Ketika menginjak umur 3 tahun, ikhfan saya masukkan
ke playgroup. Sejak itu dia sering jadi “pusat perhatian” guru-gurunya di
sekolah karena setiap kali ditanyai ikhfan selalu menjawab dan akhirnya
bercerita versi anak-anak yang bikin guru-gurunya senang bercampur geli.
Biasanya acara “menginterogasi” ikhfan
direkam video dan dikirim via WA ke
saya. Saya kadang cerita juga sama teman kantor kalau saya dapat kiriman video
rekaman ikhfan yang lagi cerita di sekolah. Teman kantor saya jadi heran kok
gurunya ikhfan segitu perhatiannya sama ikhfan. Kok saya sering dapat kiriman
video atau foto kegiatan ikhfan di sekolah dari gurunya sehingga saya tau progress ikhfan di sekolah.
Intinya dia heran kok saya bisa dapat banyak
informasi tentang apa saja yang dilakukan ikhfan di sekolah. Guru-guru ikhfan
juga selalu lapor kejadian di sekolah. Membandingkan dengan dia yang ga selalu
dapat laporan dari guru anaknya.
Alasan saya memasukkan ikhfan ke playgroup
tidak karena latah dengan lingkungan yang banyak menyekolahkan anak batita ke
playgroup yang fullday atau halfday.
Ada juga yang komentar, “kok ikhfan
disekolahin? udah ga ada yang momong di rumah ya?”
Saya jawab, saya punya asisten di rumah yang
menginap dan menyekolahkan anak karena ga ada yang jagain di rumah bukan alasan
saya. Memang di kantor saya, permasalahan klise ibu-ibu bekerja di kantor
adalah urusan asisten di rumah untuk jagain anak. Kalau ga punya asisten maka
pilihannya adalah memasukkan anak ke sekolah fullday.
Alasan utama saya dan mas menyekolahkan
ikhfan adalah untuk melatih ikhfan bersosialisasi dengan teman sebaya, belajar
mengenal tentang aturan di luar rumah, belajar kemandirian, mengembangkan
motorik halus dan kasarnya.
Sekolah pilihan saya adalah playgroup dan
TKIT-nya kakak ikhsan dulu. Alasan saya memilih disana karena lokasi sekolah ada diantara rumah dan kantor saya,
selain itu saya sudah mengenal guru-gurunya sehingga mempermudah saya menjalin
komunikasi dengan guru-guru di sekolah.
Ikhfan sekolah dari senin sampai jumat jam
7.30 sampai 11.30. Hari sabtu libur. Ada kalanya ikhfan mogok ga mau sekolah
dan pengen maen di rumah saja. Kalau rayuan saya untuk sekolah tidak mempan,
saya juga tidak memaksa ikhfan untuk berangkat sekolah. Kalau dipaksa, takutnya
nanti di sekolah ikhfan malah rewel. Saya pengennya sih, ikhfan berangkat sekolah
dengan mood yang ok dan hati yang lega. Kalau sudah diawali dengan rewel dan
nangis, duh saya juga ga tega ninggal dia di sekolah.
Kesimpulannya sekolah bagi ikhfan hukumnya
tidak wajib tapi atas dasar sukarela hehe...
Selain itu sejak awal saya menjalin hubungan
yang baik dengan guru-guru sekolah terutama guru kelasnya. Jujur saya
bener-bener mengacungi jempol bagi guru TK. Pengorbanan mereka lumayan besar
menghadapi anak2 batita dan balita yang menjadi muridnya. Dia awal masa masuk
sekolah pasti ada saja anak yang nangis dan ga mau ditinggal orang tuanya,
otomatis bu guru yang menenangkan dengan menggendong, membujuk dan merayu sampai
tangis si anak reda dan mau bergabung di sekoalh dengan teman-temannya.
Belum lagi kalau ada yang ngompol atau pup,
wah bu guru akan dengan ikhlas membersihkannya seperti anak-anak mereka
sendiri. Ikhfan yang belum lulus toilet training 100 persen, sesekali masih
ngompol juga di sekolah dan bu gurunya dengan ikhlas membersihkan dan mengganti
baju ikhfan. Dan saat saya jemput, bu guru pasti cerita dan laporan ke saya
tentang kejadian itu.
Tidak jarang saya membawakan kue, makan siang
atau sekedar gula dan minyak goreng. Ga berniat nyogok, tapi itu bentuk
terimakasih saya untuk mereka yang telah membantu saya mendidik ikhfan di
sekolah. Gapapa kan? Bu guru biasanya juga senang kalau saya sering sharing
perkembangan ikhfan di rumah. Jadi kalau saya bertemu bu guru, pasti langsung
nyambung kalau ngomongin ikhfan.
Urusan sekolah untuk anak batita memang
masih butuh banyak campur tangan kita sebagai orang tua. Ga bisa kita langsung
lepas tangan dan percaya 100 % pada guru di sekolah. Kalau saya sih seneng lebih
banyak sharing dengan bu guru tentang perkembangan ikhfan, biar saya dapat
masukan juga dari bu guru.
Memasukkan anak usia batita ke sekolah memang sebuah pilihan bagi orang tua. Pertimbangan akan berbeda pada tiap orang tua. Bagi saya, mencari sekolah yang tepat dan sesuai bagi anak adalah pertimbangan utama. Ada kalanya kita menganggap sudah memilih sekolah yang baik, tapi ternyata anak kita tidak cocok di sana entah tidak cocok dengan lingkungan sekolah, teman, guru atau cara pembelajarannya. Lebih enak kalau ada sekolah yang menyediakan program trial selama 1 bulan, sehingga anak bisa mencoba dan kita bisa menilai apakah anak kita cocok atau tidak bersekolah di sana.
Dan ini catatan saya tentang perkembangan ikhfan
setelah setengah tahun sekolah:
1. lebih
banyak kosakata yang dimiliki
2. bisa
merangkai cerita pengalamannya
3. lebih
mandiri – ikhfan sudah bisa makan nasi sendiri menggunakan sendok tanpa banyak
nasi yang tumpah dari piringnya, bisa mengambil minum sendiri, melepas celana
dan lari ke toilet untuk pipis, wudlu, memakai dan melepas tas sekolahnya
sendiri.
4. Cepet
sekali menangkap pembicaraan orang di sekitarnya
5. Motorik
halusnya mulai terasah- bisa melipat jari-jari tangannya untuk menunjukkan angka
2,3,4,5 dst., menggunting/merobek kertas, melipat kertas, mencoret-coret, mengelem
kertas dan menempelnya.
6. Untuk
motorik kasar,- melompat dengan 2 kaki/1 kaki, berlari, jinjit ,berjalan mundur
dan naek sepeda.
7. Berat
badan ikhfan 18 kg, itu naek-turun apalagi kalau serangan asma datang, sudah dipastikan
beratnya turun. Untungnya nafsu makan ikhfan cepat pulih setelah sakit jadi
berat badan tidak turun drastis. Ikhfan juga tidak banyak minum susu. Dalam sehari
hanya 1-2 kali saja.
7 komentar:
Ikhfan kelihatan sudah besaaaar sekali lhooo
Dija juga dulu masuk playgroup usia 3,5 tahun
aku sih memasukkannya dengan tujuan agar dia bersosialisasi dengan banyak teman sebayanya
karena di lingkungan rumah gak ada anak sebaya dija
emang perkembangannya luar biasa ya mbak, kalo masuk sekolah sedini mungkin
Ikhfan sekel bgt...
tambah pintar jadinya ya Ikhfan
terganutg orang tua dan aanak sih ya mbak. akujuga masukin sih ke playgroup
@elsa: iya nih ikhfan dah 3 tahun, dulu waktu ketemu tante elsa baru 2 tahun jadi dah tambah gede sekarang hehe...
@mba fitri: amin makasih
@mab lidya: iya bener tergantung ortu dan anaknya sendiri.. masuk sekolah tetap bisa memberi nilai tambah pada perkembangan anak
Anak saya juga akhirnya masuk PG krn anaknya yang pengen sekolah Mbak, saya dan suami lihat ada keinginan dia u lebih banyak ketemu anak seumuran. Asal guru2 telaten & metodenya ga memberatkan anak si anak usia 3 tahun masuk PG ternyata oke2 aja hehe
Posting Komentar