“Bu.., tukang sampahnya sudah 3 hari ini tidak datang,” asisten rumah
tangga saya melaporkan.
Duh, rasanya sebal sekali melihat tumpukan sampah di depan rumah.
Tumpukan sampah itu jadi mengurangi estetika pandangan, apalagi kalau ada
sampah basahnya jelas akan menimbulkan aroma yang tidak sedap. Urusan sampah
yang telat diambil sekarang jadi masalah baru bagi orang-orang yang tinggal di
perumahan dengan lahan terbatas seperti saya. Saya sendiri jadi sangat
tergantung dengan keberadaan tukang sampah yang mengambil sampah rutin setiap
dua hari sekali. Cilakanya kalau dia tidak datang dan tidak berkabar, hasilnya
sampah akan menumpuk di depan rumah.
Kata sampah sebenarnya sangat familiar di telinga kita. Keluarga bahkan individu setiap hari pasti menghasilkan sampah baik sampah organik maupun non organik. Rumah tangga tanpa disadari menyumbang produksi sampah organik atau sampah sisa makanan yang cukup besar. Saya cukup kaget ketika membaca sebuah hasil penelitian bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Arab Saudi dalam hal membuang sampah makanan.