Ketika menginjak umur 3 tahun, ikhfan saya masukkan
ke playgroup. Sejak itu dia sering jadi “pusat perhatian” guru-gurunya di
sekolah karena setiap kali ditanyai ikhfan selalu menjawab dan akhirnya
bercerita versi anak-anak yang bikin guru-gurunya senang bercampur geli.
Biasanya acara “menginterogasi” ikhfan
direkam video dan dikirim via WA ke
saya. Saya kadang cerita juga sama teman kantor kalau saya dapat kiriman video
rekaman ikhfan yang lagi cerita di sekolah. Teman kantor saya jadi heran kok
gurunya ikhfan segitu perhatiannya sama ikhfan. Kok saya sering dapat kiriman
video atau foto kegiatan ikhfan di sekolah dari gurunya sehingga saya tau progress ikhfan di sekolah.
Intinya dia heran kok saya bisa dapat banyak
informasi tentang apa saja yang dilakukan ikhfan di sekolah. Guru-guru ikhfan
juga selalu lapor kejadian di sekolah. Membandingkan dengan dia yang ga selalu
dapat laporan dari guru anaknya.
Alasan saya memasukkan ikhfan ke playgroup
tidak karena latah dengan lingkungan yang banyak menyekolahkan anak batita ke
playgroup yang fullday atau halfday.
Ada juga yang komentar, “kok ikhfan
disekolahin? udah ga ada yang momong di rumah ya?”
Saya jawab, saya punya asisten di rumah yang
menginap dan menyekolahkan anak karena ga ada yang jagain di rumah bukan alasan
saya. Memang di kantor saya, permasalahan klise ibu-ibu bekerja di kantor
adalah urusan asisten di rumah untuk jagain anak. Kalau ga punya asisten maka
pilihannya adalah memasukkan anak ke sekolah fullday.