Bundit mengatakan...

Pengalaman membatiknya keren jeng,hasilnya juga bagus banget.Duluuu saya sempet sih coba2 membatik di rumah tetangga di jogja dulu, tapi udh lupa. Sukses kontesnya ya jeng :-)

puteriamirillis mengatakan...

wah keren nih mbak hasil batiknya, ajarin dong aku :D
btw makasih ya mbak udah ikutan batikkan harimu

Orin mengatakan...

Ehem...keknya aku termasuk yg ga bakalan tahan ngebatik nih Bu, ga sabaran >_<

Kakaakin mengatakan...

Saya lebih memilih untuk bersahabat dengan pensil saja dibandingkan dengan canting, hehe...
Jadi ingat sama ibunya Azzam di film KCB yang membatik di teras rumah :D
Semoga sukses ya, Mbak :)

Bang Aswi mengatakan...

Akhirnya, ada juga blogger yang bisa mengetahui proses pembuatan batik dan jadi pelaku pula. Ternyata ... ya udah, selamat yaaaaa ... ^_^

omietha mengatakan...

mbak entik... selamat ya...menang di batikkan harimu...

wah..emang keren banget ini... bagus banget hasil batiknya....

yustha tt mengatakan...

Jeng2, selamat yaaa...
Postingan favoritku terpilih jadi pemenang...
Lanjutkan kecintaan dan kebanggaan terhadap batik ya Jeng... :-*

Gaphe mengatakan...

ribet bangeet.. itu yang terpikir di benak saya pas nyobain nyanting dulu pas di fakultas ilmu budaya nemenin hosting pelajar dari luar.

repot, panas, belum tentu jadinya bagus.

salut buat yang telaten, dan nggak heran kalo batik tulis asli harganya mahal

Gaphe mengatakan...

Eh, postingan ini menang ya?.. selamaaat kalo begitu.. hehehe

dhenok habibie mengatakan...

asyiik banget mbak bisa ikut mbatik gitu.. dhe daridulu pengen banget belajar mbatik, tapi di Palembang kagak ada.. :(

oyaa, selameeeett yaa mbak, terpilih sebagai juara.. semoga jadi rajin mbatiknya..

nh18 mengatakan...

entik ...
jujur ... ada beberapa informasi di postingan ini ... merupakan hal yang baru saya ketahui ...
Terima kasih telah menceritakannya untuk kita semua ...
agar kita semua semakin cinta dengan warisan budaya ini

Salam saya