Rabu, 07 Agustus 2019

Membuat Anggaran Keuangan Keluarga (part 3)

Setelah melakukan evaluasi isi dompet, selanjutnya kita bisa membuat anggaran keuangan keluarga. Sebelumnya mari kita pahami apa itu anggaran? 


Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun untuk seluruh kebutuhan pembayaran keluarga dan juga memenuhi rencana di masa depan. Contoh sederhana adalah membuat rencana pengeluaran dalam bentuk membagi penghasilan kita kedalam berbagai pos-pos pengeluaran/kebutuhan rumah tangga.

Kenapa sih kita butuh membuat anggaran? Ribet amat..

Ternyata ada beberapa manfaat dari pembuatan anggaran keuangan keluarga yaitu:
1.    Anggaran menjadi panduan (guidance) dalam mengelola uang baik dalam membelanjakan atau menyisihkan uang tersebut sehingga mempermudah kita untuk mencapai tujuan keuangan. 
2.    Untuk menghindari pengelolaan keuangan yang “lebih besar pasak daripada tiang”
3.    Mempermudah untuk melihat secara rinci arus keluar masuk uang tujuannya supaya kita dapat mengetahui pos-pos pengeluaran mana saja yang mengakibatkan “bocor halus” sehingga kita bisa segera melakukan evaluasi.

Secara umum pembuatan anggaran adalah membuat catatan alokasi penghasilan ke dalam pos-pos pengeluaran dengan komposisi yang ideal.

Pertanyaan selanjutnya, berapa alokasi ideal untuk tiap pos-pos anggarannya? Ada bermacam-macam teori mengenai komposisi yang ideal ini. Saya sendiri memakai pola 50-30-20.  


Secara umum pembagiannya adalah:

1.    50% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok.
Kebutuhan pokok termasuk semua kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak dan juga kesehatan.
2.    30% dari pengahasilan untuk kebutuhan sekunder.
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang tidak wajib dipenuhi seperti kebutuhan hiburan, mobil, liburan keluarga, arisan, dll. 
3.    20% dari penghasilan untuk dana darurat, tabungan dan investasi.
Setiap keluarga sebaiknya mempunyai dana darurat sebagai dana cadangan apabila sewaktu-waktu ada kejadian darurat. Tabungan dan investasi juga diperlukan untuk persiapan tujuan keuangan di masa depan seperti dana pendidikan anak, biaya naik haji, dana pensiun dan lain sebagainya.

Jika memungkinkan, sebaiknya anggaran kita buat setiap bulan. Setelah membuat anggaran, langkah selanjutnya adalah berdisiplin untuk membelanjakan uang sesuai anggaran untuk mencegah kebocoran halus anggaran kita. Ingat jangan menambah hutang untuk keperluan konsumsi. 

Di awal bulan, saya biasanya mengambil porsi 20% terlebih dahulu untuk pos dana darurat, tabungan dan investasi. Untuk mempermudah, saya membuka beberapa rekening untuk alokasi ketiga pos tersebut. Tujuannya untuk lebih mengontrol pengeluaran. Kalau rekening masih campur jadi satu kemungkinan terjadi bocor halus lebih besar.

Selain pembedaan rekening, ada juga keluarga yang menerapkan teknik amplop untuk alokasi anggaran. Jadi setiap pos anggaran disediakan dalam amplop tersendiri. Kunci kesuksesannya sama yaitu kedisiplinan diri kita.

Nah, tinggal teman-teman pilih metode yang mana? Tergantung kenyamanan masing-masing.

Selamat mencoba membuat anggaran keluarga masing-masing. Semoga dengan pengelolaan keuangan yang lebih baik, keluarga kita menjadi lebih sejahtera dan tentu saja bahagia.


2 komentar:

Fitri3boys mengatakan...

biasanya menyisihkan dana darurat dengan cara autodebet he he he he, kl setor sendiri suka lupa dan ga disiplin

Umpan Ikan Patin Harian mengatakan...

Thanks for sharing, semangat teruss..