Anggaran
merupakan suatu rencana yang disusun untuk seluruh kebutuhan pembayaran
keluarga dan juga memenuhi rencana di masa depan. Contoh sederhana adalah
membuat rencana pengeluaran dalam bentuk membagi penghasilan kita kedalam
berbagai pos-pos pengeluaran/kebutuhan rumah tangga.
Kenapa
sih kita butuh membuat anggaran? Ribet amat..
Ternyata
ada beberapa manfaat dari pembuatan anggaran keuangan keluarga yaitu:
1. Anggaran menjadi panduan (guidance) dalam mengelola uang baik dalam
membelanjakan atau menyisihkan uang tersebut sehingga mempermudah kita untuk
mencapai tujuan keuangan.
2. Untuk menghindari pengelolaan
keuangan yang “lebih besar pasak daripada tiang”
3. Mempermudah untuk melihat secara
rinci arus keluar masuk uang tujuannya supaya kita dapat mengetahui pos-pos
pengeluaran mana saja yang mengakibatkan “bocor halus” sehingga kita bisa
segera melakukan evaluasi.
Secara umum pembuatan anggaran adalah membuat
catatan alokasi penghasilan ke dalam pos-pos pengeluaran dengan komposisi yang
ideal.
Pertanyaan selanjutnya, berapa alokasi ideal
untuk tiap pos-pos anggarannya? Ada bermacam-macam teori mengenai komposisi
yang ideal ini. Saya sendiri memakai pola 50-30-20.
Secara
umum pembagiannya adalah:
1. 50% dari penghasilan dialokasikan
untuk kebutuhan pokok.
Kebutuhan pokok termasuk semua kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak
dan juga kesehatan.
2. 30% dari pengahasilan untuk
kebutuhan sekunder.
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan
yang tidak wajib dipenuhi seperti kebutuhan hiburan, mobil, liburan keluarga,
arisan, dll.
3. 20% dari penghasilan untuk dana
darurat, tabungan dan investasi.
Setiap keluarga sebaiknya mempunyai
dana darurat sebagai dana cadangan apabila sewaktu-waktu ada kejadian darurat.
Tabungan dan investasi juga diperlukan untuk persiapan tujuan keuangan di masa
depan seperti dana pendidikan anak, biaya naik haji, dana pensiun dan lain
sebagainya.
Jika
memungkinkan, sebaiknya anggaran kita buat setiap bulan. Setelah membuat
anggaran, langkah selanjutnya adalah berdisiplin untuk membelanjakan uang
sesuai anggaran untuk mencegah kebocoran halus anggaran kita. Ingat jangan
menambah hutang untuk keperluan konsumsi.
Di awal
bulan, saya biasanya mengambil porsi 20% terlebih dahulu untuk pos dana darurat,
tabungan dan investasi. Untuk mempermudah, saya membuka beberapa rekening untuk
alokasi ketiga pos tersebut. Tujuannya untuk lebih mengontrol pengeluaran.
Kalau rekening masih campur jadi satu kemungkinan terjadi bocor halus lebih
besar.
Selain pembedaan rekening, ada juga
keluarga yang menerapkan teknik amplop untuk alokasi anggaran. Jadi setiap pos
anggaran disediakan dalam amplop tersendiri. Kunci kesuksesannya sama yaitu
kedisiplinan diri kita.
Nah,
tinggal teman-teman pilih metode yang mana? Tergantung kenyamanan
masing-masing.
Selamat
mencoba membuat anggaran keluarga masing-masing. Semoga dengan pengelolaan
keuangan yang lebih baik, keluarga kita menjadi lebih sejahtera dan tentu saja bahagia.
2 komentar:
biasanya menyisihkan dana darurat dengan cara autodebet he he he he, kl setor sendiri suka lupa dan ga disiplin
Thanks for sharing, semangat teruss..
Posting Komentar