Senin, 16 Agustus 2010

tantrum pada anak

seminggu terakhir ini ikhsan sangat "sensi". Seringkali ada hal-hal yang tidak berkenan di hatinya. Akibatnya, ikhsan akan berteriak-teriak dan nangis kenceng banget ampe tetangga-tetangga pada denger. Jadi rada ga enak deh. Terkadang pun tidak cukup dengan teriakan dan tangisan yang keras, ikhsan masih memukul-mukul saya sambil berteriak," aku marah sama ibu..."
Sebenarnya kadang hanya persoalan sepele saja seperti saya mengajak ikhsan mandi waktu ikhsan masih maen atau memintanya agak mundur saat nonton tipi dan saya langsung "dicap bersalah" sama ikhsan karena menganggu kenyamanannya saat bermain atau nonton tipi.

Alasan yang sepele tapi bisa berakibat teriakan dan tangis. Berhentinya juga ga sebentar. Biasanya ikhsan berhenti berteriak setelah saya meminta maaf dan bertanya," kenapa ikhsan marah sama ibu?"
Dengan tersengal-sengal ikhsan menjawab,"tadi ibu bilang mandi tapi kata ikhsan ga mandi..."
"oya?, ibu minta maaf ya?"
Terus ikhsan mengangguk-angguk. Tangisan dan teriakannya berhenti. Selang beberapa menit saya kira kasus itu selesai dan saya beranjak akan pergi, eh tak disangka ikhsan mulai berteriak-teriak dan nangis lagi katanya," aku masih marah sama ibu..."
Weh, saya tepok jidat kalau dah gini..
Dan biasanya saya akan duduk di dekat ikhsan menunggu teriakan dan tangisannya mereda. Diam dan tidak berkata apa-apa. Yang heran adalah mba yang momong ikhsan. Mungkin dia pikir kok saya tega mendiamkan ikhsan yang lagi teriak-teriak dan nangis histeris itu tanpa berbuat apa-apa.
Setelah agak reda tangisannya baru ikhsan saya peluk dan saya bisikkan di telinganya,"ibu sayang ikhsan..."
Kemudian ikhsan mengangguk-angguk dan berhenti deh tangisnya. Sudah itu bisa diajak maen-maen kayak dah lupa tadi barusan jadi rocker yang bikin berisik tetangga hehehe...

Hari ini saya coba browsing beberapa artikel yang membahas tantrum karena menurut persepsi saya ikhsan mengalaminya. Maksudnya biar ga salah dalam penanganannya :) Ini coba saya share rangkuman tentang tantrum.

ketika tantrum terjadi, maka yang sebaiknya dilakukan adalah:
* Memastikan segalanya aman. Jika Tantrum terjadi di muka umum,
pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama Tantrum di rumah maupun di luar ruma, jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang membahayakan dirinya atau justru jika ia yang membahayakan keberadaan benda-benda tersebut. Atau jika selama Tantrum anak jadi menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya tersebut dan jauhkan diri Anda dari si anak
*Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap tenang. Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.
*Tidak mengacuhkan Tantrum anak (ignore). Selama Tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak menghentikan Tantrumnya, karena anak toh tidak akan menanggapi/mendengarkan. Usaha menghentikan Tantrum seperti itu malah biasanya seperti menyiram bensin dalam api, anak akan semakin lama Tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Yang terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.
*Jika perilaku Tantrum dari menit ke menit malahan bertambah buruk dan tidak selesai-selesai, selama anak tidak memukul-mukul Anda, peluk anak dengan rasa cinta. Tapi jika rasanya tidak bisa memeluk anak dengan cinta (karena Anda sendiri rasanya malu dan jengkel dengan kelakuan anak), minimal Anda duduk atau berdiri berada dekat dengannya. Selama melakukan hal inipun tidak perlu sambil menasihati atau complaint (dengan berkata: "kamu kok begitu sih nak, bikin mama-papa sedih"; "kamu kan sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi dong"), kalau ingin mengatakan sesuatu, cukup misalnya dengan mengatakan "mama/papa sayang kamu", "mama ada di sini sampai kamu selesai". Yang penting di sini adalah memastikan bahwa anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya ada dan tidak menolak (abandon) dia.

ketika tantrum sudah berlalu...,
*Saat Tantrum anak sudah berhenti, seberapapun parahnya ledakan emosi yang telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran. Juga jangan diberikan hadiah apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika Tantrum terjadi karena menginginkan sesuatu).Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, orangtua akan terlihat konsisten dan anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memanipulasi orangtuanya.
*Berikanlah rasa cinta dan rasa aman Anda kepada anak. Ajak anak, membaca buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai orangtua Anda tetap mengasihinya.
*Setelah Tantrum berakhir, orangtua perlu mengevaluasi mengapa sampai terjadi Tantrum. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau orangtua yang salah merespon perbuatan/keinginan anak? Atau karena anak merasa lelah, frustrasi, lapar,atau sakit? Berpikir ulang ini perlu, agar orangtua bisa mencegah Tantrum berikutnya.
*Jika anak yang dianggap salah, orangtua perlu berpikir untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan setelah Tantrum berakhir, tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi orangtua dan anak. Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika Tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi Tantrum. Saat orangtua dan anak sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah dan lapar merupakan saat yang ideal.

nah, semoga informasi ini bermanfaat buat temen-temen kalau menghadapi anak kita yang mengalami tentrum..

6 komentar:

Lidya mengatakan...

Thanks infonya ya mbak, semoga bermanfaat

Bunda Farras mengatakan...

sama persis yang terjadi sama Farras beberapa minggu ini, nangis karna hal sepele .. memang perlu kesabaran extra ngadepinnya mbak .. aku aja kadang suka gregetan kalo farras tantrum pas aku nya lagi bad mood .. :)

Bundanya Nay dan Carissa mengatakan...

Makasih mbak infonya :)
Kalo nay lg ngambek atau punya kesalahan yg bikin nay nangis gak karuan aku biasanya langsung tuntun nay ke kursi panas nya di pojok kamar.
Biasanya setelah itu nay minta maaf dan bilang kalo setan di hatinya sudah pergi, hehehe

BunDit mengatakan...

Dita juga pernah begitu. Kalau kita membujuk2 malah makin kenceng tangisnya. Pokoknya apa yg kita lakukan jd serba salah. Jd saya diem aja. Lama2 diem sendiri si anak. Thanks infonya jeng :-)

Desy Noer mengatakan...

makasih share nya.

Motik mengatakan...

umur segini memang masa2 nya tantrum ya mbak. Kyara juga pernah. Bener banget info nya mbak entik. Membujuk2 anak yg lagi tantrum ibarat menyulut api dgn bensin. Aku juga biasanya ku diamin dulu sebentar. Kalo Kyara udah tenang, malah dia yang aka nyamperin aku duluan. ato aku tanya, Kyara udah belum marahnya? Kalo masih tantrum dia tetep aja nerusin angisnya, tapi kalo udh tenang dia langsung peluk aku. Anak kecil pun ternyata memang butuh meluapkan emosi nya ya... :)