Senin, 29 November 2010

getuk

kemarin di rumah ada singkong yang belum diapa-apain. Saya jadi teringat makanan favorit ikhsan yang terbuat dari singkong. Apalagi kalau bukan getuk yang manis. Sudah lama ga bikin getuk sendiri. Biasanya saya beliin ikhsan getuk di pasar, tapi kemaren iseng-iseng pengen bikin getuk sendiri. Sukses ga ya?
Dengan resep kreasi sendiri akhirnya terhidang juga sepiring getuk made in ibuna ikhsan hehe...



Pelanggan pertama adalah ikhsan. Adonan belum selesai dicetak, dah dicomot dan dimakan.
"hmm.. enak."
Saya cuma tersenyum aja. Nih anak emang demen banget makanan tradisional kayak gini. Kadang orang-orang yang lihat ikhsan seneng makan jajanan tradisional pada heran kok anak kecil lebih seneng makan makanan tradisional daripada makanan kemasan made in pabrik?



Sejak kecil ikhsan, memang jarang banget saya kasih makanan/snack pabrikan. Kalau saya ada waktu saya sering bikin finger food sendiri buat ikhsan. Atau saya belikan jajan pasar yang ga mengandung pengawet kayak jadah, apem, lopis dan jenang.
Alhasil ikhsan ga begitu suka snack kemasan.

Jadi kalau ke supermarket, ikhsan tidak tertarik mengambil makanan kemasan yang macem-macem itu. Paling pol, dia mengambil yoghurt, coklat atau es krim. Lainnya ga tertarik. Tapi, kalau lihat mainan.., Wah jangan ditanya. Dia bisa berlama-lama ngeliat dan akhirnya mencomot satu hehehe..

Rabu, 24 November 2010

jalan-jalan ke Gembiraloka

di Yogya, ada 1 kebun binatang yang bernama Gembiraloka. Sebenarnya ikhsan sudah pernah kami ajak ke sana waktu umur 1,5 taon. Nah, kemaren sekitar 3 hari setelah merapi meletus, kami ajak ikhsan ke Gembiraloka. Berhubung lokasi Gembiraloka ada di tengah kota Yogya, jadi ada di zona aman dari merapi. Tapi tetep ajah debu dari abu vulkanil merapi betebaran di sepanjang jalan menuju Gembiraloka. Jadi kami mesti bersiap make masker, termasuk ikhsan.


rombongan kita terdiri dari 5 orang, saya, mas, ikhsan, eyang dan mba wal. Karena status merapi masih Awas, jadi pengunjung Gembiraloka sangat sedikit. Hanya terlihat beberapa rombongan saja. Mungkin masih pada takut keluar rumah karena banyak debu. Niatan kita juga ga lama-lama ngajak ikhsan di sini karena masih ada debu vulkanik merapi. Jadi kita langsung masuk taman bermain sebelum muter liat binatang.
Nah, berhubung eyang ga kuat jalan jauh, jadi eyang kita tinggal di taman bermain sambil nungguin tas. Maaf ya eyang, hehehe...



Di taman bermain, ikhsan seneng banget maen ayunan sambil berlari-lari kesana kemari.
Kemudian masuk gua-gua buatan yang berbentuk buaya dan naga. "bu, gelap..," komentar ikhsan.


dari taman bermain, kami mulai berjalan mengelilingi Gembiraloka. Ikhsan berteriak senang ketika melewati kandang Gajah. "Waaw.., gajahe gede banget!" saya cuma tersenyum denger komentarnya.
Ketika kita masuk zona reptil, saya cukup takjub dengan aneka reptil yang ada di sini. Bayangkan ada aneka macam katak, ular, kura-kura kecil, bahkan tokek sampai bunglon ada di sini. Ckckck..., hebat euy Gembiraloka bisa punya koleksi binatang-binatang kecil itu.
Ikhsan paling seneng sama katak warna kuning yang habitat aslinya ada di Amerika sono. Pas, ngeliat sudah ngakak duluan, lucu katanya. Kalau mas ga begitu tertarik di zona reptil ini,komentarnya," kok rada jijik ya, ngeliatnya?"
Saya cuma ketawa aja, lha wong mas paling parno kalao liat katak, ular dan tokek. Jadi pantes aja dia ga minat ngeliatnya hehehe...







Berjalan mengeliling separo Gembiraloka lumayan bikin kita berkeringat. Semuanya dah rada capek jalan kecuali ikhsan. Tapi saya memutuskan cukup berjalan keliling Gembiraloka separo ajah. Alasanya karena masih ada debu vulkanik dan kaki dah berasa gempor jalan terus.
Akhirnya kami pulang setlah hampir 1 jam keliling Gembiraloka. Lumayan, masih bisa refreshing ngajak jalan-jalan ikhsan di sela-sela bencana meletusnya merapi :)



Senin, 15 November 2010

ikhsan 3 taon 5 bulan

sudah lama tidak posting tentang perkembangan ikhsan..
Sekarang sudah 1 minggu lebih pula, kami tinggal di rumah eyang di condongcatur. Maklum rumah kami masih tertutup debu. Tetangga-tetangga juga belum pada balik ke rumah masing-masing. Saya sendiri belum berani bersih-bersih rumah. Sebenarnya dah kangen banget balik ke rumah Ngaglik.

balik ke ikhsan, sekarang di usianya yang hampir 3,5 taon banyak sekali kemajuannya. Banyak hal-hal yang kadang bikin saya ketawa dengan ulah tingkahnya.
Logikanya juga udah jalan. Pertanyaan-pertanyaannya itu lho, yang kadang bikin saya kelabakan njawabnya, seperti:
"ibu kenapa gunung merapi meletus?"
nah lho, gimana njelasinnya? akhirnya saya jawab," soalnya ada batu, pasir dan wedus gembel yang mau keluar dari gunung."
Ikhsan terdiam dan manggut-manggut.

Makanan kesukaannya adalah yoghurt. Dah deh, kalau pengen yoghurt bisa merengek-rengek sepanjang hari supaya dibelikan. Kudu dijanjiin cuma beli yoghurt aja, kalau ndak dia bisa ngambil mainan di indo***
Sebenarnya ada untungnya juga karena ikhsan tidak tertarik makanan kemasan pabrikan, kayak biskuit dan sebangsanya itu. Snack yang disukai malah jajanan pasar
kayak getuk, jadah, yangko, kacang, jagung, lopis dan pukis.
Alhamdulillah urusan makan sayur rada teratasi, maksudnya sekarang rada doyan sayur karena beberapa waktu yang lalu susah banget makan sayur ampe BAB-nya rada kurang lancar.
Ternyata kita kudu kasih contoh ke anak kalau makan sayur itu enak. Saya sekarang sering makan brokoli, wortel dan bayam di depan ikhsan dengan ekspresi wajah seolah rasanya sangat uena..ak hehe..
Nyata ikhsan tertarik untuk mencobanya. Dan sekarang sudah rada doyan sayur.

Untuk motorik kasar, ikhsan sudah mulai terbiasa memegang pensil. Ikhsan juga sudah mulai bisa menuliskan beberapa huruf abjad. Huruf yang paling senang ditulis adalah huruf H dan I.
Kalau ada tulisan, akan dieja dan lumayan bisa merangkainya.
Nah, sekaranglagi demen banget maenan pesawat. dari bangun tidur ampe mau tidur, yang dimainin ya, pesawat itu-itu aja. Maenan yang lain ga disentuh. Kok ga bosen ya tu anak??

Tapi, sekarang ikhsan rada susah diajak mengaji-hafalan surat Juz Amma-
ad..aa aja alasannya. Padahal dulu ikhsan sempat hafal hampir 12an surat pendek Juz Amma. Jadinya jumlah surat yang dihafal ga nambah bahkan ada beberapa surat yang ikhsan lupa. Hiks..hiks, sedih rasanya.
Perlu perjuangan dan rayuan biar ikhsan mau menghafal lagi surat-surat Juz Amma.

Jumat, 12 November 2010

merapi meletus (part 2)

sudah 2 kali letusan hebat merapi mengarah ke selatan atau ke arah yogyakarta yaitu tanggal 30 oktober dan 5 November 2010. Dan saya mengalami dan merasakan kepanikan masyarakat dengan letusan itu.
Radius aman yang ditetapkan pemerintah pada letusan hebat itu adalah 20 km dari puncak merapi. Daa..an rumah saya berada di area itu. Kalau ditarik garis dari udara, jarak rumah dengan puncak merapi sekitar 17an km. Waa.aw, panik dan takut rasanya..

Hari sabtu tgl 30 Oktober, jam 1 dini hari ketika kami sedang nyenyak tertidur, ternyata merapi meluncurkan lahar dan awan panas ke arah yogyakarta. Suara dentuman dan getaran sangat terasa dari rumah.
Saya yang kebetulan tidur di kamar depan dengan ikhsan mendengar suara ribut-ribut di depan rumah. Pintu pagar rumah pun dipukul-pukul oleh tetangga sambil berteriak-teriak, "pak sigit...pak sigit..."
Lha saya terbangun dan buru-buru berlari ke kamar sebelah, tempat mas tidur. Dalam pikiran saya sudah ada perasaan ga enak. Pasti ada sesuatu.
Mas tidur nyenyak banget dan susah dibangunkan. Ketika berhasil membuka mata, saya dengan rada deg-degan menyuruh mas keluar untuk melihat keadaaan
"Mas, cepet keluar, kayaknya ada sesuatu deh..." kata saya terbata-bata

mas buru-buru keluar dan ternyata tetangga-tetangga desa sudah berada di luar.
Tetangga samping rumah sudah menyalakan mobil dan terlihat tergopoh-gopoh. Dengan penuh tanda tanya, mas bertanya," ada apa?"
dan tetangga sebelah menjawab dengan napas tersengal-sengal menjawab," ayok ngungsi cepet. Merapi meletus dan radius 20 km harus dikosongkan!"
Dan suara gemuruh merapi pun sesekali terdengar.

panik, deg-degan, takut dan bingung adalah perasaan yang menyergap kami. Perasaan yang kacau balau itu menghidupkan kembali ingatan saya ketika gempa bumi di yogya tahun 2006 yang lalu. Saya yang dulu juga sempat mengalami dan merasakan guncangan bumi di tahun 2006 di bantul, merasa perasaan yang kacau balau itu kini hidup lagi.
Pada gempa bumi 2006, kaki saya sempat tertimpa tembok dan masih harus berlari-lari ke perbukitan karena ada isu tsunami dan terpisah dengan suami. Sakit pada kaki tidak terasa karena otak sudah dipenuhi dengan perasaan takut dan khawatir.
Setelah semuanya reda, barulah kaki terasa sakit untuk digerakkan dan untuk berjalan. Dan waktu itu selama 2 minggu saya tidak bisa berjalan karena kedua kaki saya bengkak.

Trauma bencana masih jelas dalam pikiran saya dan mas. Tanpa banyak kata kami langsung bersiap mengungsi. Mba wal -asisten saya- langsung saya bangunkan dan saya ajak mengungsi. Tidak ada baju yang sempat kami bawa. Hanya badan dan sedikit susu punya ikhsan dan makanan yang sempat saya ambil. Panik dan merasa diburu waktu sehingga tidak terpikir mau bawa apa.

Ketika semua makanan masuk mobil, mas buru-buru mengunci pintu rumah.
"ayok jeng cepet..."
"Lho mas, ikhsan belum masuk mobil. Masih di kamar," teriak saya panik.
"Lha piye to jeng? tak kira dah digendong masuk..."
Buru-buru saya berlari menggendong ikhsan keluar kamar. Huff... untung nak, kamu ga ketinggalan.

Di sepanjang jalan, gelombang masyarakat yang mengungsi sudah memenuhi jalan raya. semua kendaraan mengarah ke kota Yogya, menjauhi merapi. Di tengah derasnya hujan pasir dan abu, kami melaju. Tujuan kami adalah rumah eyang di condongcatur. Jarak rumah eyang dengan merapi sekitar 35an km. Jadi masih berada di zona aman.

Di dalam mobil tak henti kami bersyukur kepada Allah masih diberi kesempatan keluar dari rumah, menjauh dari merapi. Bersyukur juga, karena masih punya tujuan tempat mengungsi, sedangkan masyarakat yang tidak punya kerabat di kota yogyakarta terpaksa harus mengungsi di stadion maguwo yang disediakan olah pemda.
Kasihan karena penduduk desa tidak banyak yang punya mobil, jadi evakuasi diri mereka dilakukan dengan truk-truk terbuka dan motor yang dimiliki. Padahal dini hari itu hujan abu sangat lebat. Bisa kebayang pernafasan mereka terganggu dengan abu vulkanik yang betebaran di jalan.

2 hari setelah letusan yang hebat itu, saya memberanikan diri menengok rumah dengan disertai beberapa orang teman kantor.
Duh... suasana ngeri dan mencekam langsung menyergap. Di sepanjang jalan menuju rumah, bagaikan desa mati karena semua penduduk mengungsi. Rumah-rumah kosong dan toko tidak ada yang buka, sementara abu vulkanik masih tebal dan jarak pandang kurang dari 5 meter.
Sesekali suara gemuruh merapi masih terdengar menambah suasana yang mencekam itu.
Sampai di rumah, saya melihat rumah saya sudah putih tertutup abu dan sepi karena tidak ada orang. Saya hanya bertemu 1 orang tetangga depan rumah, yang menceritakan bahwa seluruh penduduk desa sudah mengungsi dan hanya ada para pemuda saja yang menjaga desa untuk mencegah orang-orang yang berniat jelek masuk desa.

Huff..., saya menarik nafas melihat pemandangan rumah. Sekarang pohon-pohon yang hijau menjadi putih tertutup abu vulkanik. Semua aktivitas penduduk di desa hilang, karena ditinggal mengungsi. Ternak pun ditinggal. Hilang sudah suasana asri dan hijau desa di rumah. Sepi dan mencekam.
Saya tidak tahu sampai kapan keadaan akan seperti ini, karena desa kami berada di radius 20 km dari puncak. Sementara itu, desa kami hanya berjarak 500 meter dari sungai kuning yang sekarang dipenuhi matrial gunung merapi. Jika hujan lebat terjadi di puncak merapi, bisa dipastikan terjadi banjir lahar dingin di sungai kuning. dan kalau dam di sungai tidak bisa menampung, lahar dingin itu bisa saja berlari masuk desa kami...

hiks..hiks sedih kalau membayangkan berbagai kemungkinan itu.
Hanya doa dan permohonan ampun yang dapat kami panjatkan kepada Allah, semoga bencana ini segera berlalu dan kami bisa hidup normal seperti sedia kala lagi

ini beberapa foto yang saya ambil di dekat rumah, 2 hari setelah letusan merapi tanggal 5 november. Tebalnya debu vulkanik benar-benar menghalangi jarak pandang di jalan..