
hebohnya pemberitaan tentang gunung merapi yang meletus disertai awan panas atau lebih dikenal dengan wedhus gembel memang membuat hati deg-degan. Saya yang tinggal di yogya, tiap kali mendengar merapi meletus selalu deg-degan dan haru. Dan kebetulan sekali rumah yang saya tinggali sekarang letaknya ada di jalan kaliurang km 13 atau sekitar 25an dari gunung merapi urung membuat saudara dan keluarga saya mengkhawatirkan keadaan kami.
sejak erupsi pertama hari senin sore tanggal 25 oktober kemaren, banyak telepon dari mertua dan saudara-saudara masuk menanyakan keadaan kami.
"piye? kena apa enggak?"
"ngungsi apa enggak?"
"Rumah piye?"
Pertanyaan itu kami jawab dengan jawaban yang sama: "kami baik-baik saja. Tidak Mengungsi karena jarak rumah dan merapi masih jauh. Lebih dari 25an km. Jarak aman minimal dari BPTK adalah 10km. Rumah juga tidak kena hujan abu."
Berhubung pemberitaan di tv tentang kondisi merapi memang menghebohkan dan terlihat mengkhawatirkan, jadi saya maklum kalau keluarga kami yang tinggal di luar Yogya mengkhawatirkan kami.
Rumah saya menghadap ke arah utara atau tepat menghadap gunung merapi. Jadi kalau keluar rumah pemandangan gunung merapi yang indah terlihat jelas. Suasana alam pedesaan yang asri plus udara yang sejuk semakin membuat nyaman suasana rumah. Nah, kalau merapi lagi mengeluarkan wedhus gembel kayak sekarang ini, pemandangan puncak gunung merapi tidak terlihat dari rumah karena tertutup kabut.
Kalau udara cerah, wedhus gembel dan lelehan lahar yang merah bisa terlihat jelas dari sini.
Erupsi tahun 2010 tidak terlihat jelas dari jauh karena terjadi di malam hari dan merapi tertutup kabut. Beda dengan erupsi tahun 1994 lalu. Waktu itu saya masih SMP deh.,Nah wedhus gembel keluar dari puncak merapi terlihat jelas dari kota Yogyakarta karena keluar pada siang hari. Duh, saya ngeri liatnya. Kepulan awan panas itu membumbung tinggi dan disertai lahar memerah yang keluar. Cukup lama terlihat dari kota.
Dan tak lama saya dengar kabar kalau wedhus gembel menyapu bukit turgo dan desa di di bawahnya. Korban luka bakar dan meninggal banyak karena waktu itu sedang ada acara hajatan pengantin di Turgo. Pengantinnya juga ikut meninggal. Miris kan?
Tahun 2010 ini, wedhus gembel menyapu desa kinahrejo -desanya mbah maridjan- yang jaraknya cuma sekitar 4km dari merapi. Luluh lantak tersapu awan panas. Korbannya juga banyak. Yang ngungsi lebih dari 4000 orang. Teman satu kantor saya juga ada yang harus mengungsi di barak pengungsian. Dengan berbekal baju seadanya dia dan keluarga mengungsi ke barak. Tidak dinyana kalau wedhus gembel menyapu desanya. Rumah tertutup abu vulkanik. Semua peralatan di rumah rusak bahkan baju-baju yang masih ada di rumah juga rusak padahal dia dan keluarganya cuma bawa baju seadanya sewaktu mengungsi. Duh.., kasian para pengungsi itu. Kemudian di kantor kami menggalang dana kemanusian untuk membantu teman kami itu.
Miris juga melihatnya...,
Merapi memang keagungan Allah. kadang terlihat indah dari jauh, kadang juga membahayakan....
Tapi semoga aja, erupsi merapi kali ini tidak terlalu hebat dan sampai rumah saya. Supaya saya ga mengungsi di barak pengungsian... :)