Jumat, 16 Oktober 2020

Antara Perempuan dan Memasak

 MEMASAK. Ketika mendengar kata itu, yang terlintas dalam pikiran adalah urusan domestik rumah yang “biasanya” dipegang oleh perempuan. Bener ga sih penguasa dapur dan urusan memasak ada di tangan seorang perempuan atau istri? Trus apakah sebagai perempuan kudu pinter masak?

Memasak sebenarnya adalah pemenuhan kebutuhan dasar hidup yaitu makan. Hal itu bisa dilakukan oleh laki-laki atau perempuan. Saat ini tidak sedikit nama-nama chef laki-laki yang mahir membuat masakan susyah. Sebut saja Chef Juna atau chef Arnold. Dengan penampilan gagah mereka bisa begitu luwes memainkan alat dapur, meracik bahan dan bumbu, memasak sampai menyajikannya menjadi masakan yang menggugah selera.

Kompetisi bakat memasak pun tidak melulu diikuti oleh perempuan. Banyak laki-laki yang tertarik untuk ikut dan membuktikan kepiawaian mereka dalam memasak. Kemampuan memasak tidak terbatas pada perempuan karena memasak sekarang adalah ilmu yang bisa dipelajari. Siapa saja yang mempunyai passion memasak dapat belajar. Laki-laki yang jago masak tetap maskulin dan keren. Sedangkan perempuan yang pinter masak akan menambah kesan lebih feminin dan romantis.

Kamis, 03 September 2020

Mengendalikan Emosi Negatif

Pernahkah teman-teman berada pada puncak emosi marah? Badan terasa bergetar, detak jantung meningkat, nafas tidak teratur tubuh terasa panas dan kepala terasa pusing. Bahkan terkadang ada keinginan untuk berteriak dan memukul untuk melampiaskannya. Saya pernah mengalaminya. Rasa marah terkadang tidak langsung hilang walau sudah dilampiaskan dengan marah-marah dengan intonasi tinggi. Orang yang menjadi pelampiasan amarah saya terkadang juga ikut tersulut marahnya. Amarah saya pun tidak langsung hilang. Ditambah permasalahan yang menyebabkan saya marah tidak terselesaikan. Hal ini membuat ketidaknyamanan bagi saya.

Nah, pada postingan kali ini saya ingin share tentang mengelola emosi negatif seperti marah tadi.

Selasa, 26 Mei 2020

Idul Fitri 1441 H

Selamat Idul Fitri 1441 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Idul Fitri di tahun 2020 ini terasa sangat berbeda. Kita merayakan Idul Fitri di tengah pandemi corona sejak Presiden mengumumkan kasus positif pertama di Indonesia bulan Maret 2020. Anjuran untuk memutuskan rantai penyebaran covid-19 dengan tinggal di rumah, memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak dengan orang lain telah merubah semua aktivitas harian semua orang, tak terkecuali saya dan keluarga.

Sejak kantor memberikan kebijakan Bekerja Dari Rumah tanggal 18 Maret 2020, saya, mas suami dan anak-anak berkativitas dari rumah. Di masa-masa awal, rasanya bosan dan susah mengatur ritme aktivitas. Menemani anak-anak belajar, memasak dan mengerjakan pekerjaan kantor menjadi hal yang susah-susah gampang dilakukan di rumah. Setiap kali buka laptop, ada aja yang ngerecoki hehe...
Tapi tetap jadi hal yang seru karena 24 jam kumpul sama anak-anak. Waktu kerja juga jadi lebih fleksibel.

Ramadhan dan Idul Fitri

Memasuki bulan Ramadhan, anak-anak mulai saya kondisikan dengan ritme aktivitas baru yaitu sahur dan sholat tarawih. Sholat tarawih kami lakukan di rumah secara berjamaah. Kadang-kadang jam 8 malam baru mulai tarawih karena nunggu si adik irham bobok. Malah sempat kami tarawih jam 10 malem, untungnya si kakak ikhsan dan ikhfan belum ngantuk.
Ramadhan tahun ini juga bisa berhemat karena anak-anak "nerimo" dengan makanan yang saya sajikan di rumah. Ga minta jajan atau makan di luar. Saya jadi lebih sering masak sendiri. Jarang banget beli makanan matang. Belanja stok makanan seminggu 2 kali  dan pilih-pilih warung yang ga ramai untuk menghindari kerumunan.
Di lebaran ini kami tidak pakai baju baru. Anak-anak juga tidak merengek-rengek minta baju baru. Alhamdulillah...
Masih bisa pakai baju lebaran tahun kemarin. 

Semoga kita semua bisa menjalani kehidupan dengan ikhlas di masa pandemi ini. Jangan lupa tetap bahagia walau harus banyak menghabiskan waktu di rumah. Banyak hikmah yang bisa kita ambil, seperti kebersamaan dengan keluarga adalah sesuatu yang berharga.

Mohon Maaf Lahir Batin dari Jogja


with 3 boys

Kamis, 27 Februari 2020

Tips mengatasi sibling rivalry pada Si Anak Tengah (2- habis)

Sibling rivalry adalah bahan perbincangan yang tiada habis bagi emak-emak. Keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu pasti pernah mengalami sibling rivalry. Persaingan antar saudara untuk memperebutkan perhatian dan kasih sayang orang tua memang biasa terjadi di antara anak-anak. Ada kalanya persaingan terjadi setelah kehadiran adik baru. Persaingan tersebuat adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.

Nah, di postingan kali ini, saya akan menuliskan progress saya mengatasi sibling rivalry pada Ikhfan ( 6,5 th). Di postingan sebelumnya, (baca : mengatasi sibling rivalry pada anak tengah) saya sudah menceritakan betapa Ikhfan mudah sekali tersulut tantrumnya yang terkadang membuat emosi saya bagai rollercoaster. Periode puncak tantrum ikhfan terjadi pada saat kelahiran Irham di tahun 2018.

Secara teori, sibling rivalry bisa dikendalikan dan diselesaikan. Namun secara praktek tidak mudah karena butuh “perjuangan dan pengorbangan” seluruh anggota keluarga terutama Ibu. Selama hampir satu tahun ini saya berjuang untuk mengelola emosi saya dan menyelamatkan ikhfan dari tantrum dan sibling rivalry.

Jumat, 21 Februari 2020

Mengatasi Serangan Asma pada Anak

Asma merupakan penyakit gangguan pernapasan yang dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa, tetapi penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak-anak.  Secara medis, asma didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika terjadi gangguan pada sistem pernapasan yang menyebabkan penderita mengalami mengi (wheezing), sesak napas, batuk, dan sesak di dada terutama ketika malam hari atau dini hari. 

Asma dapat muncul karena reaksi terhadap faktor pencetus yang mengakibatkan penyempitan dan penyebab yang mengakibatkan inflamasi saluran pernafasan atau reaksi hipersensitivitas. Kedua faktor tersebut akan menyebabkan kambuhnya asma dan akibatnya penderita akan kekurangan udara hingga kesulitan bernapas.

Serangan asma pada anak-anak perlu lebih diwaspadai karena mereka belum bisa mengatakan atau mendeskripsikan rasa sakitnya. Saya sendiri sekarang lebih aware dengan serangan asma  pada anak-anak, sebab 3 anak laki-laki saya semua menderita asma.