Saat status kita berubah menjadi orang tua, maka saat itulah tanggung jawab baru tersampir dipundak kita yaitu mendidik anak. Kita tidak hanya melahirkan dan memberi makan anak tetapi juga “wajib” menggoreskan nilai-nilai pendidikan yang baik bagi anak yang kita lahirkan. Saya sadar penuh, bahwa untuk menjadi orang tua tidak ada sekolahnya.
Belajar menjadi orang tua itu prosesnya berbarengan pada saat anak kita lahir. Saat
anak kita lahir, saat itu juga kita belajar menjadi orang tua.
Proses hamil dan melahirkan juga
merupakan proses belajar menjadi calon orang tua. Setelah bayi lahir, proses
belajar semakin kompleks karena tidak sedikit ibu yang mengalami baby blues bahkan post partum depression. Saya sendiri sempat mengalami baby blues saat kelahiran anak pertama (ikhsan-2007) dan kedua (ikhfan-2012).
Baca: baby blues Ikhsan
Penyebab utama adalah kondisi
tubuh yang “lelah” setelah proses melahirkan, dan keadaan hormon yang berubah
drastis yang mengakibatkan perasaan saya seperti swing (gampang berubah dari senang menjadi sedih). Puncaknya adalah
timbulnya pikiran-pikiran bahwa bayi saya akan tenggelam di ember mandinya
kalau saya mandikan.
Ah, saya selalu berusaha mengusir pikiran negatif itu. Tapi
di suatu sore ketika saya hanya seorang diri memandikan ikhfan, entah kenapa
tiba-tiba saya melepaskan pegangan saya pada tubuhnya. Saya melihat Ikhfan
meluncur masuk ke dalam ember. Saya hanya melongo dan tidak bertindak cepat
untuk segera mengangkatnya. Detik ketiga saya baru sadar dan segera mengangkat
ikhfan yang langsung menangis keras sambil terbatuk-batuk karena ada air yang
masuk dalam mulutnya. Saya hanya menangis sambil mendekap Ikhfan. Perasaan
takut dan menyesal menyergap saya. Serangan pikiran negatif itu selalu muncul
ketika saya hanya berdua dengan bayi. Ketika ada orang lain yang menemani saya,
pikiran itu tidak muncul.
Saya sadar saya terserang baby blues.
Yang saya lakukan pertama kali
adalah bercerita kepada suami tentang keadaan saya. Beruntung sekali mas suami langsung
tanggap. Dia bisa menenangkan saya dan menghibur saya. Mas suami jadi lebih
sering menemani saya merawat Ikhfan. Membantu menyiapkan kebutuhan saya
termasuk menyiapkan botol-botol serta peralatan memerah ASI ketika saya akan
memerah ASI. Memijat pundak saya sambil mengajak ngobrol-ngobrol ringan. Mas suami
juga selalu menasehati saya
dengan kata-kata yang lembut.
” jangan terlalu tinggi
ekspetasinya untuk menjadi ibu. Lakukan semampunya. Kalau badan capek ya tidur,
ga usah dipaksa. Kita akan baik-baik saja. Jangan capek-capek ya...”
Sejak itu, perasaan saya mulai
membaik dan pikiran-pikiran tentang hal-hal negatif yang bakal terjadi pada
Ikhfan karena ketidakmampuan saya sebagai ibu untuk merawatnya mulai menghilang.
Nah, jikalau teman-teman mengalami gejala-gejala umum setelah melahirkan seperti di bawah ini, kemungkinan terserang baby blues:
1.
Cemas
2.
sedih atau perasaan kehilangan
3.
stres dan merasa tegang
4.
tidak sabaran dan mudah marah
5.
menangis tanpa sebab
6.
mood yang berubah-ubah
7.
sulit konsentrasi
8.
sulit tidur
9.
merasa lelah yang berlebihan
10.tidak ingin keluar rumah,
malas berdandan dan malas membersihkan rumah.
Cepatlah menyadarinya supaya bisa terlepas
dari baby blues. Baby blues ringan, biasanya akan hilang sendiri
dalam waktu 1 minggu sampai 1 bulan tetapi jika lebih dari itu tidak hilang
perlu diwaspadai.
Banyak hal yang bisa dilakukan
para ibu sehabis melahirkan untuk terhindar dari baby blues. Pengalaman tiap ibu untuk terlepas dari baby blues mungkin berbeda-beda tetapi
paling tidak pengalaman orang lain bisa dijadikan masukan.
Dua kali mengalami baby blues, dan telah mencoba melakuan
beberapa tips tenyata saya butuh waktu untuk akhirnya terlepas dari baby blues. Hal yang pertama bisa
dilakukan adalah berkomunikasi dengan suami tentang keadaan kita. Berpikir positif
bahwa kita akan menjadi ibu yang baik dan melakukan hal-hal yang membuat kita
bahagia. Dan satu lagi tidak usah berpikir segalanya harus sempurna, lakukan
semampu kita ,seperti saran suami saya ;).
ikhfan-5 bulan |
Jadi mari bahagia dengan
anak-anak kita ;)
Semoga sharing saya bisa
bermanfaat...
Teman-teman yang punya pengalaman
tentang baby blues, hayuk share
disini..
6 komentar:
saya berencana punya anak lagi, tapi yg takut kena baby blues. waktu anak ke2 saya ko rasanya stres banget :((
@mba Kania: memang pengalaman baby blues terkadang membuat trauma. Saya juga begitu. Walau pas anak pertama sudah punya bekal informasi ttg baby blues, tapi pas lairan anak kedua tetap saja terserang lagi.
Beruntung kalau ada orang terdekat, khususnya suami, yang mengerti kalau istrinya mengalami baby blues ya, Mbak :)
@mba myra: bener banget mbak, suami adalah penolong pertama
Sedari punya anak pertama pasti disempetin me time....me timenya palingan cuma sarapan sambil baca aja bentaran..tapi udah seneng bgt...atau sebentar ninggalin baby buat nyalon or pijat ,,begitu biasanya...jadi happy terus..yang terakhir jaman raffa demen belanja online khan wifi lancar dan os mulai banyak he he he
ibuuuu apa kabar *cipika cipiki dulu*
semoga kita bahagia selalu ya, bu, Aamiin
Posting Komentar