Sejak umur 1 tahun saya mulai mengenalkan susu UHT ke ikhsan. Sekalian "menyapih" dot. Dulu setelah masa cuti saya berakhir, ikhsan meminum ASIP dengan dot. Kakak saya sempat kasih tahu ke saya kalau menyapih dot lebih susah dibanding menyapih nenen. Itu menurut pengalaman dia. Karena banyak anak-anak yang stelah disapih nenen, tetep ngedot ampe TK bahkan SD.
Nah, setelah tahu gitu, asisten saya mulai kasih ikhsan ASIP dengan sendok. Agak repot memang. Jadi setiap kali ikhsan minum ASIP/susu selalu dengan sendok. Pun ketika saya coba kasih UHT, tetep pake sendok minumnya hehe..
Pelan-pelan ikhsan mulai belajar minum susu lewat sedotan. Dan akhirnya ikhsan ga begitu kenal dengan namanya dot.
sejak umur 2 tahun kalau pengen minum susu, saya selalu suruh ikhsan ambil sendiri susu UHT-nya dan buang bungkus-nya di sampah. Lumayan ibuna jadi ngirit tenaga hehe. Pernah sekali waktu mas usul buat ganti UHT-nya ikhsan dengan susu bubuk yang "bagus". Saya kadung cocok ikhsan minum UHT, selain gizi-nya ok juga praktis karena saya ga perlu mbikinin susu. Berhubung kita berdua ga siap kalau kudu mbikinin susu setiap saat, jadi rencana berpindah ke susu bubuk batal hehe.. :)
Karena saya selalu beli UHT dalam jumlah banyak (minimal 1 karton) dan ikhsan kalau liat persediaan susunya banyak, kadang maruk minumnya. Kadang dalam sehari bisa habis 5 sampai 6 kotak. Tapi kalau persediaan susu-nya tinggal sedikit, nih anak ngirit juga minumnya. Sehari cuma 2 sampai 3 kotak aja.
Dan dengan bangga, kotak bekas UHT-nya dijejer-jejer kemudian dipamerin ke saya.
"Ibu lihat ini.." sambil menunjukkan jejeran kotak bekas susu UHT.
"Ya ampun, dik banyak banget. Adek minum susu habis 5?" tanya saya heran
dan ikhsan biasanya mengangguk dan tersenyum bangga.
ah, yang penting kamu sehat ya nang...
Jumat, 27 Mei 2011
Kamis, 26 Mei 2011
met ultah eyang..
tanggal 24 maret 2011 kemarin, eyang genap berusia 70 tahun. Kami semua bersyukur pada Allah SWT, di usia eyang ke 70 ini, eyang masih diberi kesehatan. Meski sudah 11 tahun eyang putri meninggal namun eyang masih diberi kekuatan untuk mengisi hari-harinya dengan bahagia.
Meski tinggal di rumah sendirian, eyang tetap legowo dan nrimo.
Meski kadang terbersit rasa bersalah di hati saya karena tidak bisa setiap saat menjenguk dan menemani eyang di rumah condong. Ah, eyang memang bapak yang baik dan sabar bagi kami, anak-anaknya.
Tidak ada yang spesial di hari ultah eyang. Saya hanya pesan kue tart dan nasi kuning untuk dibagi ke tetangga dekat rumah eyang. Rasanya memang kurang lengkap, karena di hari eyang ultah, mas dapat tugas ke manado. Jadi saya membayangkan, hanya akan ada saya dan ikhsan saja yang bakal meniup lilin ke 70-nya eyang. Ke3 kakak dan adik saya yang di solo dan semarang kayaknya ga bisa datang.
Ah, ga dinyana kakak saya yang di solo (mba ratna) tiba-tiba datang menjelang doa bersama kami untuk eyang. Dia datang sendiri. Anak-anaknya ditinggal di rumah sama suaminya.
Wah, surprise banget tentunya. Dengan kado di tangan mba ratna mencium tangan eyang. Akhirnya perayaan ultah eyang agak ramai karena ada saya, ikhsan dan mba ratna.
selamat ulang tahun eyang...
semoga Allah melimpahi kesehatan, dan kekuatan bagi eyang untuk menjalani hari-hari eyang..
Kami hanya bisa bersujud syukur atas limpahan karunia yang tak terhingga ini...
Maafkan kami jika kami tidak bisa setiap saat menemani eyang...
Maafkan kami, jika kami belum bisa membalas semua jasa dan kebaikan eyang selama ini..
Tapi doa dan perhatian kami selalu tercurah untuk eyang...
selalu dan selamanya, tak kan terputus sepanjang waktu.
Meski tinggal di rumah sendirian, eyang tetap legowo dan nrimo.
Meski kadang terbersit rasa bersalah di hati saya karena tidak bisa setiap saat menjenguk dan menemani eyang di rumah condong. Ah, eyang memang bapak yang baik dan sabar bagi kami, anak-anaknya.
Tidak ada yang spesial di hari ultah eyang. Saya hanya pesan kue tart dan nasi kuning untuk dibagi ke tetangga dekat rumah eyang. Rasanya memang kurang lengkap, karena di hari eyang ultah, mas dapat tugas ke manado. Jadi saya membayangkan, hanya akan ada saya dan ikhsan saja yang bakal meniup lilin ke 70-nya eyang. Ke3 kakak dan adik saya yang di solo dan semarang kayaknya ga bisa datang.
Ah, ga dinyana kakak saya yang di solo (mba ratna) tiba-tiba datang menjelang doa bersama kami untuk eyang. Dia datang sendiri. Anak-anaknya ditinggal di rumah sama suaminya.
Wah, surprise banget tentunya. Dengan kado di tangan mba ratna mencium tangan eyang. Akhirnya perayaan ultah eyang agak ramai karena ada saya, ikhsan dan mba ratna.
selamat ulang tahun eyang...
semoga Allah melimpahi kesehatan, dan kekuatan bagi eyang untuk menjalani hari-hari eyang..
Kami hanya bisa bersujud syukur atas limpahan karunia yang tak terhingga ini...
Maafkan kami jika kami tidak bisa setiap saat menemani eyang...
Maafkan kami, jika kami belum bisa membalas semua jasa dan kebaikan eyang selama ini..
Tapi doa dan perhatian kami selalu tercurah untuk eyang...
selalu dan selamanya, tak kan terputus sepanjang waktu.
Senin, 23 Mei 2011
selamat jalan mba yanti
Rasanya memang sedih dan ga kuat menahan air mata kalau salah seorang teman kita pergi menghadap sang Khalik. Begitu juga yang saya rasakan. Hari minggu tanggal 22 mei 2011, salah seorang teman kantor saya -mba yanti- meniggal dunia, setelah berjuang melawan kanker selama 3 bulan terakhir ini. Semua orang tidak menyangka, betapa waktu sangat cepat merenggut dia. Saya masih terbayang wajahnya, ketika saya menengok di rumahnya 1 minggu sebelum mba yanti meninggal. Dengan tubuh yang lemah, mba yanti minta ditemani karena merasa takut kalau sendirian dan ga ada yang menemani. Saya dan 2 orang teman yang lain, menemaninya di kamar. Kami memijit-mijit kaki dan tangannya serta mencoba mengajak ngobrol. Sakit di kepalanya, membuat mba yanti susah tidur ditambah muntah yang terus menerus. Saya sedih dan bingung sekali melihat keadaannya ketika itu. Karena kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa memijit dan mengelus tangannya sambil sesekali menuntun dzikir.
Waktu itu, Mba yanti juga sempat meminta tolong, kalau bisa ketika minggu depannya dia menjalani kemoterapi ada teman kantor yang menemaninya di RS. Tapi sayang, karena kesibukan kegiatan kantor, saya dan teman-teman lain tidak bisa menemani. Maaf ya mba..
Mba yanti dan saya, masuk di kantor kami pada tahun yang sama. Sebenarnya usia kami terpaut cukup banyak, tapi tetep aja nyambung kalau ngobrol. Apalagi mba yanti orangnya sangat centil dan ramah. Kalau ketemu saya, Mba yanti biasa memanggil saya," Halo bu Sig.." (maksudnya bu Sigit, karena nama suami saya Sigit) dan saya biasa membalas dengan memanggil," Bu An.." (karena nama suaminya Aan). Geli aja kalau mengingatnya.
Sering juga kami tuker-tukeran resep dan cara masak sayur, kalau ketemu sehabis pulang kantor di warung sayuran -bu bibit- (warung dekat kantor). Karena sama-sama punya anak yang susah maem sayuran, jadi kita kadang tukeran ide masak sayur buat ufi (anak mba yanti) dan ikhsan. Kalau dah di tempat bu bibit, pasti pake acara bingung milih sayuran dan bingung mau dimasak apa. Nah, kalau ketemu mba yanti, kadang dapat ide masak.
"Cobain otak-otak bandeng aja Tik,buat lauk ikhsan."
Eh, pas nurutin sarannya, ternyata ikhsan doyan juga. Makasih ya mba...
Moment yang masih teringat di kepala saya adalah bulan mei tahun 2010 lalu ketika Ufi ultah ke-5 di KFC. Saya, ikhsan dan Mas ikutan datang di acara itu. Seru dan menyenangkan. Mba yanti sekeluarga tampak bahagia banget. Ga nyangka memang, setahun kemudian di bulan mei menjelang ultah Ufi yang ke6, mba yanti sudah pergi meninggal kami semua.
saya dan teman-teman kantor rasanya belum percaya, mba yanti meninggal secepat itu. Sesekali masih terlintas di kepala saya bayangan mba yanti di kantor pusat dan melirik meja kerjanya. Ternyata ksosong. Tapi inilah jalan terbaik yang diberikan Allah untuk mba yanti.
Semoga mba yanti khusnul kotimah, dilapangkan kuburnya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran untuk terus melanjutkan hidup.
Waktu itu, Mba yanti juga sempat meminta tolong, kalau bisa ketika minggu depannya dia menjalani kemoterapi ada teman kantor yang menemaninya di RS. Tapi sayang, karena kesibukan kegiatan kantor, saya dan teman-teman lain tidak bisa menemani. Maaf ya mba..
Mba yanti dan saya, masuk di kantor kami pada tahun yang sama. Sebenarnya usia kami terpaut cukup banyak, tapi tetep aja nyambung kalau ngobrol. Apalagi mba yanti orangnya sangat centil dan ramah. Kalau ketemu saya, Mba yanti biasa memanggil saya," Halo bu Sig.." (maksudnya bu Sigit, karena nama suami saya Sigit) dan saya biasa membalas dengan memanggil," Bu An.." (karena nama suaminya Aan). Geli aja kalau mengingatnya.
Sering juga kami tuker-tukeran resep dan cara masak sayur, kalau ketemu sehabis pulang kantor di warung sayuran -bu bibit- (warung dekat kantor). Karena sama-sama punya anak yang susah maem sayuran, jadi kita kadang tukeran ide masak sayur buat ufi (anak mba yanti) dan ikhsan. Kalau dah di tempat bu bibit, pasti pake acara bingung milih sayuran dan bingung mau dimasak apa. Nah, kalau ketemu mba yanti, kadang dapat ide masak.
"Cobain otak-otak bandeng aja Tik,buat lauk ikhsan."
Eh, pas nurutin sarannya, ternyata ikhsan doyan juga. Makasih ya mba...
Moment yang masih teringat di kepala saya adalah bulan mei tahun 2010 lalu ketika Ufi ultah ke-5 di KFC. Saya, ikhsan dan Mas ikutan datang di acara itu. Seru dan menyenangkan. Mba yanti sekeluarga tampak bahagia banget. Ga nyangka memang, setahun kemudian di bulan mei menjelang ultah Ufi yang ke6, mba yanti sudah pergi meninggal kami semua.
saya dan teman-teman kantor rasanya belum percaya, mba yanti meninggal secepat itu. Sesekali masih terlintas di kepala saya bayangan mba yanti di kantor pusat dan melirik meja kerjanya. Ternyata ksosong. Tapi inilah jalan terbaik yang diberikan Allah untuk mba yanti.
Semoga mba yanti khusnul kotimah, dilapangkan kuburnya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran untuk terus melanjutkan hidup.
Kamis, 12 Mei 2011
dadaah bapak..
kemarin, mas sudah menunjukkan surat tugas ke jakarta. Weks.. baru 2 hari di rumah dah terbang lagi, batin saya rada manyun. Tapi jangan ditanya ikhsan, apa dia sedih atau enggak bakal ga liat bapakna beberapa hari kedepan. Ketika dikasih tahu kalau bapakna mau ke jakarta, ikhsan sontak berteriak gembira.
"ayok ngantar bapak ke bandara. Aku mau naek ke anjungan. Mau lihat pesawat Lion dan Garuda."
Ga masalah ditinggal bapak, yang penting bisa ke bandara liat pesawat. Dan pagi tadi, saya dan ikhsan melakukan rutinitas yang sebenarnya ga begitu saya sukai tapi sangat disukai ikhsan, yaitu mengantar bapak ke bandara.
"ibu, jangan lupa bawa gendongan ya? ntar ikhsan digendong, biar bisa liat pesawat di anjungan!" ikhsan dah wanti-wanti saya.
Di anjungan pengantar bandara, dulu sebenarnya ada kursi yang diperuntukkan bagi pengunjung. Karena jendela anjungan agak tinggi, jadi banyak anak-anak yang akhirnya naek ke kursi supaya bisa lihat pesawat yang mendarat atau terbang.
Nah, sudah beberapa bulan ini, tuh kursi lenyap alias ga ada. Walhasil saya kudu gendong ikhsan supaya dia bisa liat pesawatnya. Dan ikhsan tetep minta digendong sampai dia liat bapakna naek pesawat, dadah dan akhirnya pesawat itu terbang. Kadang saya kudu gendong ampir 30-45an menit. Weks, bisa dibayangkan bahu saya pegel-pegel karena nggendong anak umur 4 tahun dengan bobot yang ga ringan.
Menjelang berangkat saya tiba-tba saya punya ide buat bawa dingklik plastik (kursi plastik kecil. Nanti ikhsan bisa berdiri di atas dingklik itu di anjungan daan saya ga perlu gendong selama 30an menit. Akhirnya saya masukkan dingklik itu ke dalam tas dan berangkatlah kami ke bandara. Sampai di bandara, setelah melepas bapakna check in, ikhsan langsung menarik tangan saya.
"ibu, ayok kita ke anjungan!"
saya pun mengikuti langkah ikhsan menuju anjungan pengantar. Dengan membayar 3000 perak kami dipersilakan masuk. Wah, ternyata anjungan penuh. Biasa memang kalau penerbangan pagi memang padat dan banyak pesawat. Alhamdulillah saya dapat posisi yang pas buat ikhsan. Dengan berbekal dingklik, saya meminta ikhsan untuk berdiri di atasnya. Daan, dengan nyantai ikhsan bisa liat pesawat yang gede-gede itu plus kasih komentar-komentar. Sampai akhirnya dadah sama bapak...
"dada..aah bapak..."
Jadi, makasih dingklik.., sudah menyelamatkan bahu dan badan saya dari pegal-pegal..
"ayok ngantar bapak ke bandara. Aku mau naek ke anjungan. Mau lihat pesawat Lion dan Garuda."
Ga masalah ditinggal bapak, yang penting bisa ke bandara liat pesawat. Dan pagi tadi, saya dan ikhsan melakukan rutinitas yang sebenarnya ga begitu saya sukai tapi sangat disukai ikhsan, yaitu mengantar bapak ke bandara.
"ibu, jangan lupa bawa gendongan ya? ntar ikhsan digendong, biar bisa liat pesawat di anjungan!" ikhsan dah wanti-wanti saya.
Di anjungan pengantar bandara, dulu sebenarnya ada kursi yang diperuntukkan bagi pengunjung. Karena jendela anjungan agak tinggi, jadi banyak anak-anak yang akhirnya naek ke kursi supaya bisa lihat pesawat yang mendarat atau terbang.
Nah, sudah beberapa bulan ini, tuh kursi lenyap alias ga ada. Walhasil saya kudu gendong ikhsan supaya dia bisa liat pesawatnya. Dan ikhsan tetep minta digendong sampai dia liat bapakna naek pesawat, dadah dan akhirnya pesawat itu terbang. Kadang saya kudu gendong ampir 30-45an menit. Weks, bisa dibayangkan bahu saya pegel-pegel karena nggendong anak umur 4 tahun dengan bobot yang ga ringan.
Menjelang berangkat saya tiba-tba saya punya ide buat bawa dingklik plastik (kursi plastik kecil. Nanti ikhsan bisa berdiri di atas dingklik itu di anjungan daan saya ga perlu gendong selama 30an menit. Akhirnya saya masukkan dingklik itu ke dalam tas dan berangkatlah kami ke bandara. Sampai di bandara, setelah melepas bapakna check in, ikhsan langsung menarik tangan saya.
"ibu, ayok kita ke anjungan!"
saya pun mengikuti langkah ikhsan menuju anjungan pengantar. Dengan membayar 3000 perak kami dipersilakan masuk. Wah, ternyata anjungan penuh. Biasa memang kalau penerbangan pagi memang padat dan banyak pesawat. Alhamdulillah saya dapat posisi yang pas buat ikhsan. Dengan berbekal dingklik, saya meminta ikhsan untuk berdiri di atasnya. Daan, dengan nyantai ikhsan bisa liat pesawat yang gede-gede itu plus kasih komentar-komentar. Sampai akhirnya dadah sama bapak...
"dada..aah bapak..."
Jadi, makasih dingklik.., sudah menyelamatkan bahu dan badan saya dari pegal-pegal..
Jumat, 06 Mei 2011
permainan ikhsan
beberapa hari yang lalu, saya dibikin ketawa dengan permainan ikhsan.Ternyata anak-anak kadang memang punya ide yang luc-lucu ya?
Ceritanya, setelah maghrib, ikhsan berlarian keliling di dalam rumah. Entah berapa kali putaran. Keknya lebih dari 5 kali deh. Saya yang ngeliat kemudian mencoba menghentikan aksi "joging" ikhsan di malam hari itu.
"udah le, nanti ndak capek lho. Tuh dah keringetan!"
"capek ki yo rapopo," ikhsan tetep aja melanjutkan aksi lari-larinya.
Saya menunggu, apa yang akan dilakukan ikhsan selanjutnya. Tak berapa lama ikhsan dengan nafas tersengal-sengal, menghentikan aksinya. Kemudian berteriak memanggil mba wal (asisten saya di rumah).
"mba lihat, kringetku wes kilong-kilong..." (maksudnya keringat di tubuhnya sudah banyak)
"ayok mba..., mulai," ikhsan menarik si mba dudukdi dekatnya.
Saya makin penasaran, sebenarnya permainan apa yang akan mereka berdua lakukan?
Ternyata mereka menempelkan uang mainan dari kertas ke muka ikhsan yang penuh keringat. Tentu saja kertas-kertas itu tertempel di seluruh muka ikhsan. Saya hanya melongo, jadi ikhsan berlarian sampai terengah-engah itu cuma biar keringat di tubuhnya banyak dan bisa ditempeli uang kertas mainan itu??
"ibu, liat. Apik to?" Ikhsan memamerkan hasil "kerajinan tangannya"
Saya hanya mengangguk.
"Ibu, ayo difoto. Nanti dikirim ke bapak."
Mas, yang lagi keluar kota, ketika saya kirimi foto ikhsan cuma tertawa ngakak..
Ceritanya, setelah maghrib, ikhsan berlarian keliling di dalam rumah. Entah berapa kali putaran. Keknya lebih dari 5 kali deh. Saya yang ngeliat kemudian mencoba menghentikan aksi "joging" ikhsan di malam hari itu.
"udah le, nanti ndak capek lho. Tuh dah keringetan!"
"capek ki yo rapopo," ikhsan tetep aja melanjutkan aksi lari-larinya.
Saya menunggu, apa yang akan dilakukan ikhsan selanjutnya. Tak berapa lama ikhsan dengan nafas tersengal-sengal, menghentikan aksinya. Kemudian berteriak memanggil mba wal (asisten saya di rumah).
"mba lihat, kringetku wes kilong-kilong..." (maksudnya keringat di tubuhnya sudah banyak)
"ayok mba..., mulai," ikhsan menarik si mba dudukdi dekatnya.
Saya makin penasaran, sebenarnya permainan apa yang akan mereka berdua lakukan?
Ternyata mereka menempelkan uang mainan dari kertas ke muka ikhsan yang penuh keringat. Tentu saja kertas-kertas itu tertempel di seluruh muka ikhsan. Saya hanya melongo, jadi ikhsan berlarian sampai terengah-engah itu cuma biar keringat di tubuhnya banyak dan bisa ditempeli uang kertas mainan itu??
"ibu, liat. Apik to?" Ikhsan memamerkan hasil "kerajinan tangannya"
Saya hanya mengangguk.
"Ibu, ayo difoto. Nanti dikirim ke bapak."
Mas, yang lagi keluar kota, ketika saya kirimi foto ikhsan cuma tertawa ngakak..
Selasa, 03 Mei 2011
bingung memilih
memasuki bulan mei ini, kami-saya dan mas-, belum bisa memutuskan TK mana yang cocok buat Ikhsan. Kalau teman-teman playgroup ikhsan sih, sudah pada daftar ke TK pilihan mereka. Lha kalau saya masih bingung dengan banyak pertimbangan:
1. Ini terkait dengan mobilitas hidup kami yang ga tentu hehe, maksudnya walaupun kami sudah memiliki rumah sendiri, tapi notabene jarang banget bisa tinggal di rumah lebih dari 4 hari. Paling banter kami hanya 2 hari di rumah, selebihnya kami tinggal di rumah eyang. Eyang kan cuma hidup sendirian jadi ya kasian kalao ga ada yang nemenin.
2. mas sering banget tugas luar kota. Kalau ditinggal gitu, saya lebih nyaman kalau mudik ke rumah eyang. Halah, pake istilah mudik segala hehe...
3. kami tidak sreg kalau ikhsan masuk TK yang full day
4. pengen jarak sekolah ikhsan tidak jauh dari rumah (tapi karena alasan no.1, jadi bingung, yang jadi patokan rumah kita yang mana?? hehe..., sementara ini ikhsan sekolah playgroup di deket rumah eyang.
Nah, sekarang lagi bener-bener "mikir" untuk memeutuskan TK yang mana??
semoga hasil putusannya keluar sebelum bulan mei berakhir, takutnya pendaftaran TK udah pada tutup :)
1. Ini terkait dengan mobilitas hidup kami yang ga tentu hehe, maksudnya walaupun kami sudah memiliki rumah sendiri, tapi notabene jarang banget bisa tinggal di rumah lebih dari 4 hari. Paling banter kami hanya 2 hari di rumah, selebihnya kami tinggal di rumah eyang. Eyang kan cuma hidup sendirian jadi ya kasian kalao ga ada yang nemenin.
2. mas sering banget tugas luar kota. Kalau ditinggal gitu, saya lebih nyaman kalau mudik ke rumah eyang. Halah, pake istilah mudik segala hehe...
3. kami tidak sreg kalau ikhsan masuk TK yang full day
4. pengen jarak sekolah ikhsan tidak jauh dari rumah (tapi karena alasan no.1, jadi bingung, yang jadi patokan rumah kita yang mana?? hehe..., sementara ini ikhsan sekolah playgroup di deket rumah eyang.
Nah, sekarang lagi bener-bener "mikir" untuk memeutuskan TK yang mana??
semoga hasil putusannya keluar sebelum bulan mei berakhir, takutnya pendaftaran TK udah pada tutup :)
Langganan:
Postingan (Atom)
-
akhir desember tahun 2013 yang lalu saya mendapat undangan pertemuan darmawanita di kantornya mas. Sebenarnya saya agak males datang karena ...
-
Minggu kemaren kita diajak jalan-jalan bapak ke xt square. Mumpung kk ikhsan masih libur, jadi buat ngisi liburan juga. Disana kita diajak m...
-
Ketika mendapati test pack ada garis merahnya dua, pastinya ibu-ibu yang menanti kehamilan akan seneng campur deg-degan. Biasanya saat keta...