“Ibu
ga sayang aku...,” Ikhfan menangis sambil teriak.
Saya
terhenyak. Kaget campur bingung. Ikhfan si anak tengah ini sekarang lebih
sering tantrum sejak kelahiran irham. Mulai sering tidak akur dengan kakak
sulung. Tidak jarang masalah sepele dijadikan alasan untuk marah dengan kakak.
Sampai pernah suatu saat kakak menangis di pojokan karena ikhfan terus saja
membentaknya tanpa sebab. Selain dengan si kakak, saya adalah “sasaran empuk”
tantrum-nya. Tempat yang paling enak untuk melampiaskan tantrumnya adalah IBU.
Telat menyiapkan jus jambu kesukaannya bisa jadi alasan untuk marah sama saya.
Hadew...
sekarang saya mulai posing dengan keadaan ini dan mulai menerka, apakah ini
yang dinamakan sibling rivalry?
Secara
umum, pengertian Sibling rivalry adalah
persaingan antar saudara untuk memperebutkan perhatian dan kasih sayang orang
tua. Biasanya persaingan terjadi setelah kehadiran adik baru. Persaingan antar
saudara yang dimaksud adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan
cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk
mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Kelahiran
adik baru adalah momen saat perhatian orang tua terutama ibu terbagi. Di masa
awal kelahiran adik bayi, hampir seluruh waktu dan perhatian ibu tercurah pada
adik bayi. Nah, masa inilah masa rawan si kakak merasa perhatian orang tua
terhadapnya mulai “tercuri”. Biasanya si kakak akan semakin “bertingkah” untuk
mendapatkan perhatian orang tua. Walaupun saat si adik masih di perut, kita
sudah memberi pengertian bahwa nanti akan ada adik bayi dan harus disayangi
tapi saat si bayi benar-benar keluar, “janji” si kakak untuk menyayangi dan
berbagi kasih sayang kadang mulai tergoyahkan.
Banyak
cerita juga, kalau ada si kakak sengaja memukul adik bayinya sampai menangis
yang tentu saja hanya untuk menarik perhatian orang tuanya. Saya sendiri
mengalaminya. Saat masih di rumah sakit, Ikhfan dengan sengaja mendorong boks
bayi irham dengan kencang sampai irham terbangun dan menangis. Kami sudah
memperingatkan ikhfan supaya tidak mengulanginya karena berbahaya dan kasihan
adik bayi yang terbangun dengan kaget. Tapi ikhfan dengan sengaja mengulanginya
terus. Tampaknya supaya orang-orang di ruang perawatan saya berbicara dan
memperingatkannya. Maklum karena waktu itu seluruh perhatian orang ada pada
saya pasca SC dan adik bayi. Hadew…
ikhfan-irham |
Secara umum komentar mereka adalah,” ah memang biasa anak-anak seperti itu. Nanti
kalau ga ketemu saudaranya dicariin, tapi kalau udah ketemu malah berantem.”
Apakah
teman-teman sering mendengar komentar seperti itu?
Saya
sendiri tidak begitu nyaman dengan kondisi rumah yang penuh dengan tantrum dan sebangsanya
itu karena setiap saat ada saja anak yang berteriak dan mengamuk tantrum. Nah
tantrum adalah salah satu bentuk sibling rivalry. Pada setiap anak bentuk
sibling rivalry akan berbeda-beda.
Beberapa kasus dapat berupa:
1. Tantrum (baca: tantrum pada anak )
2. Berantem dengan saudara yang lain;
3. Ingin menang sendiri (egois) dan
tidak mau berbagi;
4. Susah diatur;
5. Mengompol di malam hari;
Sebenarnya
ada sisi positif dari sibling rivalry ini,
yaitu anak belajar untuk:
1. menyelesaikan masalah dengan
saudaranya;
2. mengolah emosinya;
3. mempererat rasa persaudaraan.
Tapi jika tidak dikelola
dengan baik, sibling rivalry yang
berlebihan mempunyai sisi negatif seperti perilaku agresif: berteriak terus-menerus, melempar barang,
menyakiti secara fisik, atau menghina secara berlebihan. Apabila tidak diatasi
dengan baik dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kemarahan pada
saat dewasa. Selain itu hubungan
dengan saudara akan buruk sampai mereka dewasa dan anak tidak belajar mengolah
emosi serta solusinya.
Menurut
saya, Sibling rivalry pada anak
tengah seperti yang terjadi pada ikhfan adalah spesial. Anak tengah merasakan
kegalaun dua kali yaitu “merasa” harus bersaing memperebutkan perhatian orang
tua dengan kakak dan adik bayinya. Si kakak yang usianya lebih tua biasanya
sudah memasuki tahap “menerima keadaan” bahwa dia harus berbagi dengan
adik-adiknya. Tetapi si anak tengah yang biasa menjadi anak terkecil merasa
“kaget” dengan perubahan keadaan bahwa dia harus berbagai perhatian orang tua
dengan kakak adiknya.
Secara
teori, sibling rivalry biasanya
muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik
dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak orang tua. Jarak usia yang
lazim memicu munculnya sibling rivalry
adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian
muncul kembali pada usia 8–12 tahun.
Pada
kasus saya, sebenarnya rata-rata jarak usia ikhsan-ikhfan-irham adalah 5
tahunan. Persepsi saya, dengan jarak usia yang tidak dekat bisa meminimalkan sibling rivalry disertai tantrum tapi ternyata tidak. Sibling rivalry saya rasakan dua kali
yaitu di masa ikhsan (saat lahirnya ikhfan) dan masa Ikhfan (saat lahirnya
irham). Semuanya mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pendekatannya
berbeda pula.
Pada
masa Ikhsan, periode sibling rivalry-nya
pendek. Hanya sampai saat Ikhfan berusia 3 bulanan saja. Rasa “benci” terhadap
adiknya berubah sayang dan berakhir dengan kekompakannya dengan Ikhfan. Terapi
yang saya berikan hanyalah pelukan erat saat Ikhsan tantrum dan melibatkan
ikhsan dalam perawatan ikhfan bayi. Ditambah intensitas saya mengajak Ikhsan
mengobrol dan bermain bersama, saya tambah.
Nah,
sekarang saat masa sibling rivalry
Ikhfan, saya merasa rada kewalahan karena bentuknya berbeda dengan masanya
ikhsan. Pada saat irham lahir ikhsan sudah memasuki masa pra-remaja dan sudah
mempunyai banyak aktivitas di luar rumah, jadi tidak begitu terpengaruh dengan
lahirnya adik bayi. Sedangkan Ikhfan yang berusia 6 tahun merasa sangat “kaget”
dengan hadirnya adik bayi. Ikhfan yang biasanya bermanja-manja dengan saya
sekarang harus rela berbagi waktu dan perhatian saya dengan bayi irham.
Di
awal kelahiran bayi irham, ikhfan sudah mulai bertingkah. Frekuensi tantrum-nya
meningkat. Pada saat saya menyusui atau mengurusi bayi irham, maka saat itulah
ikhfan mulai tantrum. Masalah sepele bisa jadi masalah besar bagi ikhfan.
Periode
3 bulan pertama saya sangat tertolong dengan kehadiran mas suami yang selalu
siaga. Mas suami memberi perhatian lebih pada ikhfan untuk mengalihkan
“kecemburuannya” pada bayi irham saat saya meyusui atau mengganti popoknya. Ikhfan
menjadi lebih nyaman karena si bapak memberi banyak waktu dengan bermain dan
mengobrol bersamanya.
Selang waktu berlalu,
bayi irham semakin besar dan mas suami mulai sibuk keluar kota (baca: jarang di
rumah). Saya juga semakin “terengah-engah” membagi waktu antara kantor dan
rumah karena tidak punya pembantu yang menginap. Dan ternyata si Sibling rivalry dan
tantrum mulai menghinggapi ikhfan lagi.
Saya
harus berjuang lagi untuk mengalahkan si Sibling rivalry dan
tantrum. Mulai membaca referensi dan
memilah hal-hal yang bisa diterapkan pada kasus ikhfan.
Untuk teman-teman yang sedang mengalami hal serupa
ini mungkin bisa mencoba beberapa tips yang sedang saya lakukan (tips ini
sedang in progress saya lakukaan saat saya menulis postingan ini
sehingga hasilnya belum bisa saya tulis) :
1. memperlakukan anak sesuai
karakternya;
2. meluangkan waktu bersama
masing-masing anak secara rutin untuk membangun rasa percaya diri dan kedekatan
secara personal dengan orang tua;
3. berperilaku dan bertutur kata secara
baik terutama saat anak sedang tantrum;
4. lebih banyak melakukan sentuhan
fisik seperti menyentuh tangan, memeluk, dan membelai anak;
5. membimbing anak untuk menyatakan
perasaan dan pendapatnya dengan cara yang baik (tidak dengan cara tantrum);
6. memberikan pujian saat anak-anak
rukun dengan menggunakan kalimat yang jelas supaya anak-anak tahu perilaku apa
yang baik dan dipuji tersebut.
Itu
beberapa hal yang masih saya usahakan untuk dilakukan. Semoga memberi hasil
yang maksimal. Kalau sudah ada progress-nya
pada ikhfan akan saya share di postingan selanjutnya. Minta doanya semoga si sibling rivalry dan
tantrum segera berlalu dari ikhfan.
3 komentar:
Ngalamin juga nih sama kk Fai, posisinya sama anak tengah juga,,,seru bgt deh waktu itu
@mba fitri: peluk mba..aku lagi mengalami periode sibling yang berat.. semoga bisa segera berlalu
Ilmu penting nih buat mak-mak baru kaya saya.
*Mbak blognya sudah saya follow, hehe berkenan followback ya
Posting Komentar