ikhfan - anak kedua saya- sekarang usianya hampir 1,5 tahun. Waktu rasanya cepat bergulir saja. Saya masih sangat teringat masa-masa kehamilan dan kelahiran ikhfan. Sepertinya baru kemarin saja saya hamil dan melahirkan ikhfan.
ketika saya hamil ikhfan, saya mengalami hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah hebat. Ini melebihi morning sickness. Ketika saya dinyatakan positif hamil, satu minggu kemudian serangan mual dan muntah hebat datang. Sama seperti ketika saya hamil kakak ikhsan (anak pertama) -5 tahun sebelumnya-, saya tidak bisa makan apa pun karena setiap saya makan selalu muntah. Dulu di kehamilan kakak ikhsan, saya tidak memaksa diri saya untuk tetap makan sehingga saya mengalami dehidrasi dan harus bedrest di klinik selama 3 hari. Belajar dari pengalaman itu saya "memaksa" untuk tetap makan dan men-sugesti diri bahwa bayi dalam perut saya membutuhkan makanan. Tapi perjuangan untuk tetap makan sangatlah berat, karena saya muntah hampir 10 kali dalam sehari. Praktis saya tidak bisa beraktivitas dengan bebas. Setiap selesai muntah, yang saya inginkan hanya tiduran di kasur sambil meringis menahan mual yang hebat di dalam perut.
Trimester pertama yang dihiasi dengan mual dan muntah hebat saya jalani sendirian karena kebetulan suami saya- sedang ditugaskan di australia. Obat mual dari dokter sama sekali tidak mengurangi mual dan muntah saya. Aktivitas saya di kantor juga terganggu, karena mual dan muntah bisa datang kapan saja. Teman-teman di kantor sampai rada "ngeri" kalau melihat saya muntah-muntah di toilet kantor. Tapi saya tetap harus ngantor juga.
Ketika suami saya pulang ke Indonesia, saya seperti mendapat kekuatan untuk melawan mual dan muntah hebat itu. Sentuhan tangan dan pelukan suami benar-benar membantu saya untuk tetap makan walau mual dan muntah akan datang setelah sayaa selesai makan.
Obat anti mual yang diberikan dokter sama sekali tidak membantu. Jika obat saya minum, rasa mual malah semakin menjadi, sehingga saya putuskan untuk tidak meminumnya.
Dukungan suami dan keluarga ternyata memberi dampak positif pada kehamilan saya. Saya juga tidak merasa lelah dan berat menjalani kehamilan kedua ini. Hal ini terbukti di trimester pertama, berat janin dan perkembangannya normal walau saya muntah-muntah hebat.