Tiga kali
melahirkan dan punya bayi, rasanya saya selalu ingin memperpanjang masa saat anak-anak
menjadi bayi. Menggendong bayi itu rasanya menyenangkan. Setelah melahirkan
anak ketiga, saya baru “ngeh” kalau ternyata menggendong bayi ada ilmunya. Enggak cuma sekedar
menggendong saja. Ilmu menggendong bayi yang saya peroleh dari ibu mertua atau
orang-orang di sekitar saya, yaitu kalau
menggendong bayi paling nyaman ya pakai kain jarik. Bayi sebelum usia 6 bulan harus
digendong dengan posisi kaki bayi lurus. Alasannya kaki bayi belum kuat kalau
digendong dengan posisi kaki mengangkang dan nanti pertumbuhan kaki bayi akan
terganggu.
Terus ada juga
yang memberi nasehat kalau anak bayi jangan sering-sering digendong nanti
takutnya bayi bakal “bau tangan” atau lebih senang digendong, manja dan tidak
mandiri.
Temen-temen
ada ga yang dapet wejangan kayak saya pas sehabis melahirkan?? Cung tangan dan
toss...
Karena
penasaran, akhirnya saya browsing untuk
menjawab rasa penasaran saya.
Manfaat menggendong bayi
Secara naluri,
seorang Ibu yang baru saja melahirkan adalah ingin mendekap, memeluk dan
menggendong bayi yang baru saja dilahirkannya karena hal itu memberikan rasa
kasih sayang dan kehangatan bagi bayi dan ibu. Bahkan untuk bayi yang lahir
prematur disarankan untuk didekap dan digendong melekat di dada menyerupai kangguru supaya bayi
dapat tumbuh dan mengejar ketinggalan berat badannya.
Saat ibu menggendong
bayi, maka akan tumbuh “bonding”/ ikatan batin antara ibu dan bayi. Kehangatan
dan kasih sayang akan dirasakan oleh bayi. Apabila bayi merasa nyaman, maka dapat ditebak
dia tidak akan sering rewel atau menangis.
Saya sendiri
senang banget kalau disuruh menggendong bayi baru lahir. Terkadang saat bayinya
tidur rasanya masih tetap menggendongnya. Tapi kalau berat badan bayi semakin
bertambah, tentu menggendongnya secara terus menerus akan terasa berat juga. Nah, sebenarnya kapan saat
yang tepat untuk menggendong bayi?
Untuk
mengetahui apakah bayi perlu digendong atau tidak, kita bisa memperhatikan saat
bayi menangis dan tunggu beberapa saat. Bisa kita cek popoknya apakah dia pipis
atau BAB, bajunya basah karena keringat, haus atau lapar, ataukah mengantuk.
Perlu diperhatikan juga bahwa bayi mempunyai ketakutan atas sesuatu yang baru seperti tempat yang asing dan orang
yang baru saja dilihatnya. Di saat-saat
itu bayi butuh digendong. Selanjutnya kita bisa menggendong bayi dilanjutkan
dengan menyusuinya supaya bayi merasa tenang dan nyaman.
Kalau bayi
sedang tidur sebenarnya tidak perlu digendong. Jadi memang pintar-pintar si ibu
untuk membaca suara tangisan bayi dan menentukan kapan sebenarnya bayi butuh
digendong.
Saya sendiri
percaya bahwa menggendong bayi akan
menumbuhkan rasa nyaman diantara ibu dan bayi. Ujung-ujungnya akan menumbuhkan
rasa percaya diri pada si bayi. Selain itu rasa aman dan nyaman akan terbangun
sehingga bayi tidak mudah rewel. Dengan
menggendong, maka komunikasi ibu dan bayi akan mudah terjalin.
Saya sendiri
fleksibel ketika menggendong irham. Terkadang saya menggendong karena
“terpaksa” dalam arti sebenarnya irham
tidak perlu digendong tapi karena saat ini dia sudah mulai rambatan dan tidak
ada orang lain yang bisa menjaganya sementara saya harus melakukan pekerjaan
rumah tangga lainnya ya terpaksa dia saya gendong. Kejadian kayak gini sering
terjadi apalagi di pagi hari saat heatic
dua orang kakaknya dan bapak harus berangkat jam 6 pagi.
Saat pulang
dari kantor, yang pertama saya lakukan adalah menggendong irham untuk membuang
rasa kangen saya selama sehari tidak bertemu. Rasanya bahagia banget bisa
melihat senyum irham merekah dalam gendongan saya.
Jadi menurut
saya, kapan dan seberapa sering kita
perlu menggendong bayi sangat tergantung pada kebutuhan ibu dan bayi. Setiap orang
akan mempunyai standar sendiri-sendiri.
Cara menggendong bayi
Urusan cara
atau teknik menggendong bayi ternyata sekarang ada ilmu yang kekinian. Alat
bantu untuk menggendong pun semakin bervariasi dan tidak hanya kain jarik. Saya sendiri merasakan perubahan
“trend” urusan menggendong bayi dari rentang sejak lahirnya ikhsan (11 tahun),
ikhfan (6 tahun) dan irham (9 bulan).
Saat bayi
ikhsan, saya menggendong dengan alat bantu kain jarik, gendongan sling dan
gendongan ransel. Cara menggendongnya pun mengikuti saran dari ibu mertua dan
orang-orang di sekitar saya yaitu dengan cara menggendong miring (kaki lurus)
sebelum usia 7 bulan dan setelah 7 bulan baru diperbolehkan menggendong dengan cara kaki menyamping.
Saat bayi
ikhfan, saya juga masih memakai teknik yang sama tapi untuk alat bantu gendong,
saya pakai kain jarik, gendongan sling, gendongan ransel dan baby wrap. Baby wrap sangat nyaman bagi saya karena bayi benar-benar ada dalam
dekapan dan saya tidak merasa pegal walau menggendong dalam jangka waktu lama.
Ketika menggunakan baby wrap posisi
kaki bayi ada dalam posisi M-shape jadi bayi merasa nyaman. Saya menggunakan baby wrap sejak ikhfan berusia 1 bulan dan sempat juga
mendapat respon negatif dari tetangga sekitar yang melihat cara saya
menggendong bayi yang dirasa aneh dan tidak umum. Ah, tapi saya sih cuek saja.
Sekarang saat
bayi irham, saya punyai lebih beragam alat bantu gendong seperti kain jarik,
gendongan sling, baby wrap dan hipseat. Cara menggendong irham pun
dengan posisi M-shape.
Setelah saya
baca-baca, menggendong bayi dengan posisinya M-shape sangat dianjurkan. Hal ini
untuk
menghindari cedera atau hyp-dysplasia (DDH) pada bayi. Menurut Hypdysplasia.org DDH merupakan kondisi dimana adanya
gangguan yang terjadi karena tulang panjang kaki lepas dari lengkung tulang
panggul. Wedew ngeri juga yaa?
Posisi M-Shape bisa diterapkan pada bayi dari newborn sampai
12+. Posisi ini menjaga tulang belakang tetap diposisinya (melengkung) sesuai
dengan bentuk anatomi bayi. Saat bayi lahir bentuk tulang belakang bayi
melengkung seperti huruf C, nah pada saat ini otot-ototnya belum cukup kuat
untuk menopang tulang belakangnya, untuk itu tidak disarankan untuk menggendong
dengan cara merapatkan kaki bayi kemudian digendong dengan posisi bayi tidur
agar tidak mengganggu struktur tulang belakang bayi yang berbentuk C
(melengkung).
Saat menggendong bayi, pastikan kain gendongan bagian bawah
menopang kedua paha bayi, posisi punggung bayi tetap melengkung dan disangga
oleh kain gendongan.
posisi M-shape (pict from id.theasianparent.com) |
Informasi detil mengenai babywearing
ini bisa didapat dari fanpage atau web site tentang babywearing seperti indonesiababyweares.
Dulu saat saya pertama kali mencoba menggendong dengan posisi
M-shape memang rada deg-degan. Kira-kira nyaman ga ya irham digendong dengan
posisi kayak gini? Ternyata setelah berkali-kali mencoba, saya mulai terbiasa
menggendong dengan posisi M-shape dan ternyata irham nyaman-nyaman saja dalam
gendongan saya bahkan sampai tertidur.
jarik dengan simpul pangkal |
Menggendong dengan posisi M-shape sangat terbantu dengan aneka
macam model gendongan yang saya miliki. Saat di rumah saya paling sering
menggendong menggunakan kain jarik karena lebih praktis. Dengan kain jarik yang
dibuat simpul pangkal terlebih dahulu, maka bahu tidak akan terasa pegal ketika
menggendong.
gendongan sling lurik Zatra
|
Gendongan lain yang jadi favorit saya adalah gendongan model hipseat. Gendongan yang ada dudukannya
ini cocok banget dipake irham saat mulai usia 6 bulan. Sama sekali tidak pegal
kalau gendong irham pake hipseat. Gendongan
ini juga support untuk posisi M-shape. Mas suami juga paling seneng pake
hipseat buat gendong irham terutama kalau ngajak irham jalan-jalan keluar
rumah. Selain praktis dan nyaman gendong pake hipseat juga terasa lebih
kekinian J
gendongan hipseat Dialogue baby |
gendongan baby wrap Hanaroo |
Setelah
tahu tentang seputaran ilmu menggendong bayi, saya sekarang lebih mantap aja
gendong irham. Bagaimana dengan teman-teman?
2 komentar:
Posting Komentar