Waa...judul postingan kali ini
bener-bener mencerminkan kegalauan dalam hati saya. Yup, pasalnya sejak akhir
Desember 2016 lalu, asisten rumah saya resign tanpa alasan yang jelas. Si mbak ini sudah 4 tahun ikut saya. Pokoknya
seumurannya adik Ikhfan. Kakak Ikhsan dan adik Ikhfan sudah kadung cucok dan
menganggap kayak saudara sendiri.
Gonta-ganti asisten rumah tangga
sudah saya alami sejak saya hamil dan punya anak. Saya sudah tujuh kali ganti
asisten dan si mbak ini adalah yang paling lama. Asisten saya yang lainnya
paling lama bertahan 3 tahun. Rekor paling pendek adalah 24 jam, si mbak datang
sore dan subuh sudah kabur tanpa pesan dan tidak mau balik lagi
Sempat terbersit pikiran di
kepala saya, sebenarnya saya butuh asisten atau tidak sih? Rata-rata teman saya
yang sudah punya anak, pada punya asisten di rumah. Maklum kami adalah
perempuan bekerja yang punya aktivitas di luar rumah dan terkadang harus tugas
keluar kota beberapa hari. Tidak mungkin meninggalkan anak-anak tanpa asisten
di rumah. Tapi ada juga sih temen kantor
yang bertahan tanpa asisten, dengan catatan anaknya semua masuk daycare sampai
jam pulang kantor.