Mempunyai dua anak laki-laki
membuat saya harus memaklumi hobi para lelaki. Kini di saat kakak Ikhsan
berumur 9 tahun dan adik Ikhfan berumur 4 tahun, rumah dikuasai oleh permainan
aura laki-laki. Mas suami kalau lagi di rumah sering banget ngajakin duo kakak
beradik ini bongkarin mainan yang ada sekrup-nya.
Jadi, beberapa mobil remote
kontrol “hancur” dibongkarin mereka bertiga. Hadew...gini nih kalau 3 laki-laki
sedang menjalankan hobinya, menerima bongkar tapi tidak menerima pasang. Setelah puas bongkarin, terkadang mas suami
menunjukkan cara me-nyolder komponen listrik di mesin mobil remote kontrol dan
anak-anak terlihat heran banget melihat bapaknya bisa me-nyolder komponen
listrik pake tenol dan solder listrik Pokoknya kalau mereka bertiga lagi asyik,
dilarang mendekat dan mengganggu. Biasanya saya mengalah dan mojok di dapur.
Pilih masak aja hehe...
Kakak yang merasa lebih tua tidak
mengijinkan adiknya mencoba menerbangkan helikopter dengan alasan umur adiknya
baru 4 tahun.
“Helikopter remote kontrol itu
bukan buat anak 4 tahun. Jadi adik belum boleh nerbangin,” gitu alasannya.
Saya ga tau kenapa, helikopter
hadiah itu hanya berumur 1 minggu saja. Setelahnya sudah tidak bisa
diterbangkan lagi. Ikhsan ikhfan mukanya langsung kusut melihat mainan mereka
rusak berat. Bahkan setelah dibongkar dan dicoba reparasi sendiri oleh mereka
dipimpin mas suami, helikopter remote itu tetap tidak bisa terbang. Saya maklum
mereka selalu terima bongkar mainan tapi tidak terima pasang hehe...
Akhirnya mas suami membelikan 2
helikopter remote kontrol untuk Ikhsan-Ikhfan plus doraemon yang bisa terbang. Permainan yang seharusnya
dimainkan oleh anak diatas 12 tahun, di rumah kami dimainkan oleh anak 9 tahun
dan 4 tahun. Tidak dinyana juga adik yang berusia 4 tahun bisa juga
menerbangkan helikopter remote control itu dengan memainkan beberapa manuver
seperti naik, turun serta belok kanan kiri diakhiri dengan mendaratkannya
dengan mulus.
Ikhsan Ikhfan lebih senang
permainan yang berbau “laki-laki”. Jadi di rumah stok mainannya kebanyakan
alat-alat transportasi, pesawat dan helikopter.
Tidak terlalu suka boneka. Punya sih boneka, tapi akhirnya saya simpan
karena cuma dibuang-buang sama mereka.
Menurut saya anak laki-laki di
rentang usia mereka (3-9 tahun) memang harus diajarkan tentang identitas mereka
sebagai laki-laki dengan kehadiran sosok laki-laki yaitu bapaknya. Hal itu
merupakan salah satu bagian tentang pendidikan seks pada anak.
Sejak lahir anak lebih banyak
bersentuhan dengan Ibu, jadi unsur feminim lebih dominan. Supaya anak-anak tahu
identitas seksual mereka, unsur maskulin/feminim harus dihadirkan sesuai dengan
jenis kelamin mereka. Kalau saya kebetulan 2 anak saya adalah laki-laki jadi
saya berusaha keras menghadirkan sosok laki-laki di rumah. Alhamdulillah ada
eyang kakung yang tinggal bersama kami,
jadi kalau saat mas suami sedang tugas keluar kota, anak-anak tetap melihat ada
sosok laki-laki dewasa di rumah.
kalau di rumah, mereka bertiga bisa asyik bermain ala laki-laki |
Bagi saya pengenalan identitas
seksual bagi anak sangat penting untuk membantu mereka mengetahui dan mengenal
jenis kelamin mereka sehingga di saat dewasa mereka tidak mengalami
disorientasi seksual. Walaupun tidak dipungkiri, disorientasi seksual bisa
terjadi pada masa dewasa karena pengaruh lingkungan. Paling tidak jika kita
sudah membekali anak-anak dengan pengetahuan tentang identitas seksual mereka
sejak dini, hal-hal yang tidak kita inginkan tidak akan terjadi.
Pendidikan seks untuk anak di
rentang usia 3-9 tahun dimulai dengan pengenalan identitas gender pada anak.
Perbedaaan dia dengan lawan jenis. Adik ikhfan saat
sekarang usianya 4 tahun juga mulai bertanya,” kok Ibu pake jilbab trus kok
aku, kakak dan bapak enggak?”
"ya karena adik Ikhfan, kakak Ikhsan dan Bapak itu laki-laki," jawab saya singkat.
Pertanyaan-pertanyaan yang
terlotar seperti itu menunjukkan anak membutuhkan informasi mengenai sex/pengenalan
gender. Nah, sebagai orang tua kita juga harus pandai-pandai memberikan pendidikan
seks sesuai dengan tingkatan umur anak. Pendidikan seks bagi anak usia 3-9
tahun berbeda dengan anak usia pra remaja dan remaja.
Untuk anak usia 3 – 9 tahun
pendidikan seks diawali dengan pengenalan gender dan pengetahuan untuk menjaga
dan merawat area genital mereka. Beri informasi pada anak bahwa area genital
mereka tidak boleh dipegang oleh sembarang orang. Kalau saya memberitahu kakak Ikhsan-
adik ikhfan bahwa area genital mereka hanya boleh dipegang orang tua,
dokter (ketika sakit) dan mereka
sendiri. Selain itu tidak boleh ada yang memegang.
Bagi anak perempuan pengenalan
identitas gender dengan kehadiran sosok Ibu dan kedekatan dengan Ibu sejak
lahir sangat membantu mereka. Pemilihan baju dan mainan juga membantu mereka
mengenal identitas gender mereka bahwa mereka terlahir sebagai anak perempuan.
Kehadiran sosok Bapak sebagai laki-laki dewasa juga sangat diperlukan untuk
memantapkan pengetahuan mereka tentang adanya perbedaan gender laki-laki dan
perempuan.
Para ahli menyepakati bahwa pendidikan
seks sangat penting diberikan kepada anak (Nova No. 1510/XXIX, tgl 5 Feb 2017)
karena bisa menangkal 3 risiko yaitu:
1.
Kejahatan seksual.
Anak yang sudah mendapat pendidikan seks, berisiko
lebih kecil menjadi korban kejahatan seksual.
2.
Pornografi.
Penelitian menunjukkan anak yang mendapat pendidikan
seks secara optimal lebih mampu menghindarkan dirinya dari jerat pornografi.
3.
Perilau seksual yang salah
Anak yang memahami seks secara sehat, diyakini berisiko
lebih kecil melakukan perilaku seks yang salah.
Sekarang jamannya sudah sangat high tech jadi pemikiran orang tua juga
harus bergerak maju, tidak hanya mengatakan bahwa membicarakan tentang “sex”
dengan anak adalah sesuatu yang tabu dan hanya mengatakan boleh dan tidak saja.
Anak sekarang kadang membutuhkan argumentasi sesuai umur mereka. Akan lebih
baik anak-anak tahu tentang pendidikan sex dari orang tua dibandingkan mereka
mencari sendiri di luar lewat teman maupun media sosial yang susah dikontrol.
Bagi saya pendidikan seksual
perlu diberikan kepada anak sesuai dengan jenjang umurnya. Sekali lagi, sesuai
jenjang umur. Nah langkah pertama saya sebagai orang tua adalah belajar tentang
pendidikan sex bagi anak sesuai jenjang umur mereka sehingga saya bisa
memberikan informasi yang tepat dan benar. Selain itu bisa menjawab pertanyaan
anak-anak seputar keingintahuan mereka tentang perkembangan seksualitas mereka.
Sekarang saya lagi belajar nih
tentang pendidikan seks yang tepat bagi anak. Teman-teman yang punya info
seputaran pendidikan sex bagi anak, hayuk silahkan sharing di sini.
3 komentar:
Saya jg kdng bingung kl hrs menjelaskan tentang seks ke anak.. Memang hrs bnyak belajar sbg orang tua. Makasih sharingnya mbak
bahasannya cukup rumit nih...
yang no 2 dan 3 waktu kira2 3 tahunan.. mereka tanya lahirnya dari mana??? karena mereka caesar lebih gampang jelasinnya...
Raffa aja yang sampai sekarang masih ngotot kalau mas Dzaky yang lahirin itu ayah..he he he he
Dija juga paham mainan anak laki laki
soalnya kakak kakaknya dija laki laki semua lho mama entik
Posting Komentar