Di usia berapakah, anak-anak tepat untuk belajar membaca? pertanyaan itu seringkali mengusik pikiran saya. Apalagi ketika dulu ikhsan menginjak usia 3 tahun. Bener ga ya, kita ngajarin ikhsan mengenal huruf dan membaca? apa ga kecepeten? Saya dan mas masih agak ragu-ragu. Kata mas, kalau di luar negeri anak-anak play group dan TK lebih banyak diasah keberaniannya untuk tampil di depan kelas seperti menceritakan kembali dongeng atau buku yang dibacakan oleh guru mereka.
Tanya ke temen-temen, hampir sebagian besar mereka bangga kalau anak-anak mereka bisa membaca lebih dini. Jadi ketika masuk SD sudah lancar bin lancir baca tulisan. Tetangga saya di condongcatur bahkan mengikutkan anak les privat membaca ketika mereka masih TK (jadi kira-kira usia 4 tahun, sama dengan usia ikhsan sekarang).
Para ibu-ibu muda itu, jadi pada getol ngantar anak-anak kecil itu untuk privat menulis dan membaca. Padahal saya ga yakin si anak mempunyai hasrat untuk ikut les semacam itu. Saya sendiri tidak tertarik untuk mengikutkan ikhsan les membaca dan menulis.Untuk mengatasi kebingungan kami (maksudanya saya dan mas), saya coba mengumpulkan artikel-artikel yang membahas tentang hal ini. Ternyata beragam juga. Beberapa artikel mengatakan kalau semakin dini anak diajari membaca akan semakin bagus karena itu adalah masa golden age. Di masa itu anak bisa menyerap informasi yang banyak dari luar dirinya. Metode pengajarannya pun macem-macem, mulai dari metode Glen Dolman sampai metode lokal.
Seorang teman saya pernah menyarankan untuk membeli flash card untuk diajarkan pada anak. Waktu itu Ikhsan masih usia 1 tahunan deh. Saya ikutin juga, saya tunjukkan flash card bergambar dan ada tulisannya kepada ikhsan. Mas ga setuju dengan cara itu. Katanya, kasihan ikhsan masih terlalu kecil kalau diajarin baca flash card. Akhirnya saya mandeg ga nunjukin flas card ke ikhsan.
Seorang teman lain menyarankan untuk menempel poster-poster huruf abjad dari a-z di dinding, dan poster gambar-gambar yang ada tulisannya. Nah, anak kan tiap hari liat tuh tempelan, jadi diharapkan anak bisa menghapal huruf dan tulisan tanpa paksaan. Dan memang kemudian ikhsan bisa menghafal huruf latin dan huruf arab secara tidak sengaja dengan melihat poster-poster yang saya tempel di dinding.
Beberapa hari yang lalu saya menemukan artikel di sini tentang kapan orang tua mulai mengajar membaca pada anak. Artikel ini cukup bagus, sebenarnya sejak bayi, anak sudah belajar. Bayi belajar bahasa dari suara-suara ayah ibunya. Bayi hanya merekan suara yang dia dengar dan respon yang diberikan pun kadang hanya senyuman, tangisan ataupun ocehan.
Mengajari anak membaca tidak boleh dengan paksaan namun melalui bermain. Perkenalkan dengan buku-buku bergambar dan ceritakanlah buku itu kepada anak. Agar kegiatan membaca ini tidak membosankan, sebaiknya orang tua membacakan buku dengan intonasi suara yang berbeda-beda sehingga anak tertarik untuk mendengarkan. Ajak anak untuk memilih sendiri buku di toko buku sehingga menumbuhkan rasa senang dengan buku.
Balik ke ikhsan, sejak ikhsan bayi, saya sudah sering membelikan buku. Dan sekarang koleksi buku-buku ikhsan lumayan banyak. Ikhsan lebih senang buku yang bergambar besar dan warna-warni. Ikhsan juga lebih senang kalau saya yang membacakan buku untuknya. Karena saya bisa mengganti-ganti nada suara saya. Kalau yang membacakan buku bapakna, ikhsan ga mau. Alasannya ga seru hehe.. Maklum mas mbaca bukunya datar-datar saja tanpa intonasi dan perubahan suara.
Di usia awal 3 tahunan saya lebih mengajarkan hafalan ke ikhsan dibanding membaca tulisan. Saya coba beri hafalan-hafalan surat pendek dan doa-doa sehari-hari. Ternyata di usia segitu, anak cepet juga ngapalin-nya. Yang lebih lucu, ketika ikhsan minta dibacakan satu buku cerita yang berjudul "kereta jeruk", ikhsan minta dibacakan berulang-ulang. Sampai saya capek mbaca. Setiap hari minta dibacain buku ituuu terus. Alhasil, setelah lebih dari 1 minggu, ikhsan menunjukkan kebolehannya.
"Ibu, aku mau baca buku,"
Diambilnya buku kereta jeruk, dibuka dan dia mulai membaca berdasarkan hafalannya (note: ikhsan belum bisa baca tulisan). Dia bisa bercerita sama plek dengan tulisan per lembarnya plus suaranya sama persis dengan intonasi saya ketika membaca buku itu. Saya terhenyak juga, padahal itu buku lebih dari 10 halaman lho.., kok bisa hafal ya??
Di usia awal 3 tahunan saya lebih mengajarkan hafalan ke ikhsan dibanding membaca tulisan. Saya coba beri hafalan-hafalan surat pendek dan doa-doa sehari-hari. Ternyata di usia segitu, anak cepet juga ngapalin-nya. Yang lebih lucu, ketika ikhsan minta dibacakan satu buku cerita yang berjudul "kereta jeruk", ikhsan minta dibacakan berulang-ulang. Sampai saya capek mbaca. Setiap hari minta dibacain buku ituuu terus. Alhasil, setelah lebih dari 1 minggu, ikhsan menunjukkan kebolehannya.
"Ibu, aku mau baca buku,"
Diambilnya buku kereta jeruk, dibuka dan dia mulai membaca berdasarkan hafalannya (note: ikhsan belum bisa baca tulisan). Dia bisa bercerita sama plek dengan tulisan per lembarnya plus suaranya sama persis dengan intonasi saya ketika membaca buku itu. Saya terhenyak juga, padahal itu buku lebih dari 10 halaman lho.., kok bisa hafal ya??
Di usia 4,4 tahun ini ikhsan belum bisa membaca tulisan. Dia baru bisa membaca dua huruf yang disambung seperti ba-bu-bi. Saya tidak memaksa ikhsan untuk secara cepat bisa membaca tulisan. Kalau dia mau belajar ayok, kalau cuma mau mainan juga boleh. Ikhsan juga sudah mulai bisa menulis namanya sendiri walo belum rapi.
Tapi, sekarang ikhsan lagi seneng baca iqro'. Sekarang sudah masuk jilid 2. Lumayan lancar. Saya heran, ikhsan kalau belajar huruf arab, moodnya bagus dan cepet mudheng tapi kalau belajar huruf latin moodnya jelek dan pengennya maenan ;)
Bagaimana menurut teman-teman, ada yang punya pengalaman lain? share dunk..
Bagaimana menurut teman-teman, ada yang punya pengalaman lain? share dunk..
16 komentar:
Wah....keren dunk Bu, Ikhsan lebih suka belajar huruf Arab, dulu Orfin baru bisa baca hururf hijaiyah pas kelas 1 SD, itu pun diajarin Mamah yg galak bgt, kalo salah dicubit hihihi..
Ikhsan udah sekolah kan mbak? kalo aku ngga pernah ngajarin ina di rumah...soale ngga pernah mau anaknya...yg ada malah berantem hihihi...tp di sekolah udah diajarin mengeja...tp masih yg 2 huruf...dan ina juga udah aku masukin pengajian, jd belajar iqronya di sekolah sm pengajian...Alhamdulillah udah mulai bisa...karena kalo di pengajian ina bisa belajar sambil bermain...krna banyak teman2nya...
benar juga loch yg dibilang mengajari anak harus sedini mungkin karena golden age itu kan ngga bisa diulang waktunya heheh.....
dan anak itu daya hafalnya kuat sekali....tau ngga...kemarin kita baru lihat sapi yg dijual di deket rumah...eh ina msh inget kejadian idul adha 2 tahun yg lalu (umurnya baru 1,5thn waktu itu) yang ngga sengaja lihat kepala sapi yg lagi dipotong...banyak darahnya katanya....ya ampun ternyata dia masih inget....
Lho kebalik ya mbak??? Saya dulu seneng baca abcd daripada Arab. hehe
Kalo anak Hong Kong, mulai umur 2 tahun sudah sekolah TK khusus bayi. Tapi cuma main2 aja, dan pengenalan huruf lewat gambar. belum diajari nulis. Terus sekitar umur 3 tahunan baru belajar nulis :). Tapi memang cara setiap orang beda2 kok mbak hehe
semuanya tergantung kesiapan anak mbak. Pascal dimulai dari umur 3 Allhamdulillah umur 4 sudah lancar membaca begitu juga dengan membaca Iqro sudah mulai lancar.
Ikhsan juga ya sudah bisa membaca iqro
azkiya sekarang suka banget dan selalu minta dibacain cerita mbak, umar juga. kalo saya sih tergantung anaknya aja, kalo dia mau dan minat ya gpp tapi kalo belum minat jangan dipaksa.:D salam pu ya mbak
@jeng orin: iya tuh..
@mba nia:ikhsan ga mesti mau berangkat TPA di mesjid. Kadang mau kadang enggak, maunya ngaji sama ibu.
@mba tarry: hampir sama dengan indo ya??
@mba lidya: wah pascal hebat euy..dah bisa baca
@mba pu: yup,sepakat...
Ibu, pengalamanku dulu, aku sudah bisa baca tulis ketika masuk SD. Krn wktu itu usiaku blm cukup utk masuk SD, jd sama Bapak 'dititipkan' ke ibu guru, kalau mmg aku gk bs mengikuti pembelajaran boleh 'ditinggalkelaskan'. Lalu sama bu guru, aku disuruh nulis 'ini ibu budi' di papan tulis dan mbaca buku. Aku bisa dan aku boleh mendaftar sekolah.
Seingatku usia TK aku sdh bs baca tulis. Aku ingat sering belajar baca tulis sama Bapak di lantai pakai kapur. Entah sejak usia berapa aku belajar baca tulis, yg jelas di TK (5th) aku sdh bisa.
Menurutku anak usia dini keingintahuannya besar dan daya tangkapnya luar biasa (golden age itu tadi). Jadi membelajarkan baca tulis sejak dini boleh2 saja ASAL tidak dipaksakan. Belajarlah sambil bermain. Bermainlah sambil belajar. :)
Fauzan sih awalnya sering saya kasih buku & sering di dongengin. Trus dia suka kita pancing untuk membaca gambar (bercerita versi dia dgn melihat gambar). Lama2 dia ngapalin tulisannya (kayak ikhsan). Dia juga suka tanya, ini huruf apa. Mengeja sambil bermain. Menjelang 5 tahun, aku ajarin pake kartu (print sendiri). Itupun sesuai kemauan dia aja, wong dia itu tipe anak yg gak bisa duduk manis. Dan belum sampe 2 minggu, dia udah bisa baca. Malah ibunya yg heran, kok udah bisa sih .. hehe
Aku kurang setuju kalo anak balita harus les calistung. Fauzan aku ajarin dirumah aja sambil main. Gak terlalu maksain juga. Anak punya masanya & kesiapan sendiri2.
Jadi ingat, dulu kakak saya mengajari sendiri anaknya membaca dan menulis. Sehingga pas keponakan saya baru berusia 4 tahun, sudah lancar membaca dan tulisannya sudah rapi dan kecil-kecil [:)]
Memang setiap anak berbeda-beda kemampuannya...
Hi Jeng entik, apa kabar? doohh mangap yah ekye 2 bulan lebh kaga mampir dimari (kalo ada yang mampir pake nama keluargazulfadhli berrati laki gw hehehe). dikau & eluarga sehat kan??
Kalo Zaha d umurnya yang 3 taun udah tau huruf A-Z. Tapi untuk baca beom bisa. Gw mah ngajarin apa2 ajah, secara ekye pan cerewet. Mo masuk mo ga yang penting diajarin.
Tentang anak2 yang sejak dini udah dilesin ini itu alo menurut gw tergantung kesiapan si anak itu sendiri. kalo doski suka ga masalah. Tapi kasian kalo malah jadi beban ke si anak
Ya sutra Mbakyu, gw mo namu dulu ke tempat Temans yang laen
Salam yo buat Mas Ikhsan dari Double Zee. Oya, selamat juga udah menang di kontes batiknya Jeng Orin & Mama Nia :-)
Sebenernya anak bisa kapan aja belajar dan belajar apa aja :). Intinya cuma 1: lakukan dengan cara yang menyenangkan.
Hana baru bisa baca di TK B. Pdhl aku sebenernya lbh suka kalo dia bisa baca di usia lebih dini. Tapi ya krn dia gak mau belajar serius, gak aku paksakan. Yg penting happy.
Nah, di TK B ini, dia tiba2 pingin cepet bisa baca krn pingin baca sendiri semua koleksi buku dan majalahnya. Baru deh bisa dan prosesnya cepat :).
Semangat, bun!
jadi ingat saya dulu mbak.. dulu ketika saya dan saudara2 saya masih kecil, dirumah saya banyak sekali poster2 tentang huruf alphabet, angka, huruf hijaiyah, gambar2 hewan, dll.. semoga ikhsan segera bisa membaca :)
setuju mbak, jgn dipaksaakan anak utk bisa membaca.
bagi sy yg terpenting itu adlh menumbuhkan minat membaca terlebih dahulu. Biasanya kl minat utk membaca itu sudah ada, mrk akan lebih cpt utk belajar membaca. Cara yg sy lakukan adlh membelikan mrk beragam buku cerita & membacakannya.
Metode membaca yg tepat itu mnrt sy gak baku.. Walopun kata byk org flash card itu bagus.. Tp anak2 sy gak pake flash card.. Mrk gak cocok.. Metode sy ya dg mengenalkan anak dg buku2.. Kl dah tertarik dg buku biasanya mrk akan mulai bertanya2 ttg huruf, kemudian meningkat sp akhirnya mrk bisa & senang baca buku sendiri
dlu waktu KK ( anak no.1 )cuma main aja...sampe TK bru belajar, dan alhamdulillah bisa baca & tulis...
sekarang ADEK ( anak no.2 )klo KK nya belajar, maunya ikur belajar, walaupun cuma gambar benang kusut...tp alhamdulillah sdh bisa hafal surat2 pendek jg...:)
aku menyimak aja Mbak
siap siap kalo sudah waktunya Dija belajar membaca
Posting Komentar