happy birthday mas.....
genap 36 tahun sudah usiamu
semoga di usiamu kini, kedewasaan mas semakin matang dan kesabaran mas semakin bertambah dalam membimbing kami -jeng dan ikhsan-
jangan pernah lelah ketika jeng mengeluh dan ingin bersandar di bahu mas
mas adalah sejuta harapan kami...
banyak doa yang kami panjatkan kepada Allah untuk mas
semoga kesehatan dan keselamatan selalu tercurah untuk mas
semoga kemudahan urusan kantor selalu terpampang untuk mas
semoga senyum, tawa dan gojekan selalu terlontar dari mulut mas
dan semoga kebahagian selalu hadir untuk kita
amien....
ayo, mas tiup lilin ulang tahunnya...
28 agustus 2008
Rabu, 27 Agustus 2008
Rabu, 13 Agustus 2008
3 tahun sudah....
Tak terasa 3 tahun sudah kami –saya dan mas- berbagi suka dan duka. Bentangan hari yang kami lalui sungguh mengesankan. Tanggal 14 Agustus 2005 adalah hari dimana mas mengucapkan ijab qabul dengan bapak saya. Sungguh haru kala itu mendengar mas dengan mantap menerima nikah saya dari bapak. Tak ada keraguan dari kalimat yang diucapkan mas di depan naib dari KUA. Waktu itu saya sempatdeg-degan, tapi mas kayaknya tidak deg-degan alias muantap.
Selang seminggu setelah menikah, mas harus kembali ke bandung untuk menyelesaikan kuliah S2 di ITB. Waktu itu rasanya sedih juga ditinggal suami hiks..hiks karena membayangkan akan menghabiskan masa cuti menikah sendirian. Alhasil selama seminggu setelah menikah saya hanya sendirian. Sepi dan ga enak banget, saya pun sempat uring-uringan sama mas. Tapi mas menanggapi dengan “damai” alias ga ikut-ikutan senewen.
“sabar ya jeng…,besok setelah ujian semester selesai pasti mas pulang ke djogja,” begitu janjinya.
Hampir 1 tahun kami terpisah. Saya di djogja dan mas di bandung. Dan masa-masa itu seru kalo diingat karena kala itu kami harus rela melek malam-malam demi mendapat tarif murah untuk saling bertelepon. Setiap jam 3 pagi dering telpon seluler saya sudah berbunyi. SMS dari mas yang rutin membangunkan saya untuk sholat malam. Usai sholat malam, barulah mas menelpon dan waktu 1 jam pun berlalu untuk saling ngobrol dan ketawa-ketiwi. Menjelang subuh barulah acara telpon-telponan usai karena adzan subuh sudah memanggil kami untuk sholat. Dan setelah sholat subuh, bisa ditebak kalo saya ngantuk berat dan tidur lagi sampai jam 6 pagi dan baru siap-siap ke kantor selepas jam 6.
Karena setiap hari ada acara telpon-telponan alhasil alokasi budget untuk pulsa pun membengkak. Tapi ga papa sih, wong dalam keluarga kan komunikasi penting (ini sih untuk ngayem-yemi hati aja karena membengkak-nya budget he2x) lagi pula kami belum punya tanggungan anak. Setelah menyelesaikan kuliah di Bandung, akhirnya mas diwisuda juga dengan predikat cumlaude. Wih seneng dan bangga rasanya ketika melihat mas berdiri ketika namanya disebut sebagai peserta wisuda yang cumlaude dalam acara wisuda sarjana & magister ITB tahun 2006. Saya ga pernah ngebayangin mas hanya punya 1 nilai B dalam transkrip Magister Sains-nya. Kata mas, selama kuliah di Bandung dia konsern belajar biar kuliahnya cepat kelar dan cepet balik Djogja ketemu sama istri tercinta.
Selang seminggu setelah menikah, mas harus kembali ke bandung untuk menyelesaikan kuliah S2 di ITB. Waktu itu rasanya sedih juga ditinggal suami hiks..hiks karena membayangkan akan menghabiskan masa cuti menikah sendirian. Alhasil selama seminggu setelah menikah saya hanya sendirian. Sepi dan ga enak banget, saya pun sempat uring-uringan sama mas. Tapi mas menanggapi dengan “damai” alias ga ikut-ikutan senewen.
“sabar ya jeng…,besok setelah ujian semester selesai pasti mas pulang ke djogja,” begitu janjinya.
Hampir 1 tahun kami terpisah. Saya di djogja dan mas di bandung. Dan masa-masa itu seru kalo diingat karena kala itu kami harus rela melek malam-malam demi mendapat tarif murah untuk saling bertelepon. Setiap jam 3 pagi dering telpon seluler saya sudah berbunyi. SMS dari mas yang rutin membangunkan saya untuk sholat malam. Usai sholat malam, barulah mas menelpon dan waktu 1 jam pun berlalu untuk saling ngobrol dan ketawa-ketiwi. Menjelang subuh barulah acara telpon-telponan usai karena adzan subuh sudah memanggil kami untuk sholat. Dan setelah sholat subuh, bisa ditebak kalo saya ngantuk berat dan tidur lagi sampai jam 6 pagi dan baru siap-siap ke kantor selepas jam 6.
Karena setiap hari ada acara telpon-telponan alhasil alokasi budget untuk pulsa pun membengkak. Tapi ga papa sih, wong dalam keluarga kan komunikasi penting (ini sih untuk ngayem-yemi hati aja karena membengkak-nya budget he2x) lagi pula kami belum punya tanggungan anak. Setelah menyelesaikan kuliah di Bandung, akhirnya mas diwisuda juga dengan predikat cumlaude. Wih seneng dan bangga rasanya ketika melihat mas berdiri ketika namanya disebut sebagai peserta wisuda yang cumlaude dalam acara wisuda sarjana & magister ITB tahun 2006. Saya ga pernah ngebayangin mas hanya punya 1 nilai B dalam transkrip Magister Sains-nya. Kata mas, selama kuliah di Bandung dia konsern belajar biar kuliahnya cepat kelar dan cepet balik Djogja ketemu sama istri tercinta.
"Dapat nilai bagus juga karena di support istri kok," ujar mas rada tersipu karena saya puji predikat cumlaude-nya. (wekekek..., saya sempat ge-er juga mendengar pernyataan2 mas itu)
dan di akhir tahun 2006 saya dinyatakan positip hamil. Duh...,senengnya kami menerima anugrah ini, setelah hampir 1,5 tahun menunggu. Rasanya lengkap kehidupan keluarga kecil kami dengan kehadiran ikhsan di pertengahan tahun 2007. Semakin komplit kebahagian saya dan mas karena kami dapat membeli sebuah rumah mungil di tengah rimbunnya pohon-pohon dan hijaunya persawahan menjelang kelahiran ikhsan. Bagi saya, ikhsan dan mas adalah simponi kebahagian dalam hidup. Mas, dengan kesabarannya telah menggenapkan cinta saya padanya menjadi 100%. Saya dulu sempat tak bisa membayangkan cinta saya pada mas akan semakin bertambah setelah menikah dengannya. Kini tak ada hentinya saya bersyukur pada Allah karena telah menjodohkan saya dengan mas..., Alhamdulillah.
Semoga, kehidupan keluarga kecil kami senantiasa dilimpahi cinta, kasih dan sayang..
dan semoga rahmat Allah selalu terlimpah pada kami..
ami..iin
Senin, 11 Agustus 2008
award
Rabu, 06 Agustus 2008
cerita Festival seni Internasional
Ah, akhirnya saya bisa posting juga setelah selama beberapa minggu ini disibukkan dengan kerjaan kantor. Usai Festival Seni Internasional 2008 digelar, saatnya saya melaporkan (ih, kayak lapor ma komandan ajah.. he2x) acara festival kemaren.
Festival kali ini mengambil tema art for teacher, jadi banyak meng-explore karya-karya guru baik, guru SD, SMP,SMA dan SMK. Mulai dari karya kriya sampai karya seni pertunjukan. Ternyata ga nyangka loh, para guru itu punya kemampuan yang ok. Lukisan karya mereka yang dipamerkan juga cukup membuat orang berdecak kagum. Puncak acara festival ditandai dengan penganugrahan Teachers Award.
Acara bazar barang-barang seni juga ga kalah seru dan ramai karena banyak barang-barang unik dijual dengan harga yang miring. Saya aja juga ikutan mborong he2x.
Mumpung acara ini gratis dan ga setiap tahun digelar, saya ga sia-siakan kesempatan ini. Setiap sore,selepas kantor (karena kalo pas jam ngantor saya sibuk dengan jadwa panitia) saya mengajak ikhsan untuk lihat festival. Tak ketinggalan asisten di rumah juga saya ajak. Mas –bapak ikhsan- karena sibuk dengan urusan kantor, ga setiap hari bisa menemani kita nonton. Ah, yang penting kami –saya dan ikhsan- senang karena bisa mengapresiasi seni dan budaya bangsa kita. Semoga saja 2 tahun mendatang festival seni internasional ini bisa tetep digelar.
Festival kali ini mengambil tema art for teacher, jadi banyak meng-explore karya-karya guru baik, guru SD, SMP,SMA dan SMK. Mulai dari karya kriya sampai karya seni pertunjukan. Ternyata ga nyangka loh, para guru itu punya kemampuan yang ok. Lukisan karya mereka yang dipamerkan juga cukup membuat orang berdecak kagum. Puncak acara festival ditandai dengan penganugrahan Teachers Award.
Acara bazar barang-barang seni juga ga kalah seru dan ramai karena banyak barang-barang unik dijual dengan harga yang miring. Saya aja juga ikutan mborong he2x.
Mumpung acara ini gratis dan ga setiap tahun digelar, saya ga sia-siakan kesempatan ini. Setiap sore,selepas kantor (karena kalo pas jam ngantor saya sibuk dengan jadwa panitia) saya mengajak ikhsan untuk lihat festival. Tak ketinggalan asisten di rumah juga saya ajak. Mas –bapak ikhsan- karena sibuk dengan urusan kantor, ga setiap hari bisa menemani kita nonton. Ah, yang penting kami –saya dan ikhsan- senang karena bisa mengapresiasi seni dan budaya bangsa kita. Semoga saja 2 tahun mendatang festival seni internasional ini bisa tetep digelar.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
akhir desember tahun 2013 yang lalu saya mendapat undangan pertemuan darmawanita di kantornya mas. Sebenarnya saya agak males datang karena ...
-
Ketika mendapati test pack ada garis merahnya dua, pastinya ibu-ibu yang menanti kehamilan akan seneng campur deg-degan. Biasanya saat keta...
-
Minggu kemaren kita diajak jalan-jalan bapak ke xt square. Mumpung kk ikhsan masih libur, jadi buat ngisi liburan juga. Disana kita diajak m...